eTraining Indonesia

Pilih 1 : Gaji; Karir; Facility; Benefit; atau Pride

Saya lupa belajar dari siapa tentang 5 hal ini, namun sebagai seorang kandidat fresh graduate atau apapun jenjang pendidikan anda, hendaknya memahami terlebih dahulu 5 konsep ini.

Gaji, kadang perusahaan menawarkan gaji tinggi, namun tidak ada kenaikan signifikan tiap tahunnya, atau malah tidak ada bonus-bonus lain diluar gaji.

Karir, apakah saya memilih posisi yang saya masuki karena karirnya bagus, jabatan yang di offering keren, atau bahkan jenjang karirnya cepat melesat.

Facility, apakah saya memilih pekerjaan ini karena saya mendapatkan facility lebih, semisal kendaraan operasional, COP, atau bahkan mendapatkan fasilitas eksklusif dengan berbagai kemudahan ataupun keringanan biaya/discount.

Benefit, apakah saya mendapatkan benefit, semisal setelah probation atau 1 tahun, mendapatkan kesempatan untuk disekolahkan di luar negeri, kesempatan mendapatkan beasiswa, ataupun benefit yang lain.

Pride, dengan saya mengambil posisi ini, semisal saya bekerja di Google, sebagai staff cleaning pun sudah memberikan kebanggaan bagi diri sendiri, dan bisa pula dibanggakan ke orang lain untuk menimbulkan efek envy.

Sebagai perusahaan apabila bisa memberikan ke-5 hal ini, tentunya akan menjadi perusahaan idaman bagi para kandidat, dan semua akan berlomba-lomba untuk masuk kedalam perusahaan tersebut, masalahnya belum tentu setiap perusahaan memiliki kemampuan untuk bisa memberikan 4 aspek tersebut, pasti akan ada plus-minusnya, tidak bisa anda ambil semua.

Case study: Saya pernah bertanya kepada salah satu front office di area perkantoran SCBD, Irna namanya, setiap bulan bisa saving di tabungan berapa? 200 ribu-300 ribu pak, karena perjuangan untuk bekerja di kawasan SCBD memberikan pride tersendiri bagi Irna, padahal naik ojek ke halte, sehabis dari halte ke lokasi masih naik ojek, jadi sehari naik ojek 4x. Karena memang pride yang dikejar, sehingga urusan gaji kecil pun nggak masalah.

Karena orangtua juga bakalan bangga, ketika ditanya anaknya kerjanya di mana: Irna mah enak, kerjanya di kawasan perkantoran SCBD (sembari bangga menceritakan hal ini).

Yah, inilah sekelumit dari pilihan yang harus anda ambil, tidak bisa anda ambil semuanya, namun apabila ada yang bisa memberikan lebih dari 1 dari pilihan anda, maka itu menjadi berkat yang luar biasa.

Apabila hal ini terjadi di anda, mana yang akan menjadi prioritas anda dalam bernegosiasi dengan perusahaan?

Salam sukses untuk anda semua.

Penulis : Ocky Tanuatmadja > https://www.linkedin.com/in/ocky-tanuatmadja-71191015/


By the way, kalau perlu kursus untuk upgrade skill, bisa ke Coursera atau eTraining Indonesia. Keduanya memberi sertifikat yang recognized di dunia industri.


DAPATKAN SERTIFIKAT KOMPETENSI

Perbesar Peluang Karir dan Kerja

“Seseorang itu diterima kerja / dipromosikan karena skills, dan disukai atau tidak disukai lingkungan kerja karena attitude.”


Pilih 1 : Gaji; Karir; Facility; Benefit; atau Pride Read More »

Gaji 6jt di Jakarta, Gaya Hidup SE-LANGIT.

Minggu lalu sempat heboh tentang Mbak-mbak SCBD yang memiliki gaya hidup mewah. Sepatu branded, tas branded, HP camera boba, dan outfit-outfit yang keren. Kira-kira berapa sih gaji mereka?

Setelah disurvey, ternyata gaji untuk entry level disana sekitar 6-10jt, lalu ada beberapa yang memiliki gaji diatas 10jt, sedikit yang 30jt, dan langka sekali yang diatas 50jt.

