Kenapa sih kita takut membuat sesuatu yang baru? Seperti tulisan atau content? Ya karena kita takut dinilai bodoh oleh orang lain. Padahal ya memang ketika awal memulai pasti kemungkinan kita terlihat bodoh sangat-sangat besar, mungkin 99% nya terlihat bodoh. Tapi dari sanalah kita terus belajar dan memperbaiki diri, sampai akhirnya kita menjadi ahli, dan mulai terbiasa dengan aktifitas yang dulu sangat sulit kita mulai.
Ketika awal melamar kerja juga sama, mungkin kita dikuliahan pintar sekali, pengalaman organisasi juga banyak. Tapi karena grogi, kita jadi kurang all out dalam komunikasi. Ujung-ujungnya ya ditolak. Tapi gak apa-apa, boleh kan coba ke perusahaan lain? Disisi yang lain kita juga sambil memperbaiki diri juga dengan belajar agar bisa lebih baik di proses recruitment berikutnya.
Belajarlah berdamai dengan kegagalan, dari setiap kegagalan yang kita terima, pasti ada pelajaran yang bisa kita ambil. Saya teringat juga diawal kali menulis di LinkedIn, tulisan saya sedikit sekali yang baca. Tapi karena ingin mencoba membantu company branding diperusahaan dan juga memang suka berbagi dengan orang lain soal pengalaman saya, akhirnya saya coba konsisten dan akhirnya cukup banyak dapat pembaca. By the way, terima kasih ya sudah membaca.
Jadi ya jangan takut terlihat bodoh, karena kemungkinan besar diawal mencoba pasti terlihat bodoh. Ya wong belum ada pengalaman ditambah grogi juga. Jadi santai aja kalau salah, yang penting segera perbaiki. Fail fast, learn fast, launch fast, iterate later. Jadi buat rekan-rekan yang baru ingin memulai, wes udah mulai aja. Gagal mah biasa, karena gagal juga termasuk proses kita untuk menemukan jalan untuk mencapai kesuksesan kita.
Semoga sukses dan sehat selalu rekan2 sekalian.
Penulis : William Wijaya > https://www.linkedin.com/in/william-wijaya-411339105/
By the way, kalau perlu kursus untuk upgrade skill, bisa ke Coursera atau eTraining Indonesia. Keduanya memberi sertifikat yang recognized di dunia industri.
DAPATKAN SERTIFIKAT KOMPETENSI
Perbesar Peluang Karir dan Kerja
“Seseorang itu diterima kerja / dipromosikan karena skills, dan disukai atau tidak disukai lingkungan kerja karena attitude.”