eTraining Indonesia

Tips Menyampaikan Perbedaan Pendapat dalam Meeting

3 berurutan, tips menyampaikan perbedaan pendapat di forum meeting:

1 Sampaikan dulu beberapa sudut pandang bagus dari lawan bicara yang kamu sepakat atau sependapat.

“Saya sepakat dengan ide anda mengenai…”

“Beberapa poin yang anda sampaikan yakni… sangat jenius dan saya sangat sependapat, …”

“Luar biasa, saya bahkan tidak berpikir kesitu sebelumnya, …”

Baru kemudian…

2 Sampaikan sudut pandang yang berbeda sesuai ekspertismu atau sesuai data dan fakta yang kamu ketahui.

“…hanya saja berdasarkan data yang saya miliki, sepertinya kita perlu melakukan evaluasi sekali lagi sebelum…”

“…tapi dari data yang berhasil saya dan tim saya kumpulkan, apa yang anda sampaikan tadi tidak sepenuhnya tepat.”

“…sayangnya keadaan sekarang sudah tidak relevan dengan beberapa teori yang tadi anda sampaikan, dimana hasil survey saya dan tim saya menemukan…”

Dan…

3 Sampaikan input sebagai alternatif solusi darimu.

“…, maka menurut hemat saya sebagai alternatif solusinya adalah…”

“…. karenanya untuk mengkolaborasi ide anda dan temuan saya di lapangan, saya menyarankan…”

“…, oleh karena itu, sedikit saja tambahan dari saya untuk apa yang telah anda sampaikan, …”

Dan kamu perlu menyampaikannya dengan semangat konstruktif serta bahasa tubuh dan tutur kata yang santun, no offence.

Diskusi dalam meeting bukan tentang siapa menang (idenya diterima) atau siapa kalah (idenya ditolak), tetapi tentang mencari dan menyepakati solusi bersama, win-win solution.

Begitu kurang lebihnya. Siap?

Penulis : Rangga Primanto > https://www.linkedin.com/in/ranggaprimanto


By the way, kalau perlu kursus untuk upgrade skill, bisa ke Coursera atau eTraining Indonesia. Keduanya memberi sertifikat yang recognized di dunia industri.


DAPATKAN SERTIFIKAT KOMPETENSI

Perbesar Peluang Karir dan Kerja

“Seseorang itu diterima kerja / dipromosikan karena skills, dan disukai atau tidak disukai lingkungan kerja karena attitude.”


Tips Menyampaikan Perbedaan Pendapat dalam Meeting Read More »

Selama Skill Mumpuni, Usia Bukan Penghalang

Kegembiraan hidup setelah pensiun cuma berlangsung setahun. Awalnya happy. Menikmati hidup setelah rutinitas urus maintenance mesin2 pabrik. Tapi tidak berlangsung lama, mendadak di rumah tidak ada kerjaan. Ada aja sakitnya. Tiap hari keluhan banyak. Pergi dokter sana sini. Akhirnya dia memiliki kesimpulan, harus kerja lagi. Tapi kerja dimana? Usia sdh 60 thn.

Saya sempat kasih advice dicoba dulu cari kerja lewat LinkedIn ,tapi dia gak kenal Linkedin. Saya bantuin buat. Dan kemudian entri pengalaman dia dari dulu sd skg. Termasuk sertifikat yg dimiliki. Jadilah Linkedin profile yang good. Anyway setelah diajarin sedikit, ternyata bisa.

Saya mengatakan. Pasarnya masih ada. Apalagi Bapak mengerti mesin-mesin jenis X, Y, Z. Coba itu ditonjolkan. Apalagi mesin2 itu kelihatannya masih banyak dimiliki manufacturing saat ini.

Belajar interview zoom, google meet. Semua belajar dan bisa !

2 bulan melamar tidak ada hasil.

Sempat bilang ke saya, dirinya sudah tidak laku. Saya bilang coba lagi.

Dicoba lagi sebulan lagi. Ada panggilan interview cuman 1 dari sekian banyak apply. Dari interview yang dijalani secara panel, dia mengatakan kelihatannya tidak lolos. Karena dia merasa gugup. 1X diinterview panel 5 orang sekaligus.

Dan beneran 3 minggu setelah diinterview tidak ada kabar. Padahal dijanjikan kabar max 1 minggu setelah interview.

