General Management

Cara Menjadi Individu Super

Saya dari dulu selalu penasaran bagaimana “resep rahasia” seorang individu bisa punya prestasi dan performance yang “outstanding”. Awalnya saya mengira mereka bisa “outstanding” karena memang memiliki skill dan kompetensi yang mumpuni dalam menjalankan pekerjaan-nya. Namun lambat laun, saya akhirnya menemukan perbedaan paling “fundamental”, berdasarkan pengalaman dan pengamatan saya selama bekerja.

Individu yang “ordinary” cenderung punya anggapan bahwa hubungan Perusahaan dan Individu hanya bersifat “transaksional” lewat pekerjaan yang diberikan. Sehingga mereka jatuh ke dalam mode “Survival”. Pokoknya KPI tercapai, pokoknya kerja sesuai SOP, pokoknya hari ini saya bisa kerja dengan tenang, pokoknya saya tiap bulan kerja dapat kompensasi dan bonus tahunan, pokoknya arahan atasan saya jalankan. Sehingga berimplikasi pada “produktivitas” yang biasa- biasa saja dan “workstyle” yang apa adanya.

Berbeda dengan individu yang “superior” dan “outstanding”. Justru mereka beranggapan bahwa “Job/pekerjaan” selain merupakan tools mencapai goal Perusahaan, dapat digunakan juga untuk mencapai “goal/purpose” individu itu sendiri.

Mereka paham bahwa saat mereka melakukan pekerjaanya dengan lebih baik (efektif dan efisien), menambah skill-nya, memberikan effort lebih saat bekerja, maka secara tidak langsung, goals perusahaan dan pribadi dapat mereka “gapai” secara bersamaan. Sehingga dapat tercipta “produktivitas” dan “workstyle” yang optimal. Dengan begitu goals pribadi dan goals perusahaan dapat saling bersinergi dan “allign” satu dengan yang lainnya.

Jadi akhir kata , temukan cara untuk meng”align-kan” goals pribadi dan goals perusahaan lewat pekerjaan serta tanggung jawab yang diberikan kepada kita. Dengan begitu kita akan bisa menjadi individu yang “Superior” dan “Outstanding” dalam Organisasi lewat produktivitas dan cara kerja kita yang optimal.

Penulis : Hans Harjono > https://www.linkedin.com/in/hans-harjono-665a85141/


By the way, kalau perlu kursus untuk upgrade skill, bisa ke Coursera atau eTraining Indonesia. Keduanya memberi sertifikat yang recognized di dunia industri.


DAPATKAN SERTIFIKAT KOMPETENSI

Perbesar Peluang Karir dan Kerja

“Seseorang itu diterima kerja / dipromosikan karena skills, dan disukai atau tidak disukai lingkungan kerja karena attitude.”


Rekrutmen Asal-asalan

Di perusahaan yang prakteknya baik, rekrutmen tidak boleh asal-asalan. Kebutuhan untuk merekrut datang dari analisa kebutuhan tenaga kerja. Proses analisa ini harus mempertimbangkan kinerja perusahaan, target yang ingin dicapai, kondisi internal SDM yang ada, kondisi eksternal market, bla bla bla.

Logikanya, perusahaan akan memprioritaskan perekrutan internal (promosi/mutasi), dengan alasan yang jelas: lebih mudah, murah, adaptasi yang lebih cepat, dan memberikan kesempatan peningkatan karir. Kalau tidak ketemu yang pas, barulah merekrut eksternal.

Dalam perekrutan eksternal, prosesnya pun tidak mudah. Untuk membuat kualifikasi posisi, ada proses diskusi HR-User yang terjadi. Lalu saat proses interview, ada interview berbasis kompetensi (dengan segala macam brandingnya). SELAIN sikap kerja, kandidat digali berdasarkan kompetensinya (yang dimiliki saat ini vs yang dibutuhkan dalam bekerja). Intinya, ada cukup banyak proses yang terjadi selain dari yang tampak di permukaan.

