Passion Saja Tidak Cukup

Beberapa bulan lalu saat saya , Pak Peter Febian dan Pak Rio Tinto Sirait sedang sharing ke anak-anak muda di dalam sebuah forum. Salah satu peserta bertanya soal Passion. Benarkah dengan memiliki Passion kita akan bahagia menjalankan aktifitas yang saat ini kita tekuni? Lalu saat kita merasa tidak bahagia apakah itu bukan Passion kita?

Sebetulnya soal “Passion” bukanlah hal yang baru yang kita dengar. Banyak banget buku-buku pengembangan diri yang membahas ‘mahluk’ ini. Namun konsep Passion dipatahkan mentah-mentah oleh Cal New Port dalam buku yang dikarangnya berjudul Don’t Follow Your Passion.

Sebab menurutnya passion baru ada/muncul ketika kita sudah mendalami apa yang sudah lama kita kerjakan. Jadi bukan passion dulu baru mencari dan menjalani pekerjaan yang kita sukai, namun sebaliknya. Menjalani pekerjaan terlebih dahulu hingga menjadi mahir dan terbiasa lalu munculah sebuah passion didalam hidup kita. Sehingga dalam prosesnya tidak selamanya enak ada jatuh bangun dan tanggung jawab yang perlu ditempuh.

Well, daripada kita berdebat soal Passion saya ingin menawarkan konsep lain yaitu IKIGAI. Konsep ini pertama kali dikenalkan oleh orang-orang Okinawa, Jepang. Secara sederhana diartikan sebagai a reason for wake up or for being atau alasan untuk bangun pagi atau hidup.

Secara lebih singkat bisa diartikan sebagai tujuan hidup kita. Lebih dalamnya lagi IKIGAI adalah makna hidup kita, panggilan jiwa kita. IKIGAI lah yang membuat seseorang bangun pagi dengan bersemangat. IKIGAI LAH yang membuat seseorang mampu menikmati hidupnya dengan puas dan bahagia. Pertanyaan saya, apa IKIGAI kamu? Untuk memudahkannya mari kita bedah satu persatu.

Terdapat empat elemen kunci yang membentuk konsep IKIGAI diantaranya PASSION, MISSION, PROFESSION dan VACATION. Ketika tujuan hidup kalian sudah bisa menggabungkan empat hal tersebut, maka itulah yang disebut dengan IKIGAI. Nah, untuk bisa menemukannya, kamu kudu menjawab dulu beberapa pertanyaan kunci mengenai IKIGAI ini. Sudah siap?

Pertama kita memulai dari pertanyan, Apa yang kamu sukai bahkan cintai? Dimana kamu bisa menjadi lupa waktu dan semangat dalam melakukannya?

Kedua, kemampuan apa yang kamu kuasai? Aktifitas apa dimana kamu mahir dalam melakukannya?

Di bagian ketiga, apa yang dunia atau pasar butuhkan? Adakah yang mau mendengar, membaca, membeli apa yang kita lakukan?

Pertanyaan keempat adalah, kamu dibayar karena melakukan apa? Apa pekerjaan yang dimana kamu dapat bayaran? Apakah yang kamu lakukan mendapatkan bayaran?

Nah….. Perpaduan antara apa yang kamu sukai dan apa yang kamu mampu lakukan inilah yang disebut dengan Passion. Lain lagi dengan perpaduan antara apa yang kamu sukai dan apa yang dunia butuhkan dinamakan MISSION. Sedangkan antara yang kamu mampu lakukan sekaligus mendapatkan gaji disebut dengan PROFESSION. Dan terakhir perpaduan antara yang dunia butuhkan dengan dapat kamu lakukan agar mendapat bayaran disebut dengan VACATION.

Nah disaat bersamaan melakukan PASSION & PROFESSION, kamu akan merasakan puas namun masih kurang bermanfaat. Ketika menjalankan PASSION & MISSION, kamu merasa senang dan sempura. Sayangnya, kamu masih kurang sejahtera. Ketika pekerjaanmu sudah memenuhi MISSION dan VOCATION, mungkin kamu akan gembira dan puas diraih. Tapi kamu penuh keraguan. Saat VOCATION & PROFESSION dijalani, sudah pasti kamu nyaman. Tapi efeknya, kamu menjalani kekosongan. Sebab kamu tidak mencintai apa yang kamu lakukan.

Itulah kenapa diawal saya katakan Passion saja tidak cukup. Yuk! Mari pelan-pelan kita mengassement diri kita untuk mencari apa sebenernya IKIGAI kita.

by Aristha J. Kusuma > https://www.linkedin.com/in/aristhajkusuma/


By the way, kalau perlu kursus untuk upgrade skill, bisa ke Coursera atau eTraining Indonesia. Keduanya memberi sertifikat yang recognized di dunia industri.


DAPATKAN SERTIFIKAT KOMPETENSI

Perbesar Peluang Karir dan Kerja

“Seseorang itu diterima kerja / dipromosikan karena skills, dan disukai atau tidak disukai lingkungan kerja karena attitude.”