eTraining Indonesia

Bahayanya Rasa Minder Yang Berlebihan

Saya pernah dengar cerita tentang freelance editor yang memarahi kliennya hanya karena si klien meminta dia mengirimkan file dengan format docx dan bukan doc. Kalimatnya sopan tapi reaksi si editor sangat berlebihan.

Editor itu membalas via WhatsApp, “Saya tahu saya ini miskin, laptop-nya laptop lama yang bisa dipakai buat nimpuk maling.”

Sebagai sesama penulis, saya tahu banget perbedaan file format itu bisa bikin isi file jadi berantakan. Wajar jika si penulis meminta hal itu dari editor-nya. Jadi kenapa tidak berusaha berpikiran positif dulu? Jika memang ada kendala teknis kenapa tidak dijelaskan baik-baik?

Akhirnya si penulis nekad mencari editor baru di tengah jalan. Berawal dari satu masalah terkait file format merembet ke isu-isu lain yang tidak kalah menyebalkannya hingga akhirnya si penulis memutuskan untuk kerja bareng editor lain saja. Uangnya jadi terbuang karena harus membayar editor baru tapi dia tetap melakukannya agar bukunya bisa lebih cepat selesai tanpa harus dihiasi drama ini-itu.

Saya pernah beberapa kali menjumpai orang dengan sifat mirip-mirip mantan editornya teman saya itu dan biasanya mereka bersikap seperti itu karena terlalu minder dengan keadaannya. Akhirnya orang lain salah ngomong sedikit saja mereka langsung panas karena merasa direndahkan.

Saya tahu merintis karier dari nol itu memang berat. Melawan rasa minder atas keadaan juga berat. Tapi mau seberat apapun tetap harus bisa mengendalikan diri sendiri. Hal itu adalah modal penting untuk memperbaiki keadaan. Jangan sampai kehilangan good opportunities hanya karena bad attitude yang terus menerus kita pertahankan.

Do better to live a better life!

Penulis : Riffa Sancati > https://www.linkedin.com/in/riffa-sancati-60527b9a/


By the way, kalau perlu kursus untuk upgrade skill, bisa ke Coursera atau eTraining Indonesia. Keduanya memberi sertifikat yang recognized di dunia industri.


DAPATKAN SERTIFIKAT KOMPETENSI

Perbesar Peluang Karir dan Kerja

“Seseorang itu diterima kerja / dipromosikan karena skills, dan disukai atau tidak disukai lingkungan kerja karena attitude.”


Bahayanya Rasa Minder Yang Berlebihan Read More »

HRD Ghosting, Hilang Tak Berkabar

“Bu, saya sebal dengan HRD. Setelah interview, hilang tak berkabar. Email, WA, telpon, semua tak digubris. Apa sih susahnya sekadar memberikan info kalau saya tidak diterima?”

Hmmm..

Begini ya,..

Masalah ghosting, bukan hanya terjadi di dunia kerja. Di dunia asmara pun ada cerita si cowok kabur hilang tanpa jejak, atau si cewek tak lagi menggubris setelah sekian lama menjalin kasih.

Pernah kejadian kan, ada mas yang ghosting, dan tahu-tahu sudah berpacaran dengan gadis lain, ibunda si mbak mencak-mencak karena anaknya sudah lama menjalin kasih, eh malah ditinggal tak berkabar.

Okey, kita balik lagi ke masalah ghosting dalam dunia kerja. Ghosting tak hanya didominasi pihak HRD, lho. Tak percaya?

“Ah, Ibu mah enak. Nggak mengalami ghosting. Jadi nggak tahu perihnya di-ghosting.”

Ehm, siapa bilang?

Saya pernah kok menjumpai kandidat yang hilang tanpa jejak, padahal pihak klien sudah tanda tangan offering. Saya pernah juga mendapati kandidat yang baru masuk dua minggu lantas hilang.

Itu kalau dari sisi kandidat.

Beberapa kali juga saya di-ghosting oleh klien. Serius!

Ada satu dua klien yang hilang setelah saya serahkan daftar kandidat sesuai requestnya. Tak mau membalas WA dan tak kunjung mengangkat telepon.

Dan beberapa hari kemudian saya mendapati ada postingan Headhunter lain persis dengan requirements yang diminta klien ghosting tersebut. Saya tersenyum bacanya. Daripada marah-marah membuang energy, mending saya alihkan energy untuk hal lain.

Kesimpulannya, ghosting tak hanya dilakukan oleh HRD, kok.

Jadi gini, ada orang yang tipe perilaku-nya avoidance, berusaha ‘lari’ jika menghadapi masalah. Cara menyelesaikan masalah ya dengan melarikan diri dari masalah. Daripada capek menghadapi masalah, ya kabur saja. Syukur-syukur masalahnya beres sendiri.

Lho, apa hubungannya dengan ghosting?

Begini, jika memberi info penolakan dianggap adalah sebuah masalah, maka perilaku yang bersangkutan akan avoid (menghindar). Jadi daripada mengangkat telpon / membalas chat, ya sekalian saja tak perlu digubris lagi (ghosting).

Nah, perilaku avoidance begini hanyalah masalah perilaku saja, akar masalahnya ya harus dicari tahu.

Bisa juga sih perilaku ghosting dilakukan karena yang bersangkutan merasa lebih hebat, lebih penting daripada yang di ghosting. Daripada buang waktu jawab telpon / balas chat, anggapannya mungkin begitu.

So, jangan benci HRD yang ghosting. Jangan benci siapa pun yang ghosting kamu. Maafkan mereka. Dan pintu rejeki lain akan terbuka untuk kita. Dan last but very important, semoga kita semua tidak ghosting ke orang lain ya.

Terus kalau kita di-ghosting gimana dong?

Nah, kalau seperti ini tak usah kita uber-uber, kejar-kejar bombardir chat dan telepon. Tak usah juga kita maki dan sumpah serapah. Maafkan dan legowo. Artinya bukan rejeki kita. Semangat cari rejeki yang lain.

Peace

Penulis : Yuliany Kurniawan > https://www.linkedin.com/in/yksw/


By the way, kalau perlu kursus untuk upgrade skill, bisa ke Coursera atau eTraining Indonesia. Keduanya memberi sertifikat yang recognized di dunia industri.


DAPATKAN SERTIFIKAT KOMPETENSI

Perbesar Peluang Karir dan Kerja

“Seseorang itu diterima kerja / dipromosikan karena skills, dan disukai atau tidak disukai lingkungan kerja karena attitude.”


HRD Ghosting, Hilang Tak Berkabar Read More »

Genuine vs Aftermarket

Sebagai praktisi maintenance, istilah GENUINE dan AFTERMARKET dalam spare part sudah tak asing. Tidak selamanya part genuine itu baik, sebaliknya aftermarket juga tidak selalu buruk.

Berikut beberapa pertimbangan memilih part genuine atau aftermarket :

1 Quality

Part genuine sudah dijamin kualitasnya oleh manufaktur. Sedangkan kualitas aftermarket tidak ada yg menjamin. Namun development part aftermarket yang baik, bisa menutupi kekurangan part genuine bahkan melampaui kualitasnya.

2 Cost

Pastinya harga parts genuine jauh lebih mahal dari pada aftermarket. Part aftermarket bisa jadi opsi dalam reduce cost. Yang perlu diperhatikan adalah pilihlah part yang cost/hour paling rendah. Jangan sampai harga murah namun lifetime rendah, part akan sering replace sehingga bisa jadi cost lebih banyak.

3 Availability

Part genuine non consumable biasanya tidak tersedia dalam jumlah yg banyak di warehouse. Saat ada breakdown yang membutuhkan part namun tidak tersedia dan unit harus ready secepatnya, maka part aftermarket bisa dipakai agar unit ready sambil menunggu part genuine datang.

4 Warranty Policy

Beberapa manufaktur mensyaratkan penggunaan part genuine saat masih dalam masa warranty. Jika warranty sudah terlewati bisa beralih ke part aftermarket.

Apakah ada pertimbangan lain untuk memilih part Genuine atau Aftermarket ? Monggo bisa disharing

Penulis : Alief Jaisyul Usrah > https://www.linkedin.com/in/alief-jaisyul-usrah/


By the way, kalau perlu kursus untuk upgrade skill, bisa ke Coursera atau eTraining Indonesia. Keduanya memberi sertifikat yang recognized di dunia industri.


DAPATKAN SERTIFIKAT KOMPETENSI

Perbesar Peluang Karir dan Kerja

“Seseorang itu diterima kerja / dipromosikan karena skills, dan disukai atau tidak disukai lingkungan kerja karena attitude.”


Genuine vs Aftermarket Read More »

Gaji 5 Juta Tidak Bisa Menabung?

Ada orang yang mungkin tidak pernah merasakan jadi tulang punggung keluarga. Sehingga tidak tahu rasanya, punya gaji habis seketika untuk semua pos pos pengeluaran yang sudah menanti setiap bulannya.

Jangankan gaji 5 juta, ada yang bergaji 12 juta saja masih tidak bersisa.

Makanya wajar, ada yang baru bisa menyalurkan hobinya atau impian yang tertunda ketika sudah ada kelonggaran rejeki ketika sudah dewasa atau bahkan pada usia paruh baya. DAN ITU NORMAL.

Kalau semua orang bisa dengan mudah usia 22 lulus kuliah, usia 23 kerja, usia 24 sudah ada tabungan, usia 25 menikah, usia 26 punya 100 juta pertama, usia 30 punya 1 milyar pertama….ya silahkan saja. Tapi menyalahkan orang orang yang tidak bisa? Tidak perlu. Bisa jadi juga itu hanya sekedar tulisan saja.

Saya hingga usia 26 saja menabung 100 ribu per bulan sudah bersyukur banget. Dalam kondisi sudah menikah dan baru punya anak 1. Itu sudah nilai tertinggi yang bisa saya tabung. Bagi yang bisa pakai % tabungan, ya bagus. Teruskan. Bagi yang tidak bisa? Jangan merasa kecil hati, biarkan saja.

Saya dulu punya impian masa remaja yang bahkan hingga sekarang belum bisa saya wujudkan. Punya motor gede. Alhamdulillah, belum terwujud sih :))

Dari usia 21 hingga sekarang, saya dan Istri masih harus berbagi dengan keluarga besar. DAN INI NORMAL. Tidak ada yang salah. Saya dan Istri bahagia kok bisa berbagi dan membantu keluarga.

Ada orang yang bahkan rela tidak kuliah, agar adik adiknya kuliah. Ada juga yang berusaha irit makan, agar keluarganya bisa hemat dan menabung.

Menjual kesuksesan diri sendiri dan menafikan kondisi orang lain, bukanlah motivasi. Apalagi jika pakai narasi investasi, ujung ujungnya ya jualan kelas sendiri.

Buat kalian yang belum bisa menabung, ingat ITU NORMAL. Mau pakai buat beli kopi mahal, ya beli aja. Kalian tidak bakal jadi miliuner hanya karena hemat 1 gelas kopi.

Selama kalian bahagia, ya lakukan saja. Self rewarding itu juga perlu kok, kita sudah kerja keras selama ini.

Tapi, kembali lagi ya. Pilihan kalian masing masing ya kalian yang putuskan.

end

Penulis : Aukaria Rahman > https://www.linkedin.com/in/aukariarahman/


By the way, kalau perlu kursus untuk upgrade skill, bisa ke Coursera atau eTraining Indonesia. Keduanya memberi sertifikat yang recognized di dunia industri.


DAPATKAN SERTIFIKAT KOMPETENSI

Perbesar Peluang Karir dan Kerja

“Seseorang itu diterima kerja / dipromosikan karena skills, dan disukai atau tidak disukai lingkungan kerja karena attitude.”


Gaji 5 Juta Tidak Bisa Menabung? Read More »

Merubah Nasib

Kenapa tidak semua orang bisa mengubah nasib mereka menjadi lebih baik dari sebelumnya? Padahal semua orang punya kelebihan dan kekurangan masing-masing tapi tetap nggak semua orang bisa memaksimalkan kelebihan yang mereka miliki sambil berusaha mengendalikan kekurangan dalam diri mereka. Apa penyebab utamanya?

Belasan tahun terakhir ini saya terus mencoba mencari jawaban dari pertanyaan itu dengan mengamati orang-orang di sekitar saya.

Saya pernah melihat orang yang awalnya minder dan penuh rasa takut berhasil mendorong dirinya hingga akhirnya bisa mendapatkan jenjang karier yang jauh lebih baik.

Saya juga pernah lihat orang yang tadinya pemalas dan suka menunda-nunda berhasil memotivasi dirinya hingga akhirnya mampu mencetak prestasi.

Saya bahkan pernah melihat orang yang sangat keras kepala bisa melunak dan membuka diri untuk mempelajari sudut pandang baru yang kemudian membuat dirinya jadi lebih baik dari sebelumnya.

Hanya satu tipikal individu yang sejauh ini belum pernah saya lihat ada perubahan berarti dalam diri mereka: orang-orang dengan fixed mindset.

Tipikal orang yang sangat senang menyalahkan nasib, keadaan, dan juga privilege, tanpa mau mengevaluasi dirinya sendiri. Mereka terlalu pasrah dengan kekurangan yang mereka miliki karena menganggap memang itulah takdir yang harus mereka tanggung. Nasihat apapun dan dari siapapun tidak akan pernah mereka dengarkan. Bahkan fakta dan data sekalipun akan selalu mereka mentahkan. Mereka lebih suka mengambil jalan pintas dengan menyalahkan takdir atas hidup mereka di hari ini.

Itulah sebabnya makin lama teori law of attraction terasa makin masuk akal. Mindset memang sebegitu powerful-nya. Apa yang kita yakini kebenarannya memang punya pengaruh besar pada apa yang kita lakukan berikutnya. Itulah sebabnya, di buku The Little Handbook for Big Career saya menulis, “Langkah pertama untuk mengubah nasib adalah dengan mengubah mindset terlebih dahulu.

Mungkin kah ada orang dengan fixed mindset sukses dengan cara mereka sendiri? Nggak tahu juga sih ya. Mungkin ada, tapi saya yakin nggak banyak. Punya growth mindset juga obviously bukan jaminan untuk sukses. Tapi satu hal yang sangat saya yakini kebenarannya: tidak ada satupun dalam hidup ini yang bisa menjamin kesuksesan, tapi ada hal-hal penting yang bisa memperbesar peluang untuk mendapatkannya dan growth mindset adalah salah satu modal awal yang sangat krusial.

We’re more than whom we think we are. And we’ll never know what we’re capable of until it’s truly done.

Penulis : Riffa Sancati > https://www.linkedin.com/in/riffa-sancati-60527b9a/


By the way, kalau perlu kursus untuk upgrade skill, bisa ke Coursera atau eTraining Indonesia. Keduanya memberi sertifikat yang recognized di dunia industri.


DAPATKAN SERTIFIKAT KOMPETENSI

Perbesar Peluang Karir dan Kerja

“Seseorang itu diterima kerja / dipromosikan karena skills, dan disukai atau tidak disukai lingkungan kerja karena attitude.”


Merubah Nasib Read More »

Cara Resign dari Sebuah Perusahaan

Apa itu resign? Resign adalah istilah yang sudah akrab di telinga para karyawan sebagai serapan dari Bahasa Inggris, resign artinya berhenti atau mengundurkan diri dari pekerjaan

Untuk yang baru mulai bekerja mungkin masih bingung ya bagaimana cara atau tahapannya jika anda ingin resign dari sebuah perusahaan

Langkah langkah yang saya bagikan ini bukan menjadi tolak ukur untuk semua perusahaan jadi mungkin akan berbeda beda pada setiap perusahaan

Pikirkan kembali niat resign anda

Sebelum anda mengambil langkah untuk resign dari perusahaan, ada baiknya anda mempertimbangkan kembali keputusan yang anda akan ambil, apakah ini anda langkah yang tepat untuk karir anda kedepannya

Bicarakan niat resign anda kepada atasan anda

Jika niat anda untuk resign adalah keputusan yang terbaik, bicarakan dengan atasan langsung anda terkait niat anda untuk resign, bicarakan dengan jujur saja alasan resign anda, bisa jadi atasan anda bisa membantu permasalahan yang anda sedang hadapi

Laporkan kepada bagian HRD dan buatlah surat resign

Jika keputusan anda untuk resign sudah dibicarakan kepada atasan anda, laporkan niat anda untuk resign ini kepada HRD dan buatlah surat resign yang sudah di setujui oleh atasan anda, biasanya jika anda sudah bicarakan niat anda resign kepada atasan anda info anda resign akan tercopy juga ke bagian HRD

Tunggu 1 bulan untuk proses berakhir kerja

Setelah surat resign anda disetujui oleh bagian HRD, pihak HR akan memberikan informasi kapan waktu kerja anda berakhir, biasanya waktunya adalah 1 bulan semenjak tanggal persetujuan surat resign

Tetap lakukan pekerjaan anda secara profesional

Tetap bekerja secara profesional sampai waktu bekerja anda berakhir, walaupun rencana anda resign sudah disetujui oleh perusahaan, apa yang menjadi kewajiban anda dalam pekerjaan tetap maksimalkan, dan tetap mematuhi segala peraturan perusahaan

Serah terima segala fasilitas kantor

Jika anda diberikan beberapa aset yang di fasilitasi perusahaan untuk mendukung kerja anda, anda bertanggung jawab untuk menyerahkan kembali kepada perusahaan

Berikan salam perpisahan yang terbaik

Berikan salam perpisahan kepada atasan dan teman teman kerja anda, tetap jaga hubungan baik dengan mereka semua, suatu saat bisa saja anda akan bekerjasama kembali dengan mereka pada waktu dan tempat yang lain

Jika ada yang menambahkan silakan ya, yuk sharing

Semoga bermanfaat

Penulis : Fachrurozi > https://www.linkedin.com/in/fachrurozi94/


By the way, kalau perlu kursus untuk upgrade skill, bisa ke Coursera atau eTraining Indonesia. Keduanya memberi sertifikat yang recognized di dunia industri.


DAPATKAN SERTIFIKAT KOMPETENSI

Perbesar Peluang Karir dan Kerja

“Seseorang itu diterima kerja / dipromosikan karena skills, dan disukai atau tidak disukai lingkungan kerja karena attitude.”


Cara Resign dari Sebuah Perusahaan Read More »

5 Langkah Marah Kepada Bawahan

Pernah di suatu hari di tempat kerja saya yang lama, saya mengalami kejadian yang sangat memalukan bagi saya.

Saya adalah orang HR, dan saya banyak berurusan dengan orang Finance. Hubungan saya dengan si Ibu Manager Finance ini bisa terbilang sangat baik. Mungkin karena saya berhasil memperbaiki proses kerja yang agak kacau sebelumnya, dan saya juga membangun hubungan informal yang cukup baik.

Hingga suatu ketika, saat itu saya baru saja kedatangan staff baru. Dan saya bermaksud memperkenalkan staff baru saya ini kepada Ibu Manager Finance untuk mempermudah koordinasi kedepannya.

Namun tak disangka, mood Ibu Manager Finance itu sedang tidak baik, saya pun lupa persisnya apa masalah saat itu, tapi di depan staff saya Ibu ini memarahi saya.

Dari sekian banyak pengalaman pahit dalam karir saya, mungkin hal itu adalah salah satu pengalaman yang paling memalukan bagi saya.

Hubungan kami agak merenggang. Saya cukup lama tidak mau mampir ke ruangan Ibu itu, padahal kadang saya mampir tanpa ada alasan apapun. Memang membangun hubungan informal saja.

Tapi akhirnya kami mulai berkomunikasi lagi. Bahkan, ketika saya resign, Ibu itu termasuk dari salah satu rekan kerja saya yang paling bersedih.


Saya tau bahwa kejadian atasan memarahi bawahan adalah hal yang biasa. Tidak terkecuali, atasan memarahi bawahan di depan umum. Pernah ada seorang teman yang dimaki-maki oleh atasannya sehingga terdengar 1 lantai gedung.

Wahai Bapak/Ibu Leaders, memarahi anak buah di depan umum adalah hal yang tidak efektif. Tujuan leaders marah adalah untuk membangun kesadaran anggota tim, serta agar tidak terulang lagi di masa depan.

Marah itu boleh. Bahkan harus. Namun cara marahnya yang perlu kita pahami mana yang efektif dan tidak efektif.

Memarahi anak buah di depan umum bukannya membuat anak buah sadar akan kesalahannya, tapi justru beresiko membangun rasa sakit hati bahkan dendam. Anak buah bukannya sadar, malah ingin resign.

Tips memarahi anak buah yang efektif:

1. Bicara 4 mata di ruangan tertutup di waktu khusus

2. Sampaikan hal spesifik yang membuat Anda kecewa, jangan melebar kemana-mana. Jangan menyerang pribadi.

Misal:
“Kamu kok bodoh, malas, ga becus, dll”.

Melainkan,
“Kamu tidak menjalankan SOP dengan benar.”
“Pekerjaan kamu tidak sesuai dengan arahan saya kemarin”,
“Mengapa kamu tidak tepat waktu?”

3. Jelaskan apa dampak dari kesalahan spesifik yang dia buat

Misalnya:
“Kalau kamu melanggar SOP, kamu membahayakan diri sendiri dan rekan kerja kamu”
“Kalau kamu datang terlambat, kamu tidak menghargai rekan kerja kamu yang datang tepat waktu, belum lagi target pencapaian kita terhambat”

4. Tanyakan kepada anak buah, bagaimana pendapat dia atas apa yang sudah kita sampaikan. Berikan ia kesempatan untuk menjelaskan dari sudut pandang dia.

5. Setelah mendengar sudut pandangnya, jangan bedebat melainkan langsung fokus pada rencana perbaikan kedepan. Dan monitor anak buah agar terus berprogress.

Semoga bermanfaat.

Penulis : Rono Jatmiko > https://www.linkedin.com/in/rono-jatmiko-b5a6a329/


By the way, kalau perlu kursus untuk upgrade skill, bisa ke Coursera atau eTraining Indonesia. Keduanya memberi sertifikat yang recognized di dunia industri.


DAPATKAN SERTIFIKAT KOMPETENSI

Perbesar Peluang Karir dan Kerja

“Seseorang itu diterima kerja / dipromosikan karena skills, dan disukai atau tidak disukai lingkungan kerja karena attitude.”


5 Langkah Marah Kepada Bawahan Read More »

7 Alasan Krisis PR di Aksi Cepat Tanggap

7 alasan kenapa Crisis public relations yang terjadi pada ACT Foundation | Aksi Cepat Tanggap akan bergulir jauh lebih besar daripada saat ini.

1. Crisis conventional dimana pemicu awal berasal dari Media massa yang kemudian diamplifikasi lewat media sosial. Crisis semacam ini sudah jarang terjadi karena belakangan crisis justru dimulai di media sosial lalu diamplifikasi oleh media massa.

2. Crisis bukan disebabkan oleh oknum, tapi oleh kesadaran kolektif manajemen yayasan yang tidak memperhitungkan sensitivitas publik yang dituangkan dalam bentuk peraturan perusahaan.

3. Crisis ACT melebar kepada orang di luar yayasan mereka. Mulai dari tokoh agama sampai selebritas.

Jangan pernah berpikir crisis public relations itu cuma bikin pusing perusahaan/organisasi yang sedang dilanda.

4. Walau sudah akut sampai menghancurkan bukan cuma nama baik, tapi juga pimpinan tertinggi perusahaan, ACT malah berharap bisa membersihkan nama mereka lewat counter buzzerRP dengan tagar #KamiPercayaAct.

5. Terjadi snowball effect dari isu satu organisasi menjadi isu industri berupa distrust atau tidakpercayanya publik terhadap lembaga bantuan lainnya, termasuk Unicef.

Lembaga kemanusian/filantropi sejenis siap-siap kena goncangannya.

6. Sejarah menunjukkan Crisis PR yang tersangkut dengan permasalahan agama tidak pernah selesai dalam waktu cepat. Tengok kasus investasi ust. Yusuf Mansur dan first travel.

7. Dari isu yayasan ke industri, crisis ACT akan dibawa menjadi komoditas politik yang berlarut-larut.

Dan lagi-lagi, public relations harus jadi aksi “cuci piring” dari banyak hal salah yang terjadi pada sebuah perusahaan/organisasi.

Penulis : Bima Marzuki > https://www.linkedin.com/in/bima-marzuki/


By the way, kalau perlu kursus untuk upgrade skill, bisa ke Coursera atau eTraining Indonesia. Keduanya memberi sertifikat yang recognized di dunia industri.


DAPATKAN SERTIFIKAT KOMPETENSI

Perbesar Peluang Karir dan Kerja

“Seseorang itu diterima kerja / dipromosikan karena skills, dan disukai atau tidak disukai lingkungan kerja karena attitude.”


7 Alasan Krisis PR di Aksi Cepat Tanggap Read More »

Tips Perbanyak Orang Dalam

“Susah Pak, kalau tidak ada orang dalam” keluh kesah seorang jobseeker.

Sudah tau susah.. bukannya berusaha perbanyak orang dalam, malah sibuk men-sirik-i orang yang punya orang dalam.

Lebih parahnya: banyak yang alergi sama ‘bantuan’ orang dalam.
Sampai-sampai tidak mau mengakui peran orang dalam dalam karier-nya.

Apa keuntungan adanya orang dalam?

Orang dalam adalah pemberi informasi valid dan wahid tentang sebuah lowongan kerja yang bahkan belum di publish.

Orang dalam sudah tau kapabilitas kita sehingga menawarkan lowongan yang juga cocok dengan kapabilitas tersebut.

Orang dalam sudah mengenal karakter kita, sehingga tahu chemistry kita akan cocok dengan lingkungan kerja.

Banyak perusahaan lebih suka metode ‘orang dalam’ ketimbang publikasi lowongan.
Sampai ada ‘reward’ untuk orang dalam yang bisa mereferensikan kenalannya untuk bisa join.
Namanya Referral Program.

Jadi, tidak usah kamu salah-salahin orang dalam kalau kamu susah mendapat pekerjaan.
Salah kamu yang tidak mau perbanyak orang dalam.

Lalu, gimana caranya perbanyak orang dalam?
Ngga sulit, cukup tingkatkan KSA mu (Knowledge Skill Attitude), niscaya kamu akan memperoleh banyak orang dalam.

“Takut Pak sama orang dalam, nanti ditagih hutang budi..”

Lah, kalau KSA mu positif mengapa takut?
KSA yang positif akan menarik orang dalam yang positif.
KSA negatif menarik orang dalam negatif.

Contoh:
Kalau kamu orangnya malas, integritas rendah, direkomen sama orang dalam.. Pasti buat diajak negatif – misalnya nyari temen korupsi uang perusahaan.

Tapi kalau KSA-mu positif, paling-paling orang dalam cuma nuntut kamu perform yang bagus, jangan malu-maluin mereka. Gitu aja kok.

“Pak orang dalam nya minta sejumlah uang untuk di rekomen..”

Duh duh itu bukan orang dalam, tapi itu calo tenaga kerja.

“Pak, orang dalamnya ponakan direktur..”

Itu juga bukan orang dalam, tapi nepotisme alias orang bawaan.

Untuk 2 case diatas (calo dan orang bawaan) ngga usah kesal, perusahaan kayak gitu juga ngga layak untuk kamu perjuangkan.. Malahan nyesel kalo masuk perusahaan kayak gitu.
Kecuali kamu emang ber-mental ‘orang bawaan’ yang minim prestasi maunya diajakin yang enak-enak aja.

Di LinkedIn , perbanyak koneksi juga berarti memperbanyak orang dalam.
Posting hal-hal positif, ber-interaksi dengan cerdas dan sopan, niscaya akan menjalin lebih banyak ‘orang dalam’.

Yang mau memperkaya diskusi perihal topik ini, monggo juga lho ya.
Boleh setuju boleh tidak, Negara menjamin kebebasan berpendapat kok.

Penulis : Andijaya Chandra > https://www.linkedin.com/in/andijaya-chandra-se-cpf-cpim-0575b223


By the way, kalau perlu kursus untuk upgrade skill, bisa ke Coursera atau eTraining Indonesia. Keduanya memberi sertifikat yang recognized di dunia industri.


DAPATKAN SERTIFIKAT KOMPETENSI

Perbesar Peluang Karir dan Kerja

“Seseorang itu diterima kerja / dipromosikan karena skills, dan disukai atau tidak disukai lingkungan kerja karena attitude.”


Tips Perbanyak Orang Dalam Read More »

Prinsip-prinsip Dalam Budaya Kerja Jepang (part 1)

Mayoritas pengalaman kerja saya yang dari industri otomotif dengan background budaya negara Jepang, baik di Toyota, Suzuki, Honda dan terakhir Daihatsu.

Setidaknya ada 4 prinsip budaya Jepang yang biasa Kita kenal dan familiar, yaitu :

  1. Kaizen
  2. Bushido
  3. Ganbatte
  4. Keishan
  5. Ