Kekonyolan Test Market

Another test market. Melamar ke tempat lain, dan diterima. Di offer tapi masih “menawar” untuk diberi lebih tinggi.

Disaat masih proses nego, dia sudah tidak sabar untuk bermain di dua kaki. Langsung maju ke atasannya di perusahaan tempat dia bekerja saat ini, mengajukan resignation.

Alih2 berharap diretensi. Ternyata APPROVED resignation.

Kaget. Tapi sudah terlanjur. Sekarang yang namanya test market company lain awalnya main-main, jadi beneran “NGAREP” karena sudah diapproved resignationnya.

Dan esoknya diberi surat bahwa offer yang dia minta dengan angka sekian tidak disetujui, dan mereka membatalkan offer karena ada candidate (BACK UP) yang setuju dengan offer mereka tanpa tawar – menawar.

Lihat kondisinya.

DARI awalnya main-main cuman test market, akhirnya jadi #talentready #jobseeker.

Dan selama 17 bulan harus menjadi #talentready #jobseekers, mencari kesana kemari tidak mendapatkan kerja. Untung belum berkeluarga. Baru mendapatkan kerja seminggu lalu.

Coba kalau sudah berkeluarga apa jadinya jika mau main2 test market.

Please think twice.

Test market2an bukan jamannya.

Apalagi networking sekarang cepat sekali.

Dan dengan background check dari company ke candidate yang melamar, mau tidak mau informasi akan lebih cepat diketahui. Sehingga bukan tidak mungkin, perusahaan saat ini tempat bekerja sudah mengetahui apakah anda sedang melamar ke tempat lain either itu test market atau betulan.

Kalau memang you are good, dan memang niat nyari kerja, GPP.

Tapi kalau cuman sekedar test market, saat ini lebih baik berhati-hati. Jangan sembarangan. Apalagi yang sudah berkeluarga. Think twice. Think about your family.

Penulis : Ang Harry Tjahjono > https://www.linkedin.com/in/angharrytjahjono/


By the way, kalau perlu kursus untuk upgrade skill, bisa ke Coursera atau eTraining Indonesia. Keduanya memberi sertifikat yang recognized di dunia industri.


DAPATKAN SERTIFIKAT KOMPETENSI

Perbesar Peluang Karir dan Kerja

“Seseorang itu diterima kerja / dipromosikan karena skills, dan disukai atau tidak disukai lingkungan kerja karena attitude.”