Ternyata kabar baru diberikan setelah menunggu 1.5 bulan sejak interview. Dengan hasil diterima. 1 tahun kontrak evaluasi. Posisi sebagai Senior Manager Engineering.

Kaget. Happy. Meski kontrak 1 tahun. Tapi dapat kerja.

Dibutuhkan sekian banyak apply (dia tidak menghitung jumlah pastinya) dan hanya 1X interview, dengan “kabar” yang harusnya diberikan 1 minggu, tapi delay ke 1.5 bulan, akhirnya mendapatkan pekerjaan.

Lesson learned :

  1. 1X interview dari sekian banyak apply itupun ternyata sudah cukup.
  2. Delay dari kabar yang dijanjikan, belum tentu tidak diterima kerja.
  3. Usia 60 thn masih diminati terutama engineers.

Penulis : Ang Harry Tjahjono > https://www.linkedin.com/in/angharrytjahjono


By the way, kalau perlu kursus untuk upgrade skill, bisa ke Coursera atau eTraining Indonesia. Keduanya memberi sertifikat yang recognized di dunia industri.


DAPATKAN SERTIFIKAT KOMPETENSI

Perbesar Peluang Karir dan Kerja

“Seseorang itu diterima kerja / dipromosikan karena skills, dan disukai atau tidak disukai lingkungan kerja karena attitude.”


Selama Skill Mumpuni, Usia Bukan Penghalang Read More »

Leader Apakah Boleh Terlihat Bodoh?

Saya tergelitik dengan sebuah tulisan yang mengatakan seorang leader tidak boleh terlihat bodoh.

Argumennya, leader itu harus:

  • Mendapatkan trust
  • Menjadi contoh teamnya
  • Harus selalu bisa solve problem
  • Kucing tidak pantas memimpin Singa, dan
  • Leader yang terlihat bodoh tidak bisa membentuk team yg baik.

Kalau saya?

Jangan TAKUT terlihat bodoh. Masih mending terlihat bodoh daripada sok tau. Orang bodoh tidak dibenci, orang sok tau, iya.

Dan kalau argumen-argumen tersebut benar, maka saya tidak pernah punya team yang baik, saling support, having trust, solid dan later on became friends.

Karena di setiap team yang saya pimpin, muda maupun senior, pasti pernah ada moment saya menunjukkan kebodohan. Di saat itu lah saya bisa belajar banyak dari mereka.

Di saat yang lain, mereka juga boleh menunjukkan kebodohannya kepada saya. Di sanalah mereka juga dapat banyak pelajaran.

Natural leader tidak perlu takut terlihat bodoh once in a while. Dan itu menunjukkan sisi manusiawi seorang leader.
I’m not always know better than my team. And my team, on the other hand, not always know less than me.
Disitulah team saling mengisi yang akhirnya membentuk sebuah team yg solid. Saling respect.

Saya tidak mau gain respect dari selalu terlihat maha tau, dan solve all the problems, simply because I can’t solved all by my own. Ada rasa saling memerlukan dan saling mengisi yg build the best team.

Itulah yang saya contohkan buat team.
Kadang saya singa, kadang saya kucing, but most of the time: saya manusia biasa. And I want my team, someday when they become a leader, juga act demikian.
Kesahajaan itu yang membuat seorang leader bisa menjadi friends. Sometimes no boundaries.

Apakah saya kehilangan kepercayaan karena being myself? Sejauh ingatan saya, belum pernah, dan semoga tidak akan pernah.

Dan tau gak apa yang lebih parah dari atasan yg takut terlihat BODOH?
Adalah atasan yg memBODOHi bawahannya hanya agar ia tidak terlihat BODOH.

Penulis : Andijaya Chandra > https://www.linkedin.com/in/andijaya-chandra-se-cpf-cpim-0575b223


By the way, kalau perlu kursus untuk upgrade skill, bisa ke Coursera atau eTraining Indonesia. Keduanya memberi sertifikat yang recognized di dunia industri.


DAPATKAN SERTIFIKAT KOMPETENSI

Perbesar Peluang Karir dan Kerja

“Seseorang itu diterima kerja / dipromosikan karena skills, dan disukai atau tidak disukai lingkungan kerja karena attitude.”