Bila perusahaan asal merekrut, maka pertama, perusahaan rugi dari sisi waktu, biaya, dan usaha. Yang namanya perusahaan itu segalanya dihitung dalam bentuk untung/rugi. Bahkan LSM pun punya anggaran.

Kedua, perekrutan yang asal juga beresiko menghasilkan kualitas produk/jasa yang asal juga. Kalau sudah seperti ini, yang rugi adalah pelanggan, perusahaan, dan karyawan.

Ketiga, faktor kesehatan dan keselamatan menjadi taruhannya. Misalnya, mempekerjakan orang yang tidak paham cara welding sebagai welder adalah resiko besar yang dapat berakibat fatal.

Itu baru dari pihak perusahaan. Dari pihak pekerja sendiri, apa dampaknya? Diantaranya kebingungan saat bekerja, kualitas kerja yang dihasilkan, stress, dianggap tidak baik kinerjanya, sampai resiko keselamatan kerja tadi.

Jadi, ini sebabnya merekrut orang tidak boleh sembarangan. Adalah sangat bodoh dan tidak bertanggung jawab bagi perusahaan untuk asal merekrut orang tanpa melihat kecocokan kualifikasi dan kompetensi kerjanya.

Ini hal mendasar yang sebenarnya dipahami oleh HRD dan User, KHUSUSNYA user. Biasanya User adalah orang berpengalaman di dalam bidangnya, memiliki pemikiran yang lebih matang, dan dipercaya oleh perusahaan untuk mengelola tim dan bidang pekerjaan tertentu. Singkatnya, user itu mewakili perusahaan.

Apabila ada yang bicara “sudahlah, HRD.. yang penting sikap kerja. Kalau kompetensinya ngga nyampe, ya ngga apa-apa. Kan ada masa percobaan”, kemungkinannya ada dua.

Satu, dia tidak paham rekrutmen. Kalau begini, mungkin dia belum pas menjadi pihak yang dipercaya perusahaan untuk turut bertanggung jawab dalam memilih anggota (merekrut), apalagi memimpin dan mengelola tim.

Kemungkinan kedua, bila dia paham namun tetap bicara seperti itu, artinya dia sedang berbohong untuk mencari simpati dan popularitas dengan mempermainkan batin orang lain.

Yang manapun itu, orang seperti ini tidak layak dijadikan rujukan.

Penulis : Jeffrey Pratama > https://www.linkedin.com/in/jeffreypratama/


By the way, kalau perlu kursus untuk upgrade skill, bisa ke Coursera atau eTraining Indonesia. Keduanya memberi sertifikat yang recognized di dunia industri.


DAPATKAN SERTIFIKAT KOMPETENSI

Perbesar Peluang Karir dan Kerja

“Seseorang itu diterima kerja / dipromosikan karena skills, dan disukai atau tidak disukai lingkungan kerja karena attitude.”


Prestasi Kerja

Dalam konteks pekerjaan, menurut saya begini:
Pada prinsipnya pekerja dibayar setiap bulan (jika dibayarkan bulanan) adalah kompensasi atas pekerjaan yang sudah diperjanjikan menurut kesepakatan.
Artinya pekerja memang harus menyelesaikan pekerjaan tersebut dengan baik tanpa cela. Saya ulang, tanpa cela.

Atas itulah pekerja tersebut dibayar.

Ketika misalnya dalam kesepakatan target pekerjaannya adalah menghasilkan 10, namun pekerja tersebut kemudian mampu menghasilkan 15, ini prestasi.
Ketika diberikan anggaran operasional 10, namun mampu mengelolanya sehingga hanya menggunakan 8, ini prestasi.
Ketika keluhan pelanggan ada 10 kemudian mampu ditekan menjadi 0, ini prestasi.

Terkait dengan hal ini, sependek pengamatan saya, banyak perusahaan suka salah kaprah dalam membuat kebijakan.

Contohnya, pekerja datang tepat waktu dapat insentif ‘kerajinan’, dan di akhir tahun mendapatkan penghargaan “Karyawan Rajin”, dianggap sebagai prestasi. Padahal itu sudah kewajiban pekerja untuk menjalankan kesepakatan jam kerja.

