Menjadi Diandalkan atau Dimanfaatkan?

“Mbak Mil, diandalkan dan dimanfaatkan kan bedanya tipis ya. Bagaimana caranya kita bisa menjadi orang yang diandalkan, tapi tidak menjadi orang yang dimanfaatkan?”

Saya bagikan Dua prinsip dasar dulu ya:

1. Kita tidak akan bisa menjadi orang yang diandalkan, JIKA KITA TAKUT dimanfaatkan.

Kita harus waspada, tapi tidak boleh takut. Kewaspadaan adalah seperti helm, atau seatbelt yang kita gunakan pada waktu berkendara. Hal ini mengurangi resiko kecelakaan kita, tapi tidak menahan laju kendaraan kita, sehingga kita tetap bisa sampai tujuan.

Ketakutan adalah seperti rantai yang membelenggu roda kendaraan kita. Jika kita tidak melepaskannya kita tidak akan bisa kemana-mana.

2. Kita akan merasa dimanfaatkan seseorang jika kita tidak dapat menemukan keuntungan dari interaksi kita dengan orang tersebut. Kita merasa hanya memberi, memberi dan memberi tanpa pernah mendapatkan.

Sebaliknya, jika kita dapat menemukan hal yang dapat kita syukuri dari hubungan kita dengan orang tersebut, kita tidak akan merasa dimanfaatkan. Meskipun orang itu memang ingin memanfaatkan kita, namun kita tidak menjadi orang yang hanya dimanfaatkan.

Lalu bagaimana cara penerapan dua konsep dasar ini, terutama di bidang pekerjaan?

1. Jangan takut dimanfaatkan.
Giving your Best, doing extra miles.
Jangan hitung-hitungan dalam pekerjaan.

2. Tetap waspada.
Menggunakan seatbelt bukan berarti Anda boleh berkendara 300 km jam, dan menerobos di bahu jalan.

Anda harus tahu aturan main yang ada di setiap perusahaan. Jika aturannya Anda berhak atas lembur, Anda patut untuk menanyakan lembur Anda, jika Anda tidak mendapatkannya. Jika pada perjanjian kerja tercantum Anda seharusnya mendapatkan uang pulsa, Anda perlu menanyakannya jika Anda tidak menerimanya.

Anda juga harus tahu kapan harus berkata stop kepada atasan Anda, dan meminta waktu istirahat Anda.

Jangan sampai Anda menjadi orang andalan di kantor, tetapi kemudian tidak bisa diandalkan di tengah keluarga Anda.

Hard Conversation is important, termasuk percakapan dengan atasan Anda.

3. Temukan hal-hal yang Anda patut syukuri dari pekerjaan Anda.

Penambahan pekerjaan memang tidak selalu diiringi dengan penambahan gaji, tapi pasti selalu diiringi dengan penambahan kompetensi.

Bersyukurlah untuk hal itu.

Jika atasan Anda meminta Anda melakukan tugas-tugasnya, bersyukurlah, karena Tuhan sedang mempersiapkan Anda untuk layak dipromosi.

Manusia memang dapat mereka-rekakannya untuk kejahatan, namun Allah mereka-rekakannya untuk kebaikan.

Sadarilah hal itu!

Have a Great Day Great Fighter.

Be Blessed.

Penulis : Milka Santoso > https://www.linkedin.com/in/milkasantoso/


By the way, kalau perlu kursus untuk upgrade skill, bisa ke Coursera atau eTraining Indonesia. Keduanya memberi sertifikat yang recognized di dunia industri.


DAPATKAN SERTIFIKAT KOMPETENSI

Perbesar Peluang Karir dan Kerja

“Seseorang itu diterima kerja / dipromosikan karena skills, dan disukai atau tidak disukai lingkungan kerja karena attitude.”