Sudah Tidak Kompeten, Tak Merasa Pula..

Monika kesal bukan kepalang. Hari ini ia pulang ke rumah dengan membawa penat selepas menembus macet Jakarta yang makin parah. Harapan untuk beristirahat dengan nyaman di rumah menjadi pupus manakala menyaksikan kalau rumahnya terasa berantakan. Sementara Inem, sang asisten rumah tangga barunya tampak asyik bercengkerama dengan sejawatnya dari rumah sebelah.

Monika pun memanggil Inem dan menegurnya kenapa rumah masih berantakan. Dengan wajah polos, Inem menjawab“Mau dirapikan seperti apa lagi bu? Ini kan udah rapi banget.” Kejengkelan Monika makin bertambah karena Inem tidak merasa keliru, malah merasa sudah bekerja dengan baik..

Belum sempat menjawab, mata Monika keburu melihat tumpukan pakaian yang baru dikeluarkan dari mesin cuci. Mata nya terbelalak melihat baju putih kesayangannya terkena luntur dari kaos olahraga anaknya. “Mbak, kamu kan harusnya tahu kalo cuci baju tidak boleh dicampur antara pakaian putih dan berwarna !” Habis itu Monika speechless dan masuk ke kamarnya.

Menjelang tidur Monika curhat panjang lebar sama suaminya. Namun dengan kalem suaminya hanya komentar “Apa sebelumnya kamu sudah ajari dia belum? Kalau belum, ya bukan salahnya Inem” sambil terus meneruskan membaca buku.

Monika sebel, tapi ia pun mengingat-ingat bahwa memang dia belum pernah mengajari Inem menjalankan tugasnya. Dia pikir karena Inem itu Asisten Rumah Tangga yang dikirim ibunya, seharusnya dia sudah tahu bagaimana melaksanakan tugasnya.

Dalam kehidupan korporasi, seringkali ditemukan karyawan yang tidak kompeten dan tidak memahami bagaimana menjalankan tugas dan pekerjaannya. Namun tidak jarang mereka malah tidak merasa kalau mereka tidak kompeten, justru mereka merasa sangat kompeten.

Ini yang dikenal sebagai Kruger-Dunning Effect bahwa orang yang tidak kompeten akan :

  1. gagal menyadari kekurangan skill mereka sendiri
  2. gagal mengenali kelebihan orang lain
  3. gagal menyadari tingkat ketidakmampuan mereka sendiri
  4. baru menyadari dan mengetahui kekurangan skill mereka setelah diberikan pelatihan untuk peningkatan skill tersebut

Pemahaman Kruger Dunning effect penting disadari oleh setiap Manager dan dampaknya terhadap pekerjaan.

Sebagai contoh kita ambil proses promosi menjadi manajer. Untuk orang yang telah dipromosikan menjadi Manajer, maka wajar semua pihak akan menganggap dan berharap ia memahami apa tugasnya dan kunci sukses yang diperlukan sebagai seorang manajer. Nah, pada saat sang Manajer tidak kompeten semua orang akan bertanya bagaimana proses promosi nya?

Dalam prakteknya, proses promosi ada 3 situasi :

  1. Promosi dilakukan karena karyawan tersebut sukses di posisi sebelumnya dan telah dievaluasi bahwa ia menguasai keahlian dan kompetensi di posisi barunya. Ini adalah situasi yang sangat ideal.
  2. Promosi dilakukan karena karyawan telah sukses di posisi sebelumnya sehingga diasumsikan ia akan mengulang sukses di posisi barunya. Padahal belum tentu ia menguasai dan memiliki keahlian di posisi baru nya.
  3. Promosi dilakukan karena posisi tersebut harus segera diisi dan tidak ada kandidat lain.

Dalam proses promosi ini terkadang prakteknya tidak melibatkan karyawan yang dipromosikan itu sendiri. Sehingga akibatnya, karyawan tersebut tidak tahu, apakah ia dipromosikan karena situasi yang mana. Mulailah karyawan berasumsi.

Bisa jadi, walaupun faktanya situasi ke-3 yang menjadi alasan promosi, tapi dia berasumsi, bahwa dia dipromosikan karena situasi ke-1 yang ideal tadi. Bila hal ini terjadi, maka yang disimpulkan oleh Kruger dan Dunning pun ikut terjadi.

“Sudah Tidak Kompeten, Tak Merasa Pula”

Oleh karena itu, apapun alasan dan situasi promosinya, terlepas dari persiapan sebelum promosinya, sangat penting dan kritikal bagi atasan untuk selalu memberikan coaching kepada bawahannya (lihat Silabus Coaching for Optimal Performance ).

Selalu memberikan pembinaan dan bimbingan bagaimana cara menjalankan tugas dan mencapai sasaran dalam jabatan yang disandang saat ini. Hal ini untuk memastikan bahwa memang karyawan kita memahami dan menguasai pekerjaan barunya. Jangan sampai karyawan kita PeDe hanya karena tak sadar kalau ia belum mampu.

“ignorance more frequently begets confidence than does knowledge” – Charles Darwin (1871)

Dan Monika malam itu tidur dengan resolusi untuk mengajari Inem, bagaimana merapikan rumah dan mencuci pakaian yang benar.


By the way, kalau perlu kursus untuk upgrade skill, bisa ke Coursera atau eTraining Indonesia. Keduanya memberi sertifikat yang recognized di dunia industri.


DAPATKAN SERTIFIKAT KOMPETENSI

Perbesar Peluang Karir dan Kerja

“Seseorang itu diterima kerja / dipromosikan karena skills, dan disukai atau tidak disukai lingkungan kerja karena attitude.”