Pekerja hadir di kantor, dapat tunjangan kehadiran. Lha? Bukannya memang harus hadir ya?

Pekerja datang terlambat, dipotong (tidak seberapa) gajinya, dengan harapan agar disiplin. Padahal tetap saja ada yang terlambat dengan beragam alasan (sampai sekarang).

Contoh kebijakan di atas justru akan menambah pekerjaan administrasi yang berpotensi error dan tidak jarang berujung konflik tidak penting.

Ada juga pekerja yang mampu mengefisiensikan penggunaan anggaran operasional, jangankan mendapatkan ucapan terima kasih, yang ada malah dianggap tidak mampu menghitung budgeting dengan cermat (doh!).

Masih banyak contoh kebijakan absurd lainnya yang saya perhatikan.

Semoga menjawab ya.
Sehat selalu.

Penulis : Sylvanus Hardiyanto > https://www.linkedin.com/in/sylvanus-hardiyanto/


By the way, kalau perlu kursus untuk upgrade skill, bisa ke Coursera atau eTraining Indonesia. Keduanya memberi sertifikat yang recognized di dunia industri.


DAPATKAN SERTIFIKAT KOMPETENSI

Perbesar Peluang Karir dan Kerja

“Seseorang itu diterima kerja / dipromosikan karena skills, dan disukai atau tidak disukai lingkungan kerja karena attitude.”


Antusiasme Pelamar Kerja

Rekruter: “Sebelumnya sudah pernah mendengar tentang perusahaan kami?”

Kandidat: “Belum, Pak”

Rekruter: “Sudah lihat website kami?”

Kandidat: “Hehehe, belum Pak”

Rekruter: “Sudah lihat instagram kami?”

Kandidat: “Oh ya, sekilas aja sih Pak, gambarnya banyak ya”

Rekruter: #tersenyum
*lalu biasanya kemudian saling menatap dengan rekruter yang lain di ruangan itu yang bisa jadi user-nya.

Setelah itu kandidat tersebut mungkin ditandai atau diberi catatan: “Tidak serius mencari informasi tentang perusahaan

Kemudian bisa ditebak hasil dari sesi seleksi tersebut.
Kecuali memang Anda sangat luar biasa, Anda mungkin masih dipertimbangkan.

Namun ketika rekruternya mendapati kandidat lain yang juga luar biasa serta antusias dalam mencari informasi tentang perusahaan yang sedang dilamar, sudah bisa ditebak kandidat mana yang akan dipilih, bukan?

===

Sederhana saja, antusiasme kandidat untuk mendapatkan pekerjaan yang dilamar bisa terlihat juga dari keseriusan kandidat dalam mencari informasi tentang perusahaannya, pekerjaannya, dan hal terkait.

Ini juga tentang perilaku dan kemampuan kandidat dalam menganalisa, “critical thinking”, serta keinginan belajar yang tinggi.

Hal di atas biasanya termasuk dalam kualifikasi yang dicari banyak perusahaan saat ini.

Jadi, sudah tahu kan apa yang harus dilakukan?

Semoga berhasil sesi interview-nya ya.

Sehat selalu.

Penulis : Sylvanus Hardiyanto > https://www.linkedin.com/in/sylvanus-hardiyanto/


By the way, kalau perlu kursus untuk upgrade skill, bisa ke Coursera atau eTraining Indonesia. Keduanya memberi sertifikat yang recognized di dunia industri.


DAPATKAN SERTIFIKAT KOMPETENSI

Perbesar Peluang Karir dan Kerja

“Seseorang itu diterima kerja / dipromosikan karena skills, dan disukai atau tidak disukai lingkungan kerja karena attitude.”


3 Alasan Tidak Lolos Interview

“Mbak Mil, saya sudah beberapa kali interview, dan yakin lolos. Tapi kenapa tiba-tiba gak lolos juga? Apa mungkin saya disalip orang dalem?”

Kemungkinannya banyak.

1 Ada kandidat lain yang memang lebih cocok dibandingkan Anda.

Seringkali Recruitment itu bukan bicara tentang siapa yang paling bagus, tapi siapa yang paling cocok dengan posisi dan kondisi perusahaan.