Leader Apakah Boleh Terlihat Bodoh? Read More »

Do The Best di Tiap Jabatanmu

Seorang teman bekerja di family owned company yang cukup besar. Teman saya ini selalu dimutasi. Bekerja sebagai sales, dianggap gak mampu dimutasi di bagian admin support. Gak perform juga. Dimutasi ke bagian customer service. Gak juga perform. Owner company ini orangnya baik. Dan selalu berpikir bahwa semua orang pasti memiliki talenta. Jadi sepanjang 16 tahun karir nya, teman saya ini sudah berkelana ke semua department.

Dia juga melihat sisi positive owner company yang melihat dia (meski gak perform), tapi disuruh tambal sulam kerjaan atau mutasi kemana aja, mau dan bersedia. Dan hebatnya teman saya ini meski dibully , tapi kuat mental . Dan dia berpikir dia belajar banyak.

Total ada 19 posisi yang pernah dipegang selama 16 thn berkarir. Kelihatannya hopeless ya karirnya. Saya sendiri sempat bilang, lebih baik cari kerja lain karena usia sudah 42 tahun. Tapi dia gak mau karena sudah merasa feel at home.

Jika dilihat dari hal ini, sekilas betapa buruk performance dia sampai dimutasi kesana sini tapi gak juga dikeluarkan. Disatu sisi, perusahaan ini perusahaan besar apa gak ada batasan “max” mencoba menempatkan karyawan yang sesuai.

Barusan di telp di minggu pagi ama teman saya kalau dia diangkat sebagai Direktur Operasional per Nopember.

Saya kaget, apa alasannya ..?
(dalam hati, kok bisa ya katanya non perform dimutasi kesana sini, tapi bisa dapat kesempatan naik sampai jadi BOD).

“Direktur sblmnya ajukan resignation sudah sejak 2 bulan lalu, dan kabarnya owner mencari pengganti dari external, gak ada yang pas. Gak tahu juga akhirnya kemarin sore aku dipanggil ke rumahnya diajak berdiskusi tentang perusahaan. Sampai 3 jam diskusi macam2, mendadak si owner memutuskan utk angkat aku di posisi direktur operasional. Aku kaget Har, tapi ya senang juga sih. Gak sangka. Apa karena aku yang dianggap tahu semua karena pernah dimutasi ke semua department?”

Saya yang mendengar juga senang bercampur surprise.

Saya belajar sesuatu pagi ini.

Tidak selamanya orang yang sering dimutasi itu berakhir buruk.

Jadi buat teman2 yang merasa dimutasi dan feel ‘terbuang’ karena dianggap tidak mampu. Never give up. Do the best di tiap jabatan yang dipercaya. Serta positive thinking.

One thing :

Hargai semua orang. Siapapun mereka.

Mungkin hari ini mereka seakan ‘terbuang’ tapi kita tidak pernah tahu hari esok.

Penulis : Ang Harry Tjahjono > https://www.linkedin.com/in/angharrytjahjono


By the way, kalau perlu kursus untuk upgrade skill, bisa ke Coursera atau eTraining Indonesia. Keduanya memberi sertifikat yang recognized di dunia industri.


DAPATKAN SERTIFIKAT KOMPETENSI

Perbesar Peluang Karir dan Kerja

“Seseorang itu diterima kerja / dipromosikan karena skills, dan disukai atau tidak disukai lingkungan kerja karena attitude.”


Do The Best di Tiap Jabatanmu Read More »

Sukses itu tidak terus-menerus

Sukses itu gak terus2an.

Gagal juga gak terus2an.

Ada teman yang selalu sukses. Bisnis sukses, keluarga happy.

Dia punya prinsip yang saya pelajari, saat kita sukses, kita harus lebih rendah hati untuk siap2 jika suatu hari tidak sukses lagi.

Dan itu dijalankan oleh dia.

15 tahun masa kejayaan, sukses dalam hal bisnis. Dan selama 15 tahun dia selalu menabur kebaikan, berderma , kasih bantuan, buka lapangan pekerjaan.

Tahun lalu bisnisnya jatuh, sampai dititik nadir.

Mendadak sukses berhenti. Gagal mulai mengalir tanpa berhenti. Mulai terus2an. Nonstop. Sampai di 2021 ini.

