eTraining Indonesia

3 Hal Ini yang Bisa Merubah Hidup Anda

Bagi seorang pekerja, FreshGraduate atau bahkan jobseekers sekalipun upgrade skill adalah sesuatu yang wajib dilakukan.

Setidaknya harus ada standart sendiri yang harus ditetapkan untuk skala peningkatan kompetensi diri.

Misalnya di hari kemaren jika dalam skala 1 sampai 10 kompetensi dan penguasaan Bahasa Inggris saya di level 6, maka hari ini saya harus bisa merubah menjadi 7 atau 8 yang menjadi tolak ukur lebih baik.

Selama ini seseorang hanya fokus pada 2 hal saja dalam melakukan upgrade skills yaitu :

  1. Hard Skill
  2. Soft Skill

Padahal ada 1 tambahan yang seharus nya menjadi pondasi paling kuat sebelum melakukan upgrade HardSkills dan SoftSkills yaitu Mindset atau cara berpikir.

Gambar saya ambil dari IG account HabisKerja

HardSkills lebih mengutamakan skill practice seperti kompetensi di IT, lebih spesifik ke Digital Marketing, Google Ads atau skill mengelola media sosial LinkedIn, IG atau FB dalam memasarkan produk.

SoftSkills lebih fokus kepada skill yang memberikan dampak psikologis ke kemampuan yang berhubungan dengan pihak lain secara langsung seperti Leadership, Communication Skill, Presentasi dan Time Management.

Mindset atau cara pandang justru yang seharusnya menjadi skala prioritas yang wajib di upgrade, yaitu bagaimana Kita bisa :

  • Mengurangi keluhan
  • Tetap semangat
  • Jangan menyerah

Mindset lebih tidak terlihat orang lain tapi lebih ke back to yourself, bagaimana Kita bisa memanajemen diri secara emosional.

Jika HardSkills dan SoftSkills lebih berhubungan dengan orang lain dalam memberikan penilaian dan evaluasi.

Maka di Mindset lebih ke kemampuan diri menambah Value diri menjadi lebih baik dari waktu ke waktu.

Penulis : Prasetyo Adi nugroho > https://www.linkedin.com/in/prasetyo-adi-nugroho-spil/


By the way, kalau perlu kursus untuk upgrade skill, bisa ke Coursera atau eTraining Indonesia. Keduanya memberi sertifikat yang recognized di dunia industri.


DAPATKAN SERTIFIKAT KOMPETENSI

Perbesar Peluang Karir dan Kerja

“Seseorang itu diterima kerja / dipromosikan karena skills, dan disukai atau tidak disukai lingkungan kerja karena attitude.”


Jenis-Jenis e-Commerce

Dalam beberapa peluang kerja yang ditawarkan di industri Sales dan Marketing sering Kita jumpai persyaratan spesifik seperti :

  1. Berpengalaman di industri B2B
  2. Mempunyai jaringan customer di B2C
  3. Familiar dengan proses penjualan B2G
  4. Paham proses penjualan di O2O
  5. Dan lain-lain

Berikut beberapa jenis E-Commerce yang saat ini bertransaksi di Indonesia dan berikut penjelasannya.

  1. C2C
  2. B2B
  3. B2C
  4. C2B
  5. B2A
  6. O2O
  7. B2G

Penjelasan :

C2C atau Customer to Customer

adalah model bisnis di mana konsumen dari sebuat marketplace menjual produknya langsung ke konsumen lainnya.

Contoh : Warung Kelontong, Jual Sayur

B2B atau Business to Business

adalah model bisnis di mana penjualan yang terjadi adalah antara pelaku bisnis (corporate) dengan pelaku bisnis lainnya (corporate).

Contoh : bizzy.co.id dan ralali.com

B2C atau Business to Customer

adalah model bisnis yang berhubungan langsung dengan konsumen perorangan atau group dan bukan dengan perusahaan atau bisnis lainnya.

Contoh : bhineka.com dan lazada.co.id

C2B atau Customer to Business

adalah model bisnis di mana konsumen akan menawarkan produk atau jasanya kepada perusahaan yang membutuhkannya.

Contoh : istockphoto.com

B2A atau Business to Administration

adalah model bisnis yang terjadi transaksi online antara perusahaan dengan layanan pemerintah selaku administrator publik.

Contoh : bpjsketenagakerjaan.go.id

O2O atau Online to Online

adalah model bisnis yang menarik konsumen online agar mau berbelanja online di toko fisik dengan perantara toko online dengan toko fisik.

Contoh : mataharimall.com

B2G atau Business to Government

adalah model bisnis yang menjual produk dan jasa oleh perorangan atau perusahaan kepada lembaga pemerintahan lewat platform yang sudah direlease oleh pemerintah secara resmi.

Contoh : lkpp.go.id

Semoga bermanfaat.

Catatan :
Materi ini saya ambil dari sumber account BelajarSkillBaru dari medsos IG

Penulis : Prasetyo Adi nugroho > https://www.linkedin.com/in/prasetyo-adi-nugroho-spil/


By the way, kalau perlu kursus untuk upgrade skill, bisa ke Coursera atau eTraining Indonesia. Keduanya memberi sertifikat yang recognized di dunia industri.


DAPATKAN SERTIFIKAT KOMPETENSI

Perbesar Peluang Karir dan Kerja

“Seseorang itu diterima kerja / dipromosikan karena skills, dan disukai atau tidak disukai lingkungan kerja karena attitude.”


Prinsip-prinsip dalam Budaya Kerja Jepang (part 2)

Post ini adalah Part 2 dari tulisan sebelumnya yang mengulik prinsip-prinsip budaya kerja di Jepang yang dapat diimplementasikan di pekerjaan Kita.

Part 2 ini Saya akan menjelaskan 8 prinsip kerja lain yaitu :

  1. Seiri – Ringkas
  2. Seiton – Rapi
  3. Seiso – Resik
  4. Seiketsu – Rawat
  5. Shitsuke – Rajin
  6. Hokoku – Laporan
  7. Renraku – Informasi
  8. Sodan – Konsultasi

Fyi,

Untuk point 1 – 5 Kita lebih mengenal dengan istilah 5S atau di Indonesia familiar dengan sebutan 5R, sedang point 6 – 8 Kita biasa menyebut dgn istilah Horenso.

Penjelasan satu per satu secara sederhana adalah sebagai berikut :

Seiri atau Ringkas

adalah bagaimana membuang barang yang tidak diperlukan

Seiton atau Rapi

adalah membenahi dan men-standar-kan tempat penyimpan dan meletakkan barang atau peralatan pada tempatnya.

Seiso atau Resik

adalah bagaimana menjaga kebersihan tempat kerja (membersihkan tempat kerja agar bebas dari debu dan sampah)

Seiketsu atau Rawat

adalah bagaimana mempertahankan tempat kerja agar tetap Ringkas, bersih/Resik dan Rapi

Shitsuke atau Rajin

adalah bagaimana mendisiplin diri sendiri sebelum mendisiplinkan orang lain.

Hokoku atau Laporan

adalah ketika mulai mengerjakan tugas, penting untuk melaporkan kepada atasan secara berkala tentang status pekerjaan kamu.

Renraku atau Informasi

lebih ke arah informasi ke kolega atau sesama rekan kerja maka informasi ini disampaikan secara tidak terlalu formal.

Sodan atau Konsultasi

dilakukan untuk meminta nasihat ketika sedang terjebak dalam suatu masalah atau ingin meminta pendapat kedua tentang berbagai hal.

“Tapi satu hal bahwa di perusahaan Jepang, komunikasi adalah prioritas utama dan lebih dari apapun”.

Baik 5S aka 5R atau Horenso adalah filosofi dan cara bagi suatu organisasi dalam mengatur dan mengelola 3 hal yaitu :

  1. Ruang kerja
  2. Alur kerja
  3. Proses kerja

Bertujuan untuk efektif dan efesien dengan cara mengurangi adanya buangan (waste) baik yang bersifat barang atau peralatan maupun waktu, sehingga result yang diharapkan sesuai target yang ditetapkan.

