Salahkah Interviewee Menjawab Pendek-pendek

Beberapa waktu lalu saya memperhatikan adanya postingan yang menyayangkan Kandidat Pelamar Kerja yang hanya menjawab pendek-pendek.

Saya tidak tahu situasi kondisi saat itu.
Namun, ada 1 hal yang ingin saya luruskan di sini.

Kalimat yang panjang dan pendek sebetulnya bukan akar isunya. Akar isunya adalah kalimat yang disampaikan tidak membuat Rekruter mendapatkan info/data/fakta yang dicarinya atau yang ingin dikonfirmasi/diklarifikasinya.

Kalimat bisa panjang atau bisa pendek, asalkan sudah menyampaikan maksudnya dan bisa dipahami Rekruter.

Saya sekarang bahas 2 kemungkinan penyebab terjadinya keTIDAKEFEKTIF-an dan atau keTIDAKEFISIEN-an pada proses tanya jawab di interview tersebut.

Kemungkinan pertama adalah ada kesalahan dari sisi Rekruter.

Pertama, tidak berhasil menenangkan Kandidat Pelamar Kerja.

Yup! Ini juga merupakan tugas Rekruter. Tepatnya berbagi tugas dengan Kandidat.

Kandidat perlu menenangkan dirinya, Rekruter harus memfasilitasi supaya Kandidat bisa tenang. Bukan dengan ekspresi wajah datar dan gestur meragukan/merendahkan yang mungkin tidak disadari.

Rekruter sebaiknya bisa menentramkan Kandidat. Bila masih belum bisa, berarti inilah area yang masih perlu dikembangkan sebagai Rekruter.

Kedua, menggunakan pertanyaan tertutup dengan ekspresi wajah dan gestur “menutup diri”.

Kalo pertanyaan tertutup, jelas jawabannya akan pendek dan hanya sesuai pertanyaan saja. Rekruter harus banyak latihan bertanya “terbuka”.

Ketiga, karena keterbatasan waktu yang ada, Rekruter cenderung membatasi pertanyaan elaborasi.

Rekruter merasa “Yang Perlu” adalah Kandidat. Jadi, mereka harus jawab sejelas-jelasnya. Mindset ini harus diubah. Perusahaan butuh karyawan juga.

Nah, kalo ketiga hal itu tidak Rekruter lakukan, maka kesalahan terletak pada Kandidat.

Pertama, kandidat tidak berhasil tenang.

Kandidat mungkin takut gagal yang merupakan trauma interview-interview lalu. Termasuk, kandidat takut jawabannya salah sehingga sangat berhati-hati merangkai kata satu per satu, sehingga interview terkesan sangat kaku.

Rekruter sudah benar menggunakan jenis pertanyaan terbuka dengan ekspresi wajah dan gestur “membuka diri”.

Kedua, kandidat merasa biasa saja.

Nah, kesalahan kedua Kandidat adalah merasa bahwa pengalaman kerjanya yang lalu biasa-biasa saja (Tidak ada yang perlu diceritain panjang lebar), atau merasa bahwa jawabannya sudah bisa dipahami oleh Rekruter.

Ditambah lagi, mereka sedang takut.

Kesalahan ketiga adalah tidak persiapan sebelum interview.

Kalimat yang pendek & kepanjangan bukanlah inti masalah. ASAL, kalimat pendek/panjang ini sudah membuat Rekruter mendapatkan apa yang ingin diketahui, atau ingin dikonfirmasinya/diklarifikasinya.

Solusi untuk isu no 1- 3 ? Latihan menulis jawaban !

Latihan menuliskan jawaban ini menyiapkan memori Anda tentang pengalaman kerja yang PENTING & yang BUKAN BIASA-BIASA saja dan sekaligus memastikan kalimat Anda efektif dan efisien.

Semoga bermanfaat.

Penulis : Handoko Gani, MBA. > https://www.linkedin.com/in/handokogani/


By the way, kalau perlu kursus untuk upgrade skill, bisa ke Coursera atau eTraining Indonesia. Keduanya memberi sertifikat yang recognized di dunia industri.


DAPATKAN SERTIFIKAT KOMPETENSI

Perbesar Peluang Karir dan Kerja

“Seseorang itu diterima kerja / dipromosikan karena skills, dan disukai atau tidak disukai lingkungan kerja karena attitude.”