Dan saat kegagalan muncul bertubi2, dia mulai menuai apa yang dia tabur. Banyak teman yang membantunya (meskipun teman2 yang membantu juga kesusahan di saat ini, tapi mereka membantu!), that’s very meaningful. Andaikan roda, saat berjalan turun kebawah, diperlambat lajunya. Meskipun tetap turun tapi pelan. Dalam hal ini meski tetap setengah mati dalam bisnisnya, tapi masih selalu ada celah bernafas, ada sesuatu yang bisa membuat survive karena bantuan dari teman-teman yang pernah dibantunya.

Jadi jika kita sekarang ini sukses.

Jika karier kita ini mapan.

Jika bisnis kita jaya.

Maka saat sekarang ini adalah saat harus banyak menabur kebaikan.

Karena :

SUKSES itu tidak terus2an.

GAGAL itu juga tidak terus2an.

Penulis : Ang Harry Tjahjono > https://www.linkedin.com/in/angharrytjahjono


By the way, kalau perlu kursus untuk upgrade skill, bisa ke Coursera atau eTraining Indonesia. Keduanya memberi sertifikat yang recognized di dunia industri.


DAPATKAN SERTIFIKAT KOMPETENSI

Perbesar Peluang Karir dan Kerja

“Seseorang itu diterima kerja / dipromosikan karena skills, dan disukai atau tidak disukai lingkungan kerja karena attitude.”


Sukses itu tidak terus-menerus Read More »

Kekonyolan Test Market

Another test market. Melamar ke tempat lain, dan diterima. Di offer tapi masih “menawar” untuk diberi lebih tinggi.

Disaat masih proses nego, dia sudah tidak sabar untuk bermain di dua kaki. Langsung maju ke atasannya di perusahaan tempat dia bekerja saat ini, mengajukan resignation.

Alih2 berharap diretensi. Ternyata APPROVED resignation.

Kaget. Tapi sudah terlanjur. Sekarang yang namanya test market company lain awalnya main-main, jadi beneran “NGAREP” karena sudah diapproved resignationnya.

Dan esoknya diberi surat bahwa offer yang dia minta dengan angka sekian tidak disetujui, dan mereka membatalkan offer karena ada candidate (BACK UP) yang setuju dengan offer mereka tanpa tawar – menawar.

Lihat kondisinya.

DARI awalnya main-main cuman test market, akhirnya jadi #talentready #jobseeker.

Dan selama 17 bulan harus menjadi #talentready #jobseekers, mencari kesana kemari tidak mendapatkan kerja. Untung belum berkeluarga. Baru mendapatkan kerja seminggu lalu.

Coba kalau sudah berkeluarga apa jadinya jika mau main2 test market.

Please think twice.

Test market2an bukan jamannya.

Apalagi networking sekarang cepat sekali.

Dan dengan background check dari company ke candidate yang melamar, mau tidak mau informasi akan lebih cepat diketahui. Sehingga bukan tidak mungkin, perusahaan saat ini tempat bekerja sudah mengetahui apakah anda sedang melamar ke tempat lain either itu test market atau betulan.

Kalau memang you are good, dan memang niat nyari kerja, GPP.

Tapi kalau cuman sekedar test market, saat ini lebih baik berhati-hati. Jangan sembarangan. Apalagi yang sudah berkeluarga. Think twice. Think about your family.

Penulis : Ang Harry Tjahjono > https://www.linkedin.com/in/angharrytjahjono/


By the way, kalau perlu kursus untuk upgrade skill, bisa ke Coursera atau eTraining Indonesia. Keduanya memberi sertifikat yang recognized di dunia industri.


DAPATKAN SERTIFIKAT KOMPETENSI

Perbesar Peluang Karir dan Kerja

“Seseorang itu diterima kerja / dipromosikan karena skills, dan disukai atau tidak disukai lingkungan kerja karena attitude.”


Kekonyolan Test Market Read More »

Cara Tepat (versi saya) agar di hubungi HR

Honestly rasanya maju mundur buat upload ini, karena saya merasa masih menjadi “remahan” di dunia karir. Tapi setelah dipikir-pikir, bisa jadi ada orang lain yang sedang membutuhkan informasi ini.

Tahap pertama buat bisa dapat kerja tentunya harus apply lamaran kerja. Tapi pernah tidak, sudah apply banyak banget terus tidak ada yg dipanggil? Saya pernah berada di posisi ini. Dan setelah dianalisa, ternyata banyak mistake yang saya buat, dan saya perbaiki cara saya apply kerja.