Penulis : Prasetyo Adi Nugroho > https://www.linkedin.com/in/prasetyo-adi-nugroho-spil/


By the way, kalau perlu kursus untuk upgrade skill, bisa ke Coursera atau eTraining Indonesia. Keduanya memberi sertifikat yang recognized di dunia industri.


DAPATKAN SERTIFIKAT KOMPETENSI

Perbesar Peluang Karir dan Kerja

“Seseorang itu diterima kerja / dipromosikan karena skills, dan disukai atau tidak disukai lingkungan kerja karena attitude.”


Upgrade Your Skill, Prepare for The Future

Lebih dari dua dasawarsa lalu, ketika saya kuliah S1 Teknik Sipil di Jogja, saya indekos bersama teman-teman dari Ekonomi, entah bagaimana ceritanya, saya mulai tertarik membaca buku-buku manajemen. Pertimbangannya sederhana, kalau mau jadi pimpinan di perusahaan, harus paham manajemen.

Salah satu buku yang saya baca adalah buku Manajemen karya Stoner. Begitu lulus, saya bekerja di bidang Management Development. Alhamdulillah, ternyata ada hikmah dibalik ketertarikan saya yang nyeleneh.

Pada saat bekerja di tambang, saya pernah kesal ketika saya dengar perusahaan mau menerapkan kriteria-kriteria dalam Malcolm Baldrige National Quality Award. Pasalnya, implementasi dari site, namun orang site tidak diberi pelatihan.

Sejalan kemudian, saya bersyukur waktu saya off, ada training MNBQA di Bandung, dengan bekal nekat, saya daftar sendiri dengan biaya sendiri, menyusul senior-senior di HO yang sudah mendaftar duluan (termasuk numpang tidur mereka supaya irit).

Beberapa bulan setelah training, sebenarnya Pertamina untuk mengikuti interview untuk posisi yang mengelola penerapan MBNQA, namun rupanya Allah SWT belum mengijinkan saya pindah, karena setiap dipanggil, bersamaan dengan jadwal saya di site.

Fast forward, di perusahaan yang sekarang, saya diminta oleh rekan di QA untuk terlibat di penilaian SNI Award, sebuah award yang kriterianya banyak diadaptasi dari MBNQA. Keikutsertaan pertama kami hanya mendapatkan perak.

Pun demikian, tim penilai cukup takjub mengingat hasilnya bagus untuk perusahaan yang pertama ikut. Pada tahun kedua, alhamdulillah kami berhasil mendapatkan emas.

Yang ingin saya tekankan adalah bahwa menggali ketertarikan kita dan membuat prediksi perkembangan dunia industri termasuk mencoba mengidentifikasi opportunity dan threat, untuk kemudian mengeliminasi weakness atau reinforcing our strentgh dengan belajar sendiri, training atau berani megambil project-project baru atau aktifitas di luar hal-hal yang rutin adalah keharusan mengingat dinamika yang berkembang. Belajar dan belajar.

Upgrading our skill harus selalu dilakukan, karena kita tidak pernah benar-benar tahu skill mana yang akan benar-benar membawa kita kepada kesuksesan. Setidaknya ini berlaku untuk saya.

Saat ini di penghujung Juni, sudahkah temen-temen mempelajari skill baru atau setidaknya mempertajam skill teman-teman. Kalau belum, hurry up, waktu terus berjalan. Sayang kalau tidak dimanfaatkan.

Namun di atas itu semua, jangan lupa berdoa. Berdoa supaya Yang Maha Kuasa menunjukkan ilmu atau pengetahuan apa yang harus kita pelajari atau kuasai. Berdoa supaya Yang Maha Kuasa menunjukkan dan menunjukkan jalan menuju kesuksesan (dan Insya Allah kebermanfaatan), dan juga berdoa supaya dikumpukan dengan orang-orang terbaik di lingkungan terbaik, atau bahasa kekiniannya supaya masuk kedalam network yang bisa bersinergi untuk kesuksesan bersama.

Semoga rekan-rekan semua dan keluarga senantasa sehat, sukses, serta selalu dalam lindungan Allah SWT, amin ya rabb.

Penulis : Dwinandha Septiadhi > https://www.linkedin.com/in/dwinanda-septiadhi/


By the way, kalau perlu kursus untuk upgrade skill, bisa ke Coursera atau eTraining Indonesia. Keduanya memberi sertifikat yang recognized di dunia industri.


DAPATKAN SERTIFIKAT KOMPETENSI

Perbesar Peluang Karir dan Kerja

“Seseorang itu diterima kerja / dipromosikan karena skills, dan disukai atau tidak disukai lingkungan kerja karena attitude.”


10 Bias Yang Membingungkan Pemikiran Kita

Ada beberapa bias yang kita bisa saja punya, tapi kita tidak sadar bahwa kita punya itu. Semacam musuh dalam selimut ya, atau ‘gajah di pelupuk mata tidak tampak namun kuman di seberang bisa tampak’.

Bias ini menganggu objektifitas kita berpikir sehingga kita tidak bisa berpikir secara optimal. Apa saja itu? kita lihat satu-satu ya:

  1. Confirmation bias

Kita cenderung percaya pada informasi yang sesuai dengan hal yang sudah kita percayai duluan. Sehingga membaca berita/buku/literatur, kita sudah tendensius dan hanya mengambil/quoting/citation yang sesuai dengan kepercayaan kita saja

  1. Familiarity bias

Kita cenderung percaya pada sesuatu sumber/narasumber yang memang sudah kita percaya (terlepas benar apa tidak). Misal loyal akan berita-berita di kanal detik atau line today saja.

  1. Naive realism

Kita cenderung percaya bahwa kitalah yang melihat dunia secara objektif, sehingga saat ada orang yang tidak setuju sama kita, kita akan melihat orang itu/komunitas itu sebagai orang yang kekurangan informasi, tidak rasional, bias, atau lebih jauh, bodoh

  1. Illuison of knowledge

Kita merasa kita tahu apa yang orang pikirkan

  1. Fundamental attribution error

Kita mampu menunjuk kesalahan orang saat situasi yang dihadapi orang tersebut menjadi buruk, namun saat kita menghadapi situasi yang buruk, kita menyalahkan orang lain/hal lain atau nasib buruk

  1. Self-consistency bias

Kita cenderung berpikir bahwa tingkah laku kita, kepercayaan kita, dan kelakuan kita selalu konsisten dan stabil, bahkan dari beberapa tahun/belasan/puluhan tahun lalu, walaupun kenyataannya kita berubah

  1. Projection bias

Kita berpikir, bahwa orang lain juga punya pemahaman yang sama dengan kita, walaupun tidak. Misal, saat ada orang kebut-kebutan terus kita marah dan bilang: ‘Dasar bodoh! kelakuan kayak orang tidak sekolah!’.

Padahal sekolah/tidak juga tidak ada hubungannya dengan kebut-kebutan, banyak yang berpendidikan juga ugal-ugalan, kok. Dia berpikir bahwa kalau sekolah, maka tidak ugal-ugalan (kepercayaan yang dia punya)

  1. Authority bias

Kita akan suka sebuah ide apabila disampaikan oleh orang yang keren, elite, atau posisinya tinggi (atasan). Tapi saat ide sama disampaikan oleh orang lain yang inferior, tidak akan didengarkan

  1. Stereotyping bias

Ketika kita mengamati kelakuan seseorang dalam suatu grup, kita langsung berasumsi bahwa sebagian besar atau seluruh grup itu kelakuannya sama. Misal mahasiswa demo, ada 1-2 orang yang anarkis, maka kita langsung membenci semua demonstran bahwa semua anarkis. Tentu tidak, kan? bisa saja mereka hanya ingin suara mereka didengar

  1. Bias blind spot (yang terakhir dan paling umum)

Kita selalu bisa mendiagnosa bias pemikiran di orang-orang lain, tapi kita gagal menyadari bias pemikiran di diri kita sendiri

Nah dari 10 hal diatas, adakah kamu disana? Jika ada tidak masalah, namanya juga berproses 🙂 Saya juga ada dan terus menerus berupaya mengeliminasinya

Penulis : Kemas Adrian > https://www.linkedin.com/in/kemas-adrian-a12b3444/


By the way, kalau perlu kursus untuk upgrade skill, bisa ke Coursera atau eTraining Indonesia. Keduanya memberi sertifikat yang recognized di dunia industri.