2 Anda memang tidak lolos, tapi recruiter bersikap manis, dan sulit menyampaikannya.

Bisa jadi karena Recruiternya yang tipikal very nice guy, atau dari sisi Anda-nya yang terlihat belum matang, dan cenderung sulit menerima kenyataan

3 Requirement Job Positionnya berubah.

Misalnya tiba-tiba user minta harus yang sudah pengalaman di industri sejenis, atau tiba-tiba klien yang minta sertifikasi tertentu dalam persyaratan tender

Apapun alasannya, saran saya move on aja.
Berhentilah berkutat terlalu lama pada Job Opening Position yang tidak memberi kepastian kepada Anda, apalagi jika mereka sudah jelas-jelas menyampaikan Anda tidak lolos proses seleksi.

Move On! Jangan sampai karena terlalu fokus kepada perusahaan yang menolak Anda, Anda tidak dapat melihat kesempatan lainnya yang menanti Anda.

Good Luck!

Penulis : Milka Santoso > https://www.linkedin.com/in/milkasantoso/


By the way, kalau perlu kursus untuk upgrade skill, bisa ke Coursera atau eTraining Indonesia. Keduanya memberi sertifikat yang recognized di dunia industri.


DAPATKAN SERTIFIKAT KOMPETENSI

Perbesar Peluang Karir dan Kerja

“Seseorang itu diterima kerja / dipromosikan karena skills, dan disukai atau tidak disukai lingkungan kerja karena attitude.”


Sabar dengan Proses

Sabar! Jangan maunya jadi mie instan yang cepat jadi tapi nggak bergizi.

Saya cukup sering mendengar pekerja muda complain karier mereka stuck dan nggak berkembang. Sudah capek-capek kerja tapi masih belum dapat promosi. Padahal ternyata, mereka baru bekerja satu sampai dua tahun saja. Bahkan ada juga yang sudah mengeluh seperti itu hanya setelah bekerja beberapa bulan lamanya.

Wajar saja ingin ada pengembangan karier, tapi bukan berarti boleh jadi tidak sabaran. Daripada menghabiskan banyak waktu untuk mengeluh dan melamar pekerjaan baru ke sana-sini, kenapa tidak berusaha upgrade diri terlebih dahulu? Pindah ke tempat baru tapi jika belum punya peningkatan kompetensi kemungkinan besar hanya akan kembali mulai dari level staf lagi.

Ketidaksabaran bisa membuat kita mementingkan kecepatan tanpa memedulikan kualitas diri sehingga ujung-ujungnya malah jadi semakin jauh dari goal yang ingin dicapai. Inilah sebabnya ada pepatah yang bilang; patience is a virtue.

Jika ingin naik ke level yang lebih tinggi, pastikan kualitas diri kita juga sudah naik ke level yang lebih tinggi. Bersabar dalam berproses agar tidak malah merugikan masa depan karier kita sendiri.

Keep fighting for your future but be patient on the process.

Patience, persistence, and perspiration make an unbeatable combination for success.

Napoleon Hill

Penulis : Riffa Sancati > https://www.linkedin.com/in/riffa-sancati-60527b9a/


By the way, kalau perlu kursus untuk upgrade skill, bisa ke Coursera atau eTraining Indonesia. Keduanya memberi sertifikat yang recognized di dunia industri.


DAPATKAN SERTIFIKAT KOMPETENSI

Perbesar Peluang Karir dan Kerja

“Seseorang itu diterima kerja / dipromosikan karena skills, dan disukai atau tidak disukai lingkungan kerja karena attitude.”


5 Soft Skill Paling Dicari Rekruter

Bismillah..

Karena kita harus bisa menunjukkan bahwa kita adalah kandidat yang tepat, maka kita harus bisa membuat diri kita terlihat “bold“, atau berkarakter beda dari yang lain..

Berikut soft skill yang paling dicari rekruter ya teman-teman.. Opini pribadi sih..

1 Kemampuan mengikuti arahan

Ini bisa terlihat dari hal yang simpel..
Contoh:
Pas awal apply.. arahannya, tulis subject email, misal: Nama_posisi_domisili.
Tapi tetap saja banyak yang gak sesuai.. banyak faktor sih yang membuat gak sesuai, tapi hal simpel ini bisa jadi indikator kemampuan mengikuti arahan loh..

2 Fleksibilitas dan Tangkas

Kalo istilah serkarang, Agile.. gesit, tangkas.. dan fleksibel..
Bisa terlihat dari cara menjawab saat interview, apakah kamu termasuk yang fleksibel, atau termasuk tipe yang kaku.. Termasuk yang gesit atau lamban.. Istilah orang Jawa klemat klemet.

3 Otentik

Cari ciri diri yang otentik, kamu banget, dan diperlukan untuk posisi tersebut..
Apply untuk posisi finance and accounting, tonjolkan sisi detail dan teliti..
Apply posisi marketing, tonjolkan cara mempengaruhi orang lain.. dll.

4 Honest.

Jujur saat menyampaikan kondisi diri, dalam menjawab interview, dll.. Jangan pernah berbohong dengan kondisi diri kita.

5 Cara mempresentasikan diri.

Ini perlu latihan ya teman-teman, bagaimana cara mempresentasikan dirimu supaya terlihat berbeda..

Misal:

  1. Menyebutkan achievement, prestasi.
  2. Menceritakan cara memecahkan masalah.
  3. Menceritakan saat menghadapi kesulitan.
  4. dll.

Se-simpel apa pun kemampuan kamu, jadikan kekuatan dirimu..

Tapi tidak perlu over selling juga yang mengakibatkan jadi tidak jujur..

Penulis : Anna Y. > https://www.linkedin.com/in/anna-y-6a73b8a6/


By the way, kalau perlu kursus untuk upgrade skill, bisa ke Coursera atau eTraining Indonesia. Keduanya memberi sertifikat yang recognized di dunia industri.


DAPATKAN SERTIFIKAT KOMPETENSI

Perbesar Peluang Karir dan Kerja

“Seseorang itu diterima kerja / dipromosikan karena skills, dan disukai atau tidak disukai lingkungan kerja karena attitude.”


“Sandwich” Employee

Saya ingin berbagi pengalaman sebagai “Sandwich Employee.” Tentu Anda sudah pernah mendengar tentang “Generasi Sandwich.” Nah saya ingin berbagi terkait peran saya sebagai “Sandwich Employee” atau “Karyawan Sandwich.”

Saya mulai merantau dengan pekerjaan yang mapan pertama ketika pertama kali bergabung dengan sebuah perusahaan semiconductor di Batam di tahun 1994-an. Waktu itu saya diberi kepercayaan sebagai Customer Service Engineer meskipun tidak ada background teknik.

Ceritanya tugas & tanggung jawab utama saya adalah menjadi wakil dari customer saya dalam memantau proses produksi barang mereka yang dipercayakan kepada perusahaan tempat saya bekerja itu. Waktu itu kalau tidak salah saya punya customer base is US East Coast & beberapa di Asia.

Setiap hari saya harus memastikan proses produksi chipset mereka sesuai jadwal produksi yang dikeluarkan oleh departemen produksi. Kalau ada kendala yang menyebabkan keterlambatan saya harus menjelaskan why. Untuk mengerti why itu saya harus berjibaku dengan para Expat di production line. Sering juga masalah tidak di produksi tetapi di department QA yang juga dikepalai oleh Expat waktu itu.

Di satu sisi saya tidak bisa bilang ke customer bahwa kita ada quality issue sehingga barang ditahan oleh Dept. Quality jadi ada keterlambatan. Bisa runyam kalau customer tahu. Di sisi lain terjadi konflik kepentingan antara departemen produksi & departemen QA.

Sementara saya harus membuat laporan ke customer saya apa yang terjadi. Maka mengarang indahlah yang kulakukan – istilahnya berbohong untuk kebaikan bersama namun at the end customer tetap akan mendapatkan produk akhirnya dengan standar mutu terbaik. Tentu saya tidak bisa begitu saja mengarang indah, harus ada data. Nah data inilah yang kadang sulit didapatkan – harus melewati para macan penguasa :).

