Mendingan Pulang Saja

Pernah di awal tahun 2019 saya dipanggil interview oleh sebuah perusahaan. Karena ada posisi yang cukup bagus memimpin sebuah pabrik.
Recruiter-nya tertarik karena melihat profile saya di LinkedIn.

Si recruiter-nya sampaikan, interview jam 09.00 pagi ya Pak, kalau bisa 30 menit sudah sampai di tempat. Baik Bu, jawab saya.

Singkat cerita, sebelum jam 08.30 saya sudah di lokasi yang dijanjikan, di sebuah gedung megah, tower building milik perusahaan itu sendiri. Keren.. terucap dalam hati saya. Perjalanan cukup melelahkan, sekitar 2 jam dari rumah.

Setelah konfirmasi ke resepsionis, saya dipersilahkan duduk di ruang tunggu, pas di depan resepsionis, “Nanti akan dipanggil ya pak kalau HRD-nya sudah siap”. Baik Bu.. ucap saya.

Jam 09.00 sudah tiba, kok belum dipanggil. 30 menit setelah itu saya tanyakan kembali, “tunggu ya pak” katanya.

Jam 10.00 tiba… Hati sudah mulai berkecamuk, wah 1,5 jam saya duduk di sini tidak ada kepastian. Mendingan pulang saja, terus terang saya merasa tidak dihargai. Tapi batin saya berbisik, tunggulah 30 menit lagi, kalau tidak ada pulang saja. OK, gumam dalam hati.

Jam 10.15-an akhirnya HRD tiba, silahkan ke ruangan pak, maaf sudah menunggu. Langsung saja ya pak, silahkan kerjakan lembar psikotest-nya, saya akan kembali 30 menit lagi.

Terus terang pada saat itu, saya isi ngasal, dah gak semangat lagi, ya.. udalah yang penting beres cepat pulang. Setalah selesai, HRD itu tiba, oke pak, selanjutnya interview dengan user ya pak. Selang 5 menit datanglah seseorang ke ruangan, bawa CV saya, duduk buka-buka CV, tanya-tanya sambil mata dan tangannya sibuk buka HP, chating-chating. Sepanjang saya jelaskan untuk pertanyaannya, beliau nguap-nguap, dengan tanggapan alakadarnya.

Hanya 20 menitan interview itu, singkat, karena terus terang saya sudah gak antusias dengan semua yang terjadi. Setiap beliau tanya, ada tanggapan/pertanyaan? Saya bilang cukup Pak.

Dan saya berharap, jangan sampai berlanjut proses ini, sudah tidak sreg lagi.

===

Antara Perusahaan dan Pencari Kerja adalah 2 pihak yang saling membutuhkan. Jadi, harus saling menghargai satu sama lain.
Kasihan pencari kerja yang sudah berkorban; tenaga, uang, waktu, dll.

Gak sulit kok untuk MENGHARGAI atau MENGHORMATI. Cukup dengan tepat waktu, komunikasi dengan baik, senyuman yang tulus, fokus memperhatikan pada saat bicara, dll.

Ingin dihargai atau dihormati? Cobalah dengan menghargai dan menghormati orang lain terlebih dahulu.

Penulis : Agus Syarif M.SSi., LSSBB. > https://www.linkedin.com/in/agussyarifm/


By the way, kalau perlu kursus untuk upgrade skill, bisa ke Coursera atau eTraining Indonesia. Keduanya memberi sertifikat yang recognized di dunia industri.


DAPATKAN SERTIFIKAT KOMPETENSI

Perbesar Peluang Karir dan Kerja

“Seseorang itu diterima kerja / dipromosikan karena skills, dan disukai atau tidak disukai lingkungan kerja karena attitude.”