DAPATKAN SERTIFIKAT KOMPETENSI

Perbesar Peluang Karir dan Kerja

“Seseorang itu diterima kerja / dipromosikan karena skills, dan disukai atau tidak disukai lingkungan kerja karena attitude.”


Quality Control 7 Tools

Beberapa hari lalu saya memposting mengenai QC kan ? nah kali ini ada lanjutannya teman-teman. Kali ini Dimas akan Sharing sedikit tentang QC 7 Tools.

QC 7 Tools merupakan sebuah perlengkapan statistik yang dapat digunakan dalam proses pemecahan suaru masalah di pekerjaan dan mengusahakan perbaikan hasil dan proses kerja.

Apa saja sih Komponennya?

  1. Check sheet : merupakan tools yang berbentuk formulir tabel sebagai alat pengumpul data dan memerika kondisi.
  2. Pareto Diagram : Berupa grafik batang yang menunjukkan masalah berdasarkan urutan banyaknya jumlah kejadian.
  3. Fishbone Diagram (Tulang Ikan) : Merupakan suatu diagram yang menggambarkan hubungan sebab akibat dengan prinsip 5 Why.
  4. Scatter Diagram : Merupakan sebuah bentuk penyajian visual dari data berpasangan yang menggambarkan korelasi antara dua variabel dari kelompok data dengan kelompok data berbeda.
  5. Graphic Diagram : Termasuk tools yang umum digunakan untuk memvisualisasikan data agar mudah dipahami, dapat berupa grafik garis, batang aatau lingkaran
  6. Control Chart: Merupakan sebuah grafik garis yang memperlihatkan apakah suatu proses masih dalam batas/ garis kendali atau tidak.
  7. Histogram : Merupakan grafik garis yang memperlihatkan apakah suatu proses masih dalam batas/ garis kendali atau tidak.

Nah itu sedikit tentang komponen apa saja yang umumnya digunakan dalam Memonitoring dan verifikasi kualitas suatu produk. Ada yang mau Sharing sering menggunakan tools yang mana?

Penulis : Dimas Ramadhan > https://www.linkedin.com/in/dimasfahmiramadhan/


By the way, kalau perlu kursus untuk upgrade skill, bisa ke Coursera atau eTraining Indonesia. Keduanya memberi sertifikat yang recognized di dunia industri.


DAPATKAN SERTIFIKAT KOMPETENSI

Perbesar Peluang Karir dan Kerja

“Seseorang itu diterima kerja / dipromosikan karena skills, dan disukai atau tidak disukai lingkungan kerja karena attitude.”


3 Cara Meyakinkan Rekruter Saat Interview, Jika Kamu Minim Pengalaman

Bismillah

Bersaing di dunia kerja saat ini tidak bisa random aja, tapi harus benar benar dipersiapkan..

Berikut 3 hal yang bisa teman-teman lakukan, untuk meyakinkan rekruter jika teman-teman masih fresh grads atau minim pengalaman:

  1. Tunjukkan karakter yang kuat..

Istilahnya “bold character”, yaitu memiliki prinsip, positive mindset, dan positive attitude/do attitude..
Cari aktivitas dimana kami tidak terlihat ikut-ikutan orang lain.. atau aktivitas itu adalah ide dari kamu.. Ceritakan detail, dan sampai kan apa yang kamu dapat dari aktivitas tersebut..

Contoh,
Cerita kan salah satu achievement kamu di organisasi..
Saat itu tahun 2019 saya ditunjuk sebagai Ketua Panitia acara…. Saya mengusulkan ada acara… Tehnis nya….. Hasilnya….

  1. Tampak Meyakinkan dengan Belajar dan Latihan..

Belajar jobdesk posisi yang kamu apply.. Pelajari skill apa saja yang harus dimiliki (ada di info lowongan kerja biasanya, misal IT staf, soft skill: precise when doing something, detail)..
Tonjolkan sikap dirimu yang ada hubungannya dengan precise, misal.. Saat kuliah tidak pernah salah dalam menjalankan tugas..

Latihan interview, supaya jawaban mu mengalir dan tidak terdengar seperti “template jawaban” yang kamu hafalkan..

Semakin sering berlatih, kata-kata yang kamu susun ini akan masuk ke dalam alam bawah sadar, sehingga saat kamu ditanya rekruter, kalimat-kalimat tersebut lancar kamu sebutkan..

  1. Korelasikan pengalaman organisasi dengan posisi yang di apply

Misal, posisi Accounting staf, perlu detail dan ketelitian.. Cari aktivitas di organisasi yang terkait detail, misal membuat laporan program kerja tahunan organisasi.. Membuat laporan keuangan organisasi, dll.. Dan lampirkan hasil nya (jika ada..)

Semoga bermanfaat.. Free to share ya

Penulis : Anna Yuliani > https://www.linkedin.com/in/anna-y-6a73b8a6/


By the way, kalau perlu kursus untuk upgrade skill, bisa ke Coursera atau eTraining Indonesia. Keduanya memberi sertifikat yang recognized di dunia industri.


DAPATKAN SERTIFIKAT KOMPETENSI

Perbesar Peluang Karir dan Kerja

“Seseorang itu diterima kerja / dipromosikan karena skills, dan disukai atau tidak disukai lingkungan kerja karena attitude.”


Tips dan Trik Melamar Kerja di Usia Tua

“Mbak Mil… Bagaimana cara menjual kompetensi jika usia kita tidak muda lagi?”

Pastikan kita tahu apa yang akan kita jual.

Kita harus benar-benar menguasai product knowledge : apa yang kita mau jual dari diri kita.

Pastikan kita tahu dengan detail:
Bukan hanya “Saya orang yang punya pengalaman kerja 20 tahun”

Tapi “Saya orang yang mempunyai pengalaman kerja 20 tahun di industri….. Saya pernah bekerja di bagian…..,….. dan….. Posisi terakhir saya sebagai…., saya menguasai…….,….., dan…..”

Kenali posisi-posisi dan perusahaan-perusahaan yang membutuhkan kompetensi yang kita jual.

Kita harus tahu target Market kita siapa.
Jika kita mengirim lamaran ke siapa saja dan ke segala arah, jangan heran kalau tingkat keberhasilan kita terasa rendah. Karena kita merasa sudah mengirimkan ratusan lamaran, tapi tidak ada yang memanggil kita.

Lebih baik kita fokus ke posisi dan perusahaan yang membutuhkan kualifikasi seperti kita, dan mengirimkan lamaran kita ke sana.

Saran saya, hindari perusahaan-perusahaan besar yang punya pelamar sangat banyak. Lebih baik ‘gerilya’ melalui Networking yang sudah kita kenal.

Selidiki, dimana biasanya target customer kita berada. Masuklah ke group-group yang sama dengan mereka.

Pastikan kita tahu bagaimana cara mempromosikan ‘product kita’ yang paling efektif

CV, profil LinkedIn, bagaimana kita berdiskusi dengan orang lain, bagaimana kita berinteraksi di media sosial, bisa menjadi ‘etalase’ yang menunjukkan pengetahuan, keahlian, dan pengalaman yang kita miliki.

Hindari debat kusir, karena setiap orang adalah benar menurut pandangannya sendiri. Berdiskusilah dengan orang yang mencari kebenaran bukan pembenaran.

Ketika ‘target customer’ sudah familiar dengan kita, akan lebih mudah untuk menyapa mereka dan bertanya “Apakah ada lowongan di perusahaan Bapak? Apakah saya boleh mengirimkan CV saya, sebagai database, sekiranya nanti ada lowongan?”

Tidak instan? Ya memang tidak instan.
Ada proses yang harus kita lalui.

Berikanlah diri kita kesempatan untuk belajar, berkembang dan bertumbuh. Kita tidak pernah terlalu tua untuk berubah bukan?

Have a Great Days Great People

Penulis : Milka Santoso > https://www.linkedin.com/in/milkasantoso/


By the way, kalau perlu kursus untuk upgrade skill, bisa ke Coursera atau eTraining Indonesia. Keduanya memberi sertifikat yang recognized di dunia industri.


DAPATKAN SERTIFIKAT KOMPETENSI

Perbesar Peluang Karir dan Kerja

“Seseorang itu diterima kerja / dipromosikan karena skills, dan disukai atau tidak disukai lingkungan kerja karena attitude.”


Usia Menghalangi Dapat Kerja

“Mbak Mil… Memangnya cuma di Indonesia ini ya, soal usia sangat dipersoalkan sampai menghalangi kita untuk dapat kerja?”

Enggak juga kok, beberapa waktu lalu, saya nonton drakor, ada tokohnya yang ditolak bekerja sebagai waiter, karena sudah umur 30, dan waktu si jobseeker ini agak mendesak, pegawai lamanya bilang : “Gak bisa, soalnya Manager disini umurnya 29”

Menurut saya penyebabnya bukan negara, tapi budaya. Budaya timur yang ewuh pakewuh, menghargai orang yang lebih tua, merasa tidak enak jika menegur orang yang lebih senior atau sebaliknya: dari yang lebih tua merasa lebih tahu, merasa perlu dihargai dan dihormati, merasa lebih banyak makan asam garam.

Diakui atau tidak, banyak diantara kita yang masih merasakan hal itu. Beberapa waktu yang lalu, ada satu orang senior yang masuk ke perusahaan start up, dan mukanya memerah, waktu salah satu VP yang usianya jauh lebih muda dari dia, memanggilnya langsung dengan namanya (tanpa sebutan bapak atau mas). Sedangkan si VP yang lulusan luar dan biasa kerja di US, gak ngerti kenapa mesti manggil mas atau bapak, sedangkan dia di luar biasa gitu. Itu hal sederhana yang menunjukkan perbedaan budaya.

Lalu soal menegur : atasan perlu menegur bawahan, jika bawahan melakukan kesalahan. Nah… Ketika bawahan cukup jauh lebih tua dari atasan, tantangan untuk menegur ini jadi lebih tinggi tingkatannya, dibandingkan jika bawahan lebih muda dari atasan. Di budaya timur begitu.

Apakah ada Profesional Leaders di Indonesia yang bisa mengatasi hal itu? Banyak, tapi yang tidak bisa juga banyak.

Sebaliknya dari sisi bawahan yang ditegur: ada yang legowo, mengakui dan menyadari kesalahannya, lalu berubah, tapi ada juga yang mangkel, gerutu dalam hati “Lo anak kemaren sore, tahu apa?”, dan lalu mengerjakan apa yang diperintahkan dengan setengah hati.

Suka gak suka, hal-hal seperti ini ada dan harus kita akui. Belum lagi issue mengenai kesehatan dan kecepatan menguasai teknologi baru.

Lalu gimana dong kalau kita ‘terlanjur tua’ dan butuh pekerjaan?

  1. Sadari bahwa kesulitan yang kita alami saat ini adalah pembentukan supaya kita bisa lebih rendah hati lagi.

Iya, kita memang sudah punya banyak pengalaman, tapi biarlah kita seperti padi yang semakin berisi semakin menunduk. Semakin banyak yang kita tahu, semakin banyak kita tahu: masih banyak yang belum kita tahu

  1. Jaga kesehatan, jaga makanan, olahraga, berhenti merokok. Pastikan tubuh kita fit untuk bekerja
  2. Jangan anti dengan teknologi baru, jangan jadi orang yang gaptek. Mulailah dari hal simpel: kuasai semua fitur yang ada di handphone kita. Lalu lanjutkan dengan melatih kemampuan teknologi, yang dibutuhkan dalam pekerjaan kita.

3 hal pertama ini akan membangun diri kita di dalam, sehingga kita dapat siap menjual kompetensi kita di luar.

Besok saya share tentang bagaimana Tips and Trick menjualnya ya.

Hari ini yuk kita renungkan, dan komitmenkan untuk menjalani 3 yang di atas itu dulu.

Selamat berjuang

Penulis : Milka Santoso > https://www.linkedin.com/in/milkasantoso/


By the way, kalau perlu kursus untuk upgrade skill, bisa ke Coursera atau eTraining Indonesia. Keduanya memberi sertifikat yang recognized di dunia industri.