Berikut cara saya apply kerja biar dipanggil HR buat ikutan next step dalam proses rekrutmen:

  1. Setiap hari minimal daftar 20 lamaran. Saya lebih suka daftar lamaran kerja by email. Semakin banyak yang dilamar, semakin gede chance diproses ke tahap selanjutnya.
  2. Buat daftar ke mana mau kirim lamaran. Dari sana saya bisa klasifikasikan CV yang akan dibuat.
  3. Buat CV yang related dengan yang kita lamar. Saya tim CV ATS. CV saya selalu polos tapi isinya tidak boleh polos. Saya cuma menulis biodata (nama, no hp, email, domisili), skill (pastikan skill yang ada di loker ada juga di CV), pengalaman kerja (cari 2 yang paling related), dan pendidikan. Ingat, bikin banyak CV yang related ke banyak lamaran. Bukan 1 CV terus dikirim ke banyak lamaran.
  4. Biasanya saya buat lamaran tersebut malam hari, setelah itu saya save as a draft. Besok pagi baru saya send lamaran tersebut, tentunya dengan melakukan double check agar meminimalisir kesalahan. Buat saya cara ini lebih efektif dan efisien. Setelah apply saya masih punya waktu untuk mencari loker lainnya atau ilmu baru yang bisa meningkatkan skill saya.
  5. Ini penting, sebisa mungkin apply lamaran itu secepat mungkin ketika lamaran sudah up. Jangan wasting time nunggu bberapa hari baru kirim. Karena chance klo daftarnya lebih cepat bakal lebih gede.
  6. Saya selalu kirim lamaran berupa CV saja. Kecuali dari lowongan tersebut minta berkas lain. Baru saya satuin as pdf CV + berkas pendukung. Buat surat lamaran kerjanya saya cuma nulis di body email. Kalau CV selalu menggunakan bahasa Inggris, tapi buat isi emailnya saya sesuain. Kalo perusahaan emang nuntut jago bahasa Inggris dan lokernya dalam bahasa Inggris ya berarti body email dibuat dalam bahasa Inggris, klo ga ya bahasa Indonesia aja.
  7. Isi email ga ribet. Intinya beneran fokus kasih tau di email itu pengalaman yang related sama apa yang dilamar, terus skill yang mendukung. Oh iya, jangan lupa kasih kontak yang bisa dihubungin di bagian paling bawah. Biasanya sih saya letakin di part abis best regards/ hormat saya. Yang saya tulis biasanya email sama no hp yang bisa connect dengan WhatsApp.

Itu si tadi cara saya biar “dipanggil” buat ikutan tes sama HR. Percaya atau ga setelah saya menerapkan step diatas, dlm 1 Minggu selalu aja ada HR yg menghubungi buat memproses lamaran yang saya apply. Semoga temen-temen yang lagi berjuang apply lamaran bisa sesegera mungkin dapat panggilan dari HR yaa.

Aamiinn. Semangat semua !!!

Jangan lupa juga dibalik usaha kalian, minta doa dari orangtua, dan juga berdoa kepada Tuhan yaa.


By the way, kalau perlu kursus untuk upgrade skill, bisa ke Coursera atau eTraining Indonesia. Keduanya memberi sertifikat yang recognized di dunia industri.


DAPATKAN SERTIFIKAT KOMPETENSI

Perbesar Peluang Karir dan Kerja

“Seseorang itu diterima kerja / dipromosikan karena skills, dan disukai atau tidak disukai lingkungan kerja karena attitude.”


Cara Tepat (versi saya) agar di hubungi HR Read More »

Habit Pulang Malam

Saya pernah kerja di kantor yang kalau saya mau pulang jam 7 malam, saya harus mengendap2 di antara kubikal, karena sungkan sama rekan2 lain yg masih sibuk di depan laptop.

Iya, jam 7 malam!

Karena di kantor tsb baru mulai sepi di jam 9 – 10 malam. Kadang sampai tengah malam/dini hari masih ada penghuni. Termasuk saya pernah pulang jam 4 pagi!

Makanya dulu kalau ditanya “pernah pulang paling malam jam berapa?” Saya jawab jam 12 malam, sebab kalau lewat dari itu hitungannya pulang pagi (bukan pulang malam).

Tidak sehat memang, namun sudah menjadi habit.

Lalu saya pindah kerja. Hari pertama kerja, saya pulang lewat dari jam 7 malam (kebawa habit kantor lama).

Pagi2 Satpam datang ke meja saya, minta tandatangan.

Katanya kemarin saya pulang terakhir, jadi harus tandatangan absenan.

Langsung bersyukur pindah ke perusahaan yang “tepat”.

Ada juga kantor yg habitnya pulang malam, karena staff sungkan pulang lebih awal dari boss (si boss selalu pulang malam).

Pernah terpikir ngga, kalau yg sebenarnya terjadi adalah: melihat staff-nya belum pulang, si boss sungkan untuk pulang duluan?

Hal ini terjadi pada saya awal2 jadi leader.

Saya selalu sungkan pulang duluan.

Sampai suatu hari saya tanya ke team saya: kalian kok belum pulang? Emang selalu pulangnya malam?

Ada satu yg nyeletuk begini: “Kan bapak belum pulang, jadi kami sungkan pulang duluan”

Oalah… Saya baru tersadar: ini ayam atau telor, tunggu-tungguan siapa yg duluan.

Sejak itu saya ngga pernah sungkan. Saya selalu pamit pulang duluan ke team saya, sambil bilang “kalian jangan malam2 ya”.

Dan biasanya dijawab: …bentar lagi juga pulang.

Penulis : Andijaya Chandra, SE, CPF, CPIM > https://www.linkedin.com/in/andijaya-chandra-se-cpf-cpim-0575b223/


By the way, kalau perlu kursus untuk upgrade skill, bisa ke Coursera atau eTraining Indonesia. Keduanya memberi sertifikat yang recognized di dunia industri.


DAPATKAN SERTIFIKAT KOMPETENSI

Perbesar Peluang Karir dan Kerja

“Seseorang itu diterima kerja / dipromosikan karena skills, dan disukai atau tidak disukai lingkungan kerja karena attitude.”


Habit Pulang Malam Read More »

Jangan Lakukan Test Market

Seorang member LinkedIn mencoba test market. Berapa value dirinya? Saat dia melamar di perusahaan lain, dia diterima dengan salary yang lebih tinggi. Namanya juga test market, berarti ybs tidak niat utk join semestinya.

Saat informasi ke atasannya di perusahaan yang sekarang dengan mengajukan surat pengunduran diri. Atasannya menanyakan alasan resignation, dan diinformasikan mengenai new offer. Akhirnya? Diretensi lah dia dengan value sebesar “new” offer.

Wah test market berhasil. Gaji naik. Tetap stay di perusahaan lama.

Happy? yes.

Perusahaan yang dijadikan test market digantung selama 2 minggu sebelum decision “tidak menerima offer” karena stay di company lama.

Pola ini dijadikan sesuatu yang dianggap OK untuk menaikkan salary. Namun saat sesuatu itu dilakukan berulang-ulang akhirnya mendatangkan problem. Last year di 2020, mencoba melakukan hal yang sama. Test market (again). Diterima di perusahaan baru, dengan offer yang lebih tinggi. Dan (again) di perusahaan lama minta naik salary dengan value sesuai new offer. Kali ini perusahaan lama tempat dia bekerja menolak dan memilih melepas. Akhirnya resignation diapprove. Kerja selama 14 tahun berakhir dengan pengunduran diri.

Dirinya shock. Gak sangka. Bahwa test market kali ini gagal.

Akhirnya dia join di new company yang sebenarnya dia (kurang) berminat.

Ada harga ada rupa.

Ada posisi ada prestasi.

Bukan cuman mau posisi tapi tidak ada kontribusi.

Akhirnya 3 bulan probation gagal.

Gagal total. Jadi #talentready #jobseeker ditengah pandemi.

Mau balik ke company lama. Gak diterima.

Sempat curhat ke saya, saya cuman kasih satu solusi.

Say sorry ke company lama. Ceritakan apa adanya. Semua test market yang dulu dilakukan dst. Tell the truth. Dan inform jika butuh pekerjaan. Dilakukanlah hal tersebut. Bertemu dengan bekas atasan (bukan owner) dan mengakui semua hal yang pernah dia lakukan.

Bekas atasannya surprise. Krn? Gak pernah menyangka ada orang yang mau begitu jujurnya mengakui (meskipun mengakui krn terjepit). Anyway, short story, dijanjikan akan dipertimbangkan utk diterima jika ada posisi.

Dia menunggu 7 bulan lamanya, dan baru kamis lalu dikabari jika ada posisi kosong serta dia diterima kembali.