Bayangkan betapa stresnya posisi saya seperti itu hampir setiap hari harus mengemis minta data produksi & merayu orang QA agar produk customer saya di release segera. Sementara para Expat itu menganggap mereka lebih superior jadi saya nggak dianggap.

Pernah terlintas untuk mengempeskan ban mobil mereka – saking jengkelnya 🙂 untung tidak kulakukan waktu itu.

Namun saya belajar banyak hal dari pengalaman tersebut. Moral of the story is: Jangan memendam dendam kepada siapa-pun seberapapun jengkelnya kita, terlebih dalam konteks professional karena masing-masing punya tugas & tanggung jawab. Serta tentunya punya style tersendiri dalam menjalankan tugasnya sehari-hari.

Itulah bagian dari company culture, you fight or flight.

Semoga bermanfaat.

Penulis : Ramli Halim > https://www.linkedin.com/in/ramlihalim/


By the way, kalau perlu kursus untuk upgrade skill, bisa ke Coursera atau eTraining Indonesia. Keduanya memberi sertifikat yang recognized di dunia industri.


DAPATKAN SERTIFIKAT KOMPETENSI

Perbesar Peluang Karir dan Kerja

“Seseorang itu diterima kerja / dipromosikan karena skills, dan disukai atau tidak disukai lingkungan kerja karena attitude.”


Jawaban untuk Mengapa Kami Harus Memilih Anda?

Banyak kandidat akan menjawab sejumlah alasan diplomatis, antara lain : saya pekerja keras, komitmen, sehat, pantang menyerah, team player, “can do attitude” disuruh apa aja ngerjain tanpa ngedumel, adaptif dan seterusnya.

Hm… berarti Anda adalah kandidat ke 999.999 yang menjawab sama sesuai template di atas? Lantas, apa bedanya Anda dengan orang ke 999.998 sebelumnya?

Saran saya :

1 Pahami kriteria-kriteria yang dipersyaratkan.

Anda lihat kembali info Lowongan Kerja-nya, Anda tulis apa saja kriteria yang diperlukan, Anda cek industri dan posisi perusahaan tersebut terhadap industri dan Anda tambahkan kriteria-kriteria tersebut.

Kemudian setelah jadi sebuah kriteria baru tersebut, barulah..

2 Anda jabarkan bagaimana cara Anda menyakinkan Rekruter atas poin-poin tersebut.

Misalnya : di LoKer diinfokan bahwa mereka membutuhkan seorang yang Analitikal. Dan Anda searching tentang industri, dan posisi perusahaan di industri, Anda lebih memahami maksud dari kebutuhan ini yakni Anda akan diminta mencari, membaca, menginterpretasikan, mempresentasikan sejumlah data grafis terkait historikal achievement / result perusahaan.

Maka : tuliskan di secarik kertas bagaimana pengalaman Anda di perusahaan sebelumnya, bisa selaras dengan kebutuhan tersebut.

Misalnya : Anda memang terbiasa membaca data grafik, flow chart, tabel, dst-nya serta menganalisis sebab akibat serta menawarkan opsi-opsi solusi. Maka, hal itu yang Anda tuliskan di kertas tersebut. DITAMBAH, prestasi Anda. Misalnya, ada suatu ketika, karena analisis Anda, perusahaan jadi menyadari ketidakefisiensi-an produksi selama ini.

Mengapa harus ditulis? Karena otot motorik Anda diajak untuk mengingat. Dan Anda dilatih untuk menata kata. Jadi, Anda siap sebelum interview. Bahkan, Anda bisa cantumkan di CV Anda.

Tentu masih banyak contoh yang lainnya.

Intinya : Pahami kebutuhan (kriteria)-nya apa saja & Jawab Pertanyaan di atas sesuai pengalaman Anda yang sesuai kebutuhan kriteria. Jangan menjawab template alasan yang juga dilakukan ribuan orang sebelum Anda.