Sebetulnya dengan gaji 10jtan, kita sudah bisa hidup mewah di Jakarta, kostan 2.5jt, beli outfit, gadget atau apapun sebulan sekali yang harga 2.5jt. 5jt sisanya dipakai operasional. Tapi jika seperti ini terus, gaji sebesar apapun tidak akan pernah cukup bro and sis. Masa iya abis bulan abis gaji sih? Ya kan sayang sekali.

Jadi menurut saya lebih bijak ketika mendapatkan gaji yang baik, Jadilah Mbak-Mbak dan Mas-Mas SCBD yang kelihatan rapih saja, tidak perlu outfit berlebihan. Toh kemeja kalau mau ganti terus bisa beli kemeja Alisan sebulan sekali, celana bahan merek House of Cuff dibawah 200rb bisa beli 3 bulan sekali. Tas Navyclub harga 200rban juga bisa setahun sekali. HP Samsung seri A cicilan 600rb sebulan bisa dapat A72 tuh spek tertinggi.

Lalu gimana dong sisa uangnya? Ya sebagian bisa lah ditabungkan, rekan saya juga ada beberapa yang jadi Mbak-Mbak dan Mas-Mas SCBD, tapi mereka termasuk orang-orang yang hemat. Makan bawa bekal, masih naik motor, dan sebagian naik MRT, tas-nya juga biasa saja. Sisa uangnya mereka cicilkan rumah di daerah-daerah pinggiran Jakarta atau apartemen untuk tinggal nanti saat berkeluarga.

Jadi hargailah jerih payah yang kita dapatkan dari menukarkan waktu kita dengan uang. Sebagian ditabungkan, dan siapkan masa depan juga ya dengan beli property. Kalau mau ikutin Gaya Hidup, ga akan ada habisnya bro/sis. Yang ada uangnya bro/sis yang habis.

Semoga sukses dan sehat selalu rekan-rekan sekalian.

Penulis : William Wijaya > https://www.linkedin.com/in/william-wijaya-411339105/


By the way, kalau perlu kursus untuk upgrade skill, bisa ke Coursera atau eTraining Indonesia. Keduanya memberi sertifikat yang recognized di dunia industri.


DAPATKAN SERTIFIKAT KOMPETENSI

Perbesar Peluang Karir dan Kerja

“Seseorang itu diterima kerja / dipromosikan karena skills, dan disukai atau tidak disukai lingkungan kerja karena attitude.”


Gaji 6jt di Jakarta, Gaya Hidup SE-LANGIT. Read More »

Gaji Cuma UMP, Ambil Tidak?

Pak Will, saya susah sekali dapat kerja. Kemarin dapat tawaran kerja, tapi gajinya cuman UMP lebih dikit, ambil ga ya pak?

Menurut saya ambil saja. Bahkan kalau hanya UMP pun ambil dulu saja. Kenapa? Karena menurut saya lebih baik bekerja dulu supaya tidak kehilangan waktu. Dimana dari setiap waktu yang hilang itu, ada ilmu-ilmu yang mungkin terbuang juga. Jadi ada baiknya sudah ambil dulu saja, cari pengalaman dan ilmunya dulu.

Lalu gimana kalau sudah satu tahun kerja tapi tidak ada peningkatan fasilitas dan karir?

Ya monggo ngomong sama atasannya. Kalau hasilnya kurang sesuai dengan ekspektasi kita, ya monggo sih silahkan cari-cari pekerjaan lagi.

Intinya kerja dulu, cari pengalaman dulu. Toh percuma juga kita pertahankan Expected Salary kita, tapi kesulitan dapat kerja.

Jadi buat rekan-rekan yang baru awal cari kerja, ubah fokusnya jadi cari pengalaman dan ilmu dulu. Uangnya belakangan, yang penting cukup hidup dulu saja.

Nanti ketika rekan-rekan punya pengalaman dan ilmu yang baik, pasti nanti uangnya mengikuti.

Semoga sukses dan sehat selalu rekan-rekan sekalian.

Penulis : William Wijaya > https://www.linkedin.com/in/william-wijaya-411339105/


By the way, kalau perlu kursus untuk upgrade skill, bisa ke Coursera atau eTraining Indonesia. Keduanya memberi sertifikat yang recognized di dunia industri.


DAPATKAN SERTIFIKAT KOMPETENSI

Perbesar Peluang Karir dan Kerja

“Seseorang itu diterima kerja / dipromosikan karena skills, dan disukai atau tidak disukai lingkungan kerja karena attitude.”


Gaji Cuma UMP, Ambil Tidak? Read More »

2PL, 3PL, 4PL, Apa Bedanya?

Third Party Logistics provider adalah perusahaan yang memberikan jasa service logistik kepada customernya.

Customer mereka umumnya adalah perusahaan yang meng-outsource sebagian atau seluruh kegiatan logistik kepada si Third Party Logistics tadi.

Bisa kegiatan warehousing, transport, distribusi, pengurusan exim, shipping dll.

Jadi siapapun yang menjual jasa logistik kepada perusahaan lain, layak disebut 3PL dong?
Lalu kenapa ada sebutan 2PL, 3PL dan 4PL yang lazim kita dengar di dunia Logistics?
Apa bedanya?

Wait, ada mispersepsi yang harus kita luruskan dulu soal singkatan 3PL.

3PL itu tidak benar merujuk kepada singkatan dari Third Party Logistics.
Harusnya 3rdPL kali ya supaya tidak rancu.

Jadi 3PL ini adalah salah satu tingkatan (layer) dari 3rdPL itu sendiri, yang mengandung beberapa tingkat/layer:
1PL, 2PL, 3PL, 4PL dan 5PL.

Ini bukan pelajaran berhitung ya, ini serius dan saya tidak main2.
Memang ada sampai 5PL.

Bahas satu-satu yuk:

1PL

Adalah level 3rdPL yang paling simple. Biasanya hanya provide 1 atau 2 macam services dengan coverage area yang terbatas.
Contoh:
Pemilik dan pengelola trucking yang menyediakan jasanya hanya di daerah tertentu.

Sounds familiar ya?
Ada transporter yang kuat di Sumatera, ada yang hanya bisa Jawa Bali, ada yang fokus Indonesia Timur dan ada yang hanya menyediakan service antarpulau (laut).
Yes, they all falls into this layer (1PL).

2PL

Adalah 1PL dengan skala nasional.
Simplenya gitu.
Dia menyediakan jasa warehousing dan/atau transportasi kepada customer dengan kontrak jangka tertentu.

3PL

3PL ditandai dengan terintegrasinya system dengan customers-nya.
Dia menyediakan WMS dan/atau TMS yang ter-interface dengan ERP-nya si customer.

Ditandai pula dengan penyediaan service logistik non-regular yang biasa disebut Value Added Services (VAS).

4PL

Sebuah 4PL adalah non-assets logistics provider. Namun ia mengerjakan keseluruhan proses logistik customersnya, dengan tujuan efisiensi.
Tugasnya menyeleksi 3PL dan mempekerjakan mereka untuk memenuhi kebutuhan customer.
Ini tentu ditunjang dengan IT infrastruktur yang mumpuni, yang terintegrasi dengan customer.
Idealnya, customer tidak lagi dipusingkan dengan urusan logistik.

Ritase.com, Logisly, Kargo Technologies, Waresix, adalah nama-nama 4PL wannabe.
Kenapa saya sebut “wannabe”, karena saat ini, mereka masih setengah-setengah 3PL.

5PL

Apa pula ini?
Ini udah beyond Logistics, tapi mencakup Supply Chain secara lebih luas. Bisa dikatakan bertindak sebagai konsultan.

Misalnya, selain menyediakan jasa logistik, sebuah 5PL juga melakukan project improvements, atau memberi advice terhadap layout pabrik, atau cara kerja di pabrik.
Ada pula 3PL yg juga bertindak sebagai Buyer (+payment) untuk customernya.
Mereka itu layak disebut 5PL.

Itulah Third-Party Logistics dengan segala complexity-nya.
Mau PL yang manapun, paling penting adalah service terbaik, cost competitive dan sesuai kebutuhan user-nya.

Semoga bermanfaat.

Penulis : Andijaya Chandra > https://www.linkedin.com/in/andijaya-chandra-se-cpf-cpim-0575b223


By the way, kalau perlu kursus untuk upgrade skill, bisa ke Coursera atau eTraining Indonesia. Keduanya memberi sertifikat yang recognized di dunia industri.


DAPATKAN SERTIFIKAT KOMPETENSI

Perbesar Peluang Karir dan Kerja

“Seseorang itu diterima kerja / dipromosikan karena skills, dan disukai atau tidak disukai lingkungan kerja karena attitude.”


2PL, 3PL, 4PL, Apa Bedanya? Read More »

Supply Chain & Logistics – sama atau beda?

Masih ada salah kaprah di antara keduanya ini, terutama pemahamannya di level organisasi.

Contoh:
Di beberapa perusahaan, seorang Manager yang menangani Warehouse dan Transport, diberi tittle Supply Chain Manager.
Di tempat lain, seorang Logistics Manager diberi tugas menangani Planning dan Warehousing.
Ada pula perusahaan yang bagian Procurement-nya ditarok under Finance.

Salah? Jelas salah!
Dan hal tersebut, up to certain level, telah mendegradasi pengertian Supply Chain (dan Logistics).

Bicara Supply Chain (& Logistics), tidak lepas dari SCOR yang disusun oleh APICS.

SCOR = Supply Chain Operational Reference.

APICS = International Supply Chain Council yang memberikan pelatihan dan pengujian/sertifikasi kepada profesi Supply Chain.

Mengacu kepada SCOR, Supply Chain itu terbagi 5 process :

#Plan, #Source, #Make, #Deliver & #Return.

Bagaimana penjabaran nya dalam suatu organisasi?
Simple nya begini:

Plan – PPIC atau PPC
Source – Procurement atau Purchasing
Make – Plant atau Manufacturing
Deliver & Return – Logistics (Transport & Warehouse)

Nah, kalo ada yang ngaku Supply Chain Leader, tapi hanya bertanggungjawab sebagian dari SCOR process, maka secara title seharusnya diganti, atau scope pekerjaannya musti disesuaikan.

Jadi SUPPLY CHAIN dan LOGISTICS, sama atau beda ?

Tag Pak Jimmy Haposan Parlindungan yang lebih dulu mengangkat topic yang sama, namun dari lain sudut pandang.

Penulis : Andijaya Chandra > https://www.linkedin.com/in/andijaya-chandra-se-cpf-cpim-0575b223


By the way, kalau perlu kursus untuk upgrade skill, bisa ke Coursera atau eTraining Indonesia. Keduanya memberi sertifikat yang recognized di dunia industri.


DAPATKAN SERTIFIKAT KOMPETENSI

Perbesar Peluang Karir dan Kerja

“Seseorang itu diterima kerja / dipromosikan karena skills, dan disukai atau tidak disukai lingkungan kerja karena attitude.”


Supply Chain & Logistics – sama atau beda? Read More »

Kasih Sayang Orang Tua

Saya rekap ada 53 orang tua yang kirim CV anaknya yang #freshgraduates direct ke saya dalam seminggu terakhir. Rata-rata mereka sangat berharap anaknya bisa segera mendapatkan pekerjaan.

Mereka bahkan ‘promote’ tentang prestasi anak-anak mereka. Serta bagaimana mereka bisa berkontribusi kepada perusahaan.

Ada yang garansi kalau anaknya pasti punya good attitude dalam bekerja.

Dan dari semua orang tua tersebut, meminta saya merahasiakan kepada anaknya bahwa CV dan segala ‘promote’ tidak didapat dari mereka sebagai orang tua agar anaknya memiliki kebanggaan sendiri.

Dari 53 orang tua, ada 18 orang tua yang statusnya #talentready #jobseekers #opentowork. Tapi mereka tidak propose pekerjaan buat mereka, hanya buat anaknya yang baru lulus.

Buat #freshgraduates , begitu besar kasih orang tua anda semua kepada diri anda.

Mereka bahkan go extra miles agar anaknya bisa mendapatkan pekerjaan. Karena melihat anak mereka gagal interview, gagal mendapatkan panggilan interview, dst.

Mereka tidak tinggal diam.
Mereka berupaya agar anak-anak mereka bisa mendapatkan pekerjaan dengan cara yang penuh keberanian contact recruiter direct termasuk saya.

Anak yang sukses dibalik itu ada orang tua yang tidak kenal lelah.

Jika orang tua anda saja tidak kenal lelah dan putus asa di usia mereka yang senja, maka anda #freshgraduates harus lebih semangat dan berusaha lebih keras, never give up.

Kasih sayang orang tua anda semua tidak mengenal batas.

Penulis : Ang Harry Tjahjono > https://www.linkedin.com/in/angharrytjahjono


By the way, kalau perlu kursus untuk upgrade skill, bisa ke Coursera atau eTraining Indonesia. Keduanya memberi sertifikat yang recognized di dunia industri.


DAPATKAN SERTIFIKAT KOMPETENSI

Perbesar Peluang Karir dan Kerja

“Seseorang itu diterima kerja / dipromosikan karena skills, dan disukai atau tidak disukai lingkungan kerja karena attitude.”


Kasih Sayang Orang Tua Read More »

PENSIUN jadi Karyawan, terus jadi Pengusaha, eits tunggu dulu.

Banyak rekan-rekan yang berpikir, “aduh capek saya jadi karyawan, diperintah-perintah boss terus, dimarah-marahin boss, kerjaan BANYAK. GAJI ga seberapa. CAPEK, lebih baik jadi PENGUSAHA.”

Apakah benar jika berpikir demikian?

Menurut saya pribadi, POLA PIKIRNYA SUDAH SALAH. Jadi PENGUSAHA ITU LEBIH CAPEK DARI JADI KARYAWAN. Lah kok bisa?

Ya karena kita akan mengerjakan semua hal. Mulai dari Purchasing, Penjualan, Marketing, HRD, GA, Legal, Pembukuan, Pajak, Finance, Pergudangan, Audit. Semua-semua kita kerjakan SENDIRI.

“Ahh pak William kuno, kan bisa hire karyawan yang bisa handle itu..”

Ya kalau baru awal-awal usaha sudah hire karyawan yang banyak, ya boncos! Paling hire 1 atau 2 karyawan buat jaga toko atau urus bagian pembukuan. Sisanya ya kerjakan sendiri.

Kalau rekan-rekan sudah ngeluh kerja 1 Job Desc sudah capek, maka sudah lupakan jadi pengusaha.

Pengusaha itu harus punya mental CEO, Chief Everything Officer. Kalau belum punya mental itu, sudah tunda dulu. Kecuali anda anak orang kaya, modal usaha 10M dari orang tua tanpa bunga. Ya wes lah silahkan buka usaha, toh kalau gagal orang tua anda masih kaya.

Kalau yang pas-pasan, hidup masih dari gaji ke gaji kayak SAYA. Terus mau hidup enak jadi PENGUSAHA supaya bisa SANTAI-SANTAI? Lebih baik jadi KARYAWAN aja, jangan JADI PENGUSAHA. Karena jadi PENGUSAHA perlu kerja keras, bukan cuman MIMPI ingin jadi kaya.

Semoga sukses dan sehat selalu rekan-rekan sekalian.

Penulis : William Wijaya > https://www.linkedin.com/in/william-wijaya-411339105/


By the way, kalau perlu kursus untuk upgrade skill, bisa ke Coursera atau eTraining Indonesia. Keduanya memberi sertifikat yang recognized di dunia industri.


DAPATKAN SERTIFIKAT KOMPETENSI

Perbesar Peluang Karir dan Kerja

“Seseorang itu diterima kerja / dipromosikan karena skills, dan disukai atau tidak disukai lingkungan kerja karena attitude.”


PENSIUN jadi Karyawan, terus jadi Pengusaha, eits tunggu dulu. Read More »

Logistics Vs Supply Chain, Sama atau Berbeda?

Beberapa orang yang bertanya kepada saya apakah hal ini sama atau berbeda. Beberapa dari mereka juga menjelaskan kepada saya mengenai pengertian mereka masing-masing terhadap kedua hal ini dan semuanya benar (tidak ada yang salah ^_^), tetapi memang harus ditarik benang merahnya sehingga bisa dimengerti dengan lebih baik. Maka dari itu pada postingan kali ini, saya mencoba untuk membagikan pengertian saya mengenai kedua hal ini.

Dikutip dari berbagai sumber, Logistics adalah aktivitas untuk mengatur, menyimpan dan mengirim barang kepada konsumen.
Sedangkan Supply Chain (rantai pasok) adalah aliran pengelolaan arus barang dari pengadaan bahan baku, lalu memprosesnya menjadi barang jadi untuk kemudian di distribusikan kepada konsumen.
Sehingga ketika kita lihat benang merahnya bahwa kedua kegiatan ini sama-sama memiliki tujuan untuk menyampaikan barang ke konsumen.

Tetapi terdapat beberapa perbedaan mendasar dari kedua aktivitas ini yang saya pahami sebagai berikut :

  1. Logistics merupakan bagian dari Supply Chain dimana Supply Chain sendiri mencakup aktivitas dari dari awal hingga akhir (end to end activity) mulai dari pengadaan, pembuatan sampai dengan pengiriman barang.
  2. Dalam menjalankan tugasnya kebanyakan Supply Chain berhubungan dengan persediaan, perencanaan dan produksi. Sedangkan Logistics sangat berkorelasi terhadap permintaan (order) serta pengiriman barang ke konsumen.
  3. Logistics berfokus kepada aliran barang dari dalam (internal) sampai ke konsumen. Sedangkan Supply Chain bertanggung jawab terhadap hubungan dengan pemasok bahan baku (purchasing), pembuatan produk (production) sampai dengan pengiriman barang ke konsumen (logistics).

Melihat ketiga perbedaan diatas kita dapat pahami bahwa pada dasarnya Logistics merupakan bagian dari Supply Chain yang mencakup aktivitas pengelolaan permintaan, penyimpanan dan pengiriman barang ke customer; dimana kegiatan Supply Chain dimulai dari pengadaan, produksi dan kegiatan Logistics itu sendiri.

Semoga postingan ini dapat memberikan pengertian yang lebih sederhana kepada rekan-rekan yang saat ini bertanya mengenai perbedaan antara Logistics dan Supply Chain. Dan jika diantara rekan-rekan ada yang mau meluruskan atau menambahkan postingan saya ini, maka saya sangat terbuka sehingga dapat menjadikan tambahan bagi kita bersama.

Penulis : Jimmy Haposan Parlindungan > https://www.linkedin.com/in/jimmy-haposan-parlindungan-11393194/


By the way, kalau perlu kursus untuk upgrade skill, bisa ke Coursera atau eTraining Indonesia. Keduanya memberi sertifikat yang recognized di dunia industri.


DAPATKAN SERTIFIKAT KOMPETENSI

Perbesar Peluang Karir dan Kerja

“Seseorang itu diterima kerja / dipromosikan karena skills, dan disukai atau tidak disukai lingkungan kerja karena attitude.”


Logistics Vs Supply Chain, Sama atau Berbeda? Read More »

Kerja tidak cepat Jenuh / Bosan

Hari ini saya sharing ke team members saya yang muda-muda termasuk seorang #freshgrads yang baru bergabung ke team saya kemarin.

Bahwa dalam bekerja kamu tidak boleh stuck terkunci di rutinitas atau day to day work, yang hanya mengerjakan itu-itu saja secara berulang setiap harinya.

Kamu akan cepat jenuh dan bosan.

Luangkan waktu untuk melihat alur proses pekerjaanmu secara big picture nya, gambaran besarnya dalam skema sederhana:

INPUT —> PROCESS —> OUTPUT

Apa input yang men-trigger proses kerjamu, dan apa output sebagai hasil kerjamu.

Lalu evaluasi potensi adanya cara kerja yang lebih baik atau lebih efisien melalui tahapan:

  1. OBSERVATION, apa input pekerjaanmu, dan apa output yang diharapkan?
  2. RESEARCH, riset atau pelajari proses kerja sekarang dan alternatif proses kerja yang memungkinkan.
  3. HYPOTHESIS, buat hipotesa kemungkinan perbaikan dengan cara kerja baru.
  4. EXPERIMENTAL TEST, coba kerjakan dengan cara baru sesuai hipotesa tadi.
  5. ANALYZE & CONCLUSIONS, analisa hasilnya dan apa konklusinya.
  6. PROPOSAL & DISCUSSION, ajukan temuan proses kerja barumu itu ke atasan dan team terkait.
  7. STANDARDIZATION & IMPLEMENTATION, kalau sudah disetujui maka lakukan standarisasi dan implementasi.

Lakukan itu di setiap specific jobdesc kamu, maka pekerjaanmu tidak akan pernah membosankan.

Siap?

Penulis : Rangga Primanto > https://www.linkedin.com/in/ranggaprimanto


By the way, kalau perlu kursus untuk upgrade skill, bisa ke Coursera atau eTraining Indonesia. Keduanya memberi sertifikat yang recognized di dunia industri.


DAPATKAN SERTIFIKAT KOMPETENSI

Perbesar Peluang Karir dan Kerja

“Seseorang itu diterima kerja / dipromosikan karena skills, dan disukai atau tidak disukai lingkungan kerja karena attitude.”


Kerja tidak cepat Jenuh / Bosan Read More »

Cek dan Ricek Dahulu sebelum Resign

Seperti dejavu yang berulang kali terjadi. Again, seorang sahabat baik saya mau konsultasi mengenai ‘his resignation‘ dari company dia yang sekarang ke new company.

Dia nanya ke saya ” Pindah ini tepat kah? “

Saya jawab “Emangnya niatmu sudah 90% pindah atau masih ada kemauan stay?”

“Ya, 90% an pindah sih”

Di perusahaan sekarang ada masalah?

“Gak ada sama sekali”

OK, mau pindah kemana?

“Disebut nama perusahaan X”

Saya check.
Dari 13XX employees di perusahaan tersebut (yang registered di LinkedIn) ada 921 employees yang “Open to work” serta dari 921 orang, ada 726 yang actively engaged on apply new job. Sort level check dari level staff, supervisor, specialist, manager, VP, Senior VP, sampai Director level.

Saya inform facts ini ke dia.
Pikiren lagi. Ini perusahaan seperti mau collapse, masa sih all level bisa actively apply kemana-mana?

Salary yang dia offer gede”.

Saya diam dan doing some fast check.
Ternyata yes, salary awal attractive alias di atas market setelah itu tiap tahun tidak ada adjustment untuk beberapa posisi yang saya dapat info.

“OK Har, aku pikir-pikir lagi”

Seringkali saya mendapatkan hal ini. Orang nanya ke saya saat mereka seek advice untuk pindah / tidak. If a good company, tentu saya akan strongly support. Tapi kalau bukan ke better company, saya biasanya kasih advice untuk berpikir lagi. Hanya saja faktor utama memang salary.

Dan ada yang beberapa bulan kemudian atau max 2 thn, contact saya (lagi) minta bantuan cari kerja.

Satu hal yang saya petik.
Nasehat sometimes tidak ada gunanya pada orang yang tidak mau mendengar.
Hanya pengalaman pribadi yang akan memberikan pelajaran yang sangat mahal untuk seseorang bisa mengerti.
Kenapa mahal? Karena waktu dalam hidup adalah termahal. Tidak bisa diulang.
Terjadi cuman sekali.

Penulis : Ang Harry Tjahjono > https://www.linkedin.com/in/angharrytjahjono


By the way, kalau perlu kursus untuk upgrade skill, bisa ke Coursera atau eTraining Indonesia. Keduanya memberi sertifikat yang recognized di dunia industri.


DAPATKAN SERTIFIKAT KOMPETENSI

Perbesar Peluang Karir dan Kerja

“Seseorang itu diterima kerja / dipromosikan karena skills, dan disukai atau tidak disukai lingkungan kerja karena attitude.”


Cek dan Ricek Dahulu sebelum Resign Read More »