Kerja di Luar Negeri Lebih Enak dari Dalam Negeri? Kerja di perusahaan Amerika lebih enak dibandingkan perusahaan Jepang? Apakah Benar?
Saya pernah membaca cerita dari Pak Niko, CEO dari Questmotors dan Fomo Indonesia. Beliau pernah bekerja di pabrikan mobil Honda lalu pindah ke perusahaan pabrikan lain yaitu Tesla. Beliau bercerita pernah bekerja paling lama di Honda selama 38 jam non stop. Tapi setelah pindah ke Tesla, ternyata tekanannya lebih EDAN lagi dibandingkan di Honda.
Niko bercerita diberikan Handphone oleh perusahaan Tesla, dimana awalnya dia senang sekali. Tapi ternyata HP itu tidak pernah berhenti berdering, bahkan sampai menganggu waktu tidur Pak Niko. Di Tesla beliau mengerjakan banyak hal, karena di Tesla tenaga kerjanya tidak terlalu banyak, jadi beliau dituntut untuk mengetahui banyak hal dan mengerjakan banyak hal. Tapi beliau senang sekali karena MENDAPATKAN banyak KESEMPATAN BELAJAR hal baru.
Dari pengalaman tersebut, dia memilih untuk pulang ke Indonesia dan mendirikan 2 perusahaan startup, padahal dia sudah mendapatkan gaji 1 Miliar di Tesla Amerika loh. Wow..
Jadi buat yang berpikir kerja disono enak, disana enak. Ya semuanya punya tantangannya masing-masing, tidak ada yang mudah didunia ini kalau mau LUAR BIASA HEBAT. Kalau mau biasa-biasa ya mungkin mudah, karena tinggal ikuti aja kebiasaan lingkungan setempat, ya kita selamat. Tapi kalau mau Rise Above the Crowd, anda harus menjadi orang yang lebih baik dari lingkungan Anda dan HARUS terus mau belajar & open minded dengan hal-hal baru yang selalu datang seiring berkembangnya zaman.
Semoga sukses dan sehat selalu rekan-rekan sekalian.
Penulis : William Wijaya > https://www.linkedin.com/in/william-wijaya-411339105/
By the way, kalau perlu kursus untuk upgrade skill, bisa ke Coursera atau eTraining Indonesia. Keduanya memberi sertifikat yang recognized di dunia industri.
DAPATKAN SERTIFIKAT KOMPETENSI
Perbesar Peluang Karir dan Kerja
“Seseorang itu diterima kerja / dipromosikan karena skills, dan disukai atau tidak disukai lingkungan kerja karena attitude.”