Jangan menjadi orang ke 999.999 yang menggunakan alasan yang sama!

Penulis : Handoko Gani, MBA. > https://www.linkedin.com/in/handokogani/


By the way, kalau perlu kursus untuk upgrade skill, bisa ke Coursera atau eTraining Indonesia. Keduanya memberi sertifikat yang recognized di dunia industri.


DAPATKAN SERTIFIKAT KOMPETENSI

Perbesar Peluang Karir dan Kerja

“Seseorang itu diterima kerja / dipromosikan karena skills, dan disukai atau tidak disukai lingkungan kerja karena attitude.”


CV = Iklan Diri

Bayangkan saat Anda lagi lihat iklan sebuah produk. Kalau kita merasa hal-hal tersebut cocok dengan kebutuhan, tentu kita jadi pengen beli kan?

Begitu pula dengan rekruter sebuah perusahaan saat melihat sebuah CV. Skill yang relevan dengan sebuah posisi yang dilamar akan memperbesar kemungkinan mendapatkan posisi yang diinginkan.

Biasanya ada soft skill dan hard skills yang dimasukan di CV.

Nggak hanya itu saja, kadang ditambahkan dengan interpersonal skills untuk meyakinkan pembacanya bahwa kita qualified candidate.

[Soft Skill]

Soft skill adalah kualitas diri yang digunakan untuk berinteraksi dengan orang lain secara efektif dan harmonis. Dari definisi oleh Oxford Dictionary, soft skill adalah kemampuan interpersonal, kecerdasan emosional, dan sejenisnya. Soft skill biasanya didapatkan bukan dari pendidikan formal, tetapi dari pengalaman-pengalaman dalam hidup. Akan tetapi, beberapa juga bisa dilatih.

Rekruter biasanya melihat soft skill untuk menilai karakteristik seorang kandidat. Soft skill yang bisa dicantumkan di CV adalah yang relevan dengan pekerjaan yang dilamar atau soft skills yang banyak dicari misalnya teamwork, collaboration, negotiation, presentation, dll.

[Hard Skill]

Hard skill adalah kemampuan khusus yang dibutuhkan untuk suatu profesi atau jenjang karier secara profesional. Jenis skill ini bisa diukur secara objektif dan dievaluasi, bisa dinilai secara numerik juga.

Contohnya, Anda akan melamar pekerjaan sebagai seorang social media specialist. Berarti, hard skill yang harus dimiliki adalah social media marketing dan analytics.

Hard skill lainnya yang mungkin dimasukkan ke dalam Resume adalah:

  • content writing
  • video editing
  • digital photography.

Selain itu, juga perlu memasukkan hard skill teknis. Skill teknis ini adalah keahlian yang dibutuhkan untuk bisa melakukan hard skill dengan optimal.

Untuk bisa menjadi social media specialist yang andal, skill teknis yang dibutuhkan salah satunya adalah bisa mengoperasikan tools-tools analytics, editing, media sosial, dan lainnya.

Gimana cara penulisannya?

  1. Jangan hanya menulis skill-nya saja, tetapi jelaskan bagaimana skill tersebut bermanfaat dalam pekerjaanmu, misalnya “Leadership and Teamwork: Leading social media team and work with Creative Dept to present campaign X between Q2 2021″
  2. Use impactful words: lead, strategize, created, managed, initiated.
  3. Relevant Keywords, sesuai posisi yg dilamar, misalnya : copywriting, social media, analytics, data management, SEO, SEM dll.

Useful? Feel free to share!

Penulis : Patricia Setyadjie > https://www.linkedin.com/company/patriciasetyadjie/


By the way, kalau perlu kursus untuk upgrade skill, bisa ke Coursera atau eTraining Indonesia. Keduanya memberi sertifikat yang recognized di dunia industri.


DAPATKAN SERTIFIKAT KOMPETENSI

Perbesar Peluang Karir dan Kerja

“Seseorang itu diterima kerja / dipromosikan karena skills, dan disukai atau tidak disukai lingkungan kerja karena attitude.”