Pernah di suatu hari di tempat kerja saya yang lama, saya mengalami kejadian yang sangat memalukan bagi saya.
Saya adalah orang HR, dan saya banyak berurusan dengan orang Finance. Hubungan saya dengan si Ibu Manager Finance ini bisa terbilang sangat baik. Mungkin karena saya berhasil memperbaiki proses kerja yang agak kacau sebelumnya, dan saya juga membangun hubungan informal yang cukup baik.
Hingga suatu ketika, saat itu saya baru saja kedatangan staff baru. Dan saya bermaksud memperkenalkan staff baru saya ini kepada Ibu Manager Finance untuk mempermudah koordinasi kedepannya.
Namun tak disangka, mood Ibu Manager Finance itu sedang tidak baik, saya pun lupa persisnya apa masalah saat itu, tapi di depan staff saya Ibu ini memarahi saya.
Dari sekian banyak pengalaman pahit dalam karir saya, mungkin hal itu adalah salah satu pengalaman yang paling memalukan bagi saya.
Hubungan kami agak merenggang. Saya cukup lama tidak mau mampir ke ruangan Ibu itu, padahal kadang saya mampir tanpa ada alasan apapun. Memang membangun hubungan informal saja.
Tapi akhirnya kami mulai berkomunikasi lagi. Bahkan, ketika saya resign, Ibu itu termasuk dari salah satu rekan kerja saya yang paling bersedih.
Saya tau bahwa kejadian atasan memarahi bawahan adalah hal yang biasa. Tidak terkecuali, atasan memarahi bawahan di depan umum. Pernah ada seorang teman yang dimaki-maki oleh atasannya sehingga terdengar 1 lantai gedung.
Wahai Bapak/Ibu Leaders, memarahi anak buah di depan umum adalah hal yang tidak efektif. Tujuan leaders marah adalah untuk membangun kesadaran anggota tim, serta agar tidak terulang lagi di masa depan.
Marah itu boleh. Bahkan harus. Namun cara marahnya yang perlu kita pahami mana yang efektif dan tidak efektif.
Memarahi anak buah di depan umum bukannya membuat anak buah sadar akan kesalahannya, tapi justru beresiko membangun rasa sakit hati bahkan dendam. Anak buah bukannya sadar, malah ingin resign.
Tips memarahi anak buah yang efektif:
1. Bicara 4 mata di ruangan tertutup di waktu khusus
2. Sampaikan hal spesifik yang membuat Anda kecewa, jangan melebar kemana-mana. Jangan menyerang pribadi.
Misal:
“Kamu kok bodoh, malas, ga becus, dll”.
Melainkan,
“Kamu tidak menjalankan SOP dengan benar.”
“Pekerjaan kamu tidak sesuai dengan arahan saya kemarin”,
“Mengapa kamu tidak tepat waktu?”
3. Jelaskan apa dampak dari kesalahan spesifik yang dia buat
Misalnya:
“Kalau kamu melanggar SOP, kamu membahayakan diri sendiri dan rekan kerja kamu”
“Kalau kamu datang terlambat, kamu tidak menghargai rekan kerja kamu yang datang tepat waktu, belum lagi target pencapaian kita terhambat”
4. Tanyakan kepada anak buah, bagaimana pendapat dia atas apa yang sudah kita sampaikan. Berikan ia kesempatan untuk menjelaskan dari sudut pandang dia.
5. Setelah mendengar sudut pandangnya, jangan bedebat melainkan langsung fokus pada rencana perbaikan kedepan. Dan monitor anak buah agar terus berprogress.
Semoga bermanfaat.
Penulis : Rono Jatmiko > https://www.linkedin.com/in/rono-jatmiko-b5a6a329/
By the way, kalau perlu kursus untuk upgrade skill, bisa ke Coursera atau eTraining Indonesia. Keduanya memberi sertifikat yang recognized di dunia industri.
DAPATKAN SERTIFIKAT KOMPETENSI
Perbesar Peluang Karir dan Kerja
“Seseorang itu diterima kerja / dipromosikan karena skills, dan disukai atau tidak disukai lingkungan kerja karena attitude.”