DAPATKAN SERTIFIKAT KOMPETENSI

Perbesar Peluang Karir dan Kerja

“Seseorang itu diterima kerja / dipromosikan karena skills, dan disukai atau tidak disukai lingkungan kerja karena attitude.”


Menjadi Diandalkan atau Dimanfaatkan?

“Mbak Mil, diandalkan dan dimanfaatkan kan bedanya tipis ya. Bagaimana caranya kita bisa menjadi orang yang diandalkan, tapi tidak menjadi orang yang dimanfaatkan?”

Saya bagikan Dua prinsip dasar dulu ya:

1. Kita tidak akan bisa menjadi orang yang diandalkan, JIKA KITA TAKUT dimanfaatkan.

Kita harus waspada, tapi tidak boleh takut. Kewaspadaan adalah seperti helm, atau seatbelt yang kita gunakan pada waktu berkendara. Hal ini mengurangi resiko kecelakaan kita, tapi tidak menahan laju kendaraan kita, sehingga kita tetap bisa sampai tujuan.

Ketakutan adalah seperti rantai yang membelenggu roda kendaraan kita. Jika kita tidak melepaskannya kita tidak akan bisa kemana-mana.

2. Kita akan merasa dimanfaatkan seseorang jika kita tidak dapat menemukan keuntungan dari interaksi kita dengan orang tersebut. Kita merasa hanya memberi, memberi dan memberi tanpa pernah mendapatkan.

Sebaliknya, jika kita dapat menemukan hal yang dapat kita syukuri dari hubungan kita dengan orang tersebut, kita tidak akan merasa dimanfaatkan. Meskipun orang itu memang ingin memanfaatkan kita, namun kita tidak menjadi orang yang hanya dimanfaatkan.

Lalu bagaimana cara penerapan dua konsep dasar ini, terutama di bidang pekerjaan?

1. Jangan takut dimanfaatkan.
Giving your Best, doing extra miles.
Jangan hitung-hitungan dalam pekerjaan.

2. Tetap waspada.
Menggunakan seatbelt bukan berarti Anda boleh berkendara 300 km jam, dan menerobos di bahu jalan.

Anda harus tahu aturan main yang ada di setiap perusahaan. Jika aturannya Anda berhak atas lembur, Anda patut untuk menanyakan lembur Anda, jika Anda tidak mendapatkannya. Jika pada perjanjian kerja tercantum Anda seharusnya mendapatkan uang pulsa, Anda perlu menanyakannya jika Anda tidak menerimanya.

Anda juga harus tahu kapan harus berkata stop kepada atasan Anda, dan meminta waktu istirahat Anda.

Jangan sampai Anda menjadi orang andalan di kantor, tetapi kemudian tidak bisa diandalkan di tengah keluarga Anda.

Hard Conversation is important, termasuk percakapan dengan atasan Anda.

3. Temukan hal-hal yang Anda patut syukuri dari pekerjaan Anda.

Penambahan pekerjaan memang tidak selalu diiringi dengan penambahan gaji, tapi pasti selalu diiringi dengan penambahan kompetensi.

Bersyukurlah untuk hal itu.

Jika atasan Anda meminta Anda melakukan tugas-tugasnya, bersyukurlah, karena Tuhan sedang mempersiapkan Anda untuk layak dipromosi.

Manusia memang dapat mereka-rekakannya untuk kejahatan, namun Allah mereka-rekakannya untuk kebaikan.

Sadarilah hal itu!

Have a Great Day Great Fighter.

Be Blessed.

Penulis : Milka Santoso > https://www.linkedin.com/in/milkasantoso/


By the way, kalau perlu kursus untuk upgrade skill, bisa ke Coursera atau eTraining Indonesia. Keduanya memberi sertifikat yang recognized di dunia industri.


DAPATKAN SERTIFIKAT KOMPETENSI

Perbesar Peluang Karir dan Kerja

“Seseorang itu diterima kerja / dipromosikan karena skills, dan disukai atau tidak disukai lingkungan kerja karena attitude.”