Lesson learn (menurut saya) :

Jika memang merasa salary tidak cukup, silahkan tanya ke atasan dan minta kenaikan. Jika tidak diberi, maka pilihan ada 2 :

  1. Cari new job.
  2. Tetap kerja di perusahaan lama dan tingkatkan prestasi

Jika sudah cari new job, niatkan. Dapat new job, sudah gak perlu test market. Just leave the company and start your new job.

Jangan test market, test your own value utk jualan.

Sometimes, the result is not reversible.

Penulis : Ang Harry Tjahjono > https://www.linkedin.com/in/angharrytjahjono/


By the way, kalau perlu kursus untuk upgrade skill, bisa ke Coursera atau eTraining Indonesia. Keduanya memberi sertifikat yang recognized di dunia industri.


DAPATKAN SERTIFIKAT KOMPETENSI

Perbesar Peluang Karir dan Kerja

“Seseorang itu diterima kerja / dipromosikan karena skills, dan disukai atau tidak disukai lingkungan kerja karena attitude.”


Jangan Lakukan Test Market Read More »

Umur segini, kamu sudah punya apa saja?

Sudah dekat umur 30, idealnya sudah punya apa aja sih?

Nah, ini yang sekarang sedang hangat dibahas di sosmed. Sudah ada yang punya 1 Milyar diumur 20 tahun, hampir 10 Milyar di umur 25 tahun. Punya rumah, mobil, dan bisnis A, B, C, di usia hampir 30. Apakah kenyataannya semua begitu? Tentu tidak semuanya begitu.

Saya pribadi ketika umur 28 tahun. Masih jadi pegawai, gaji lumayan, cicil apartemen dan rumah di pinggiran kota. Tapi, mobil belum punya, dan motor masih inventaris orang tua. Lalu apakah saya sudah sukses? Ya..! Dibandingkan 1, 2, atau 3 tahun sebelumnya, saya sudah lebih sukses.

Definisi sukses, ada baiknya diukur ke pencapaian diri sendiri. Selama kita semakin baik setiap tahunnya, artinya kita menuju ke jalur kesuksesan kita. Tapi, apakah bisa sama dengan orang lain? Ya belum tentu. Cintailah proses berkembang sedikit demi sedikit, nikmati saja. Selama kita maju selangkah demi selangkah, suatu saat pasti kita sudah berjalan ratusan mil bahkan ribuan mil.

Realistis

Yang lebih penting lagi : Anak-anak jaman sekarang harus be realistic.

Kalau ingin berkarir di perusahaan, buatlah karir path.
Coba kepoin, orang-orang yang sudah di posisi middle management, berapa lama untuk sampai ke jenjang tersebut, apa saja requirement-nya, challenge-nya apa saja, dan berapa annual income-nya.

Kalau ingin usaha mandiri, cari patern-nya buat rujukan, pelajari benchmark-nya buat reference, susun realistic business plan-nya. Jangan asal running business sambil mengandalkan keberuntungan saja.

Making money is easy, yang sulit adalah how to get the opportunity..

Buat pemburu karir, 3 hal ini yang harus dipunyai kalau mau menghasilkan lots of money:

  1. Reputasi
  2. Relasi
  3. Rekomendasi

Tanpa reputasi, tidak akan punya banyak relasi yang berkualitas dan berpengaruh, tanpa relasi yang berkualitas tidak akan dapat opportunity yang besar, dan tanpa rekomendasi dari relasi yang berkualitas tidak akan dapat kepercayaan untuk handle sesuatu yang besar meskipun punya reputasi yang bagus.

Bekerja di perusahaan, artinya income sudah ter-schedule dan tidak banyak pertumbuhan yang significant, that’s why an employee harus membangun jaringan professional / bisnis mereka sendiri, supaya reputasi yang dibangun diakui, dan dapat rekomendasi.


By the way, kalau perlu kursus untuk upgrade skill, bisa ke Coursera atau eTraining Indonesia. Keduanya memberi sertifikat yang recognized di dunia industri.


DAPATKAN SERTIFIKAT KOMPETENSI

Perbesar Peluang Karir dan Kerja

“Seseorang itu diterima kerja / dipromosikan karena skills, dan disukai atau tidak disukai lingkungan kerja karena attitude.”


Umur segini, kamu sudah punya apa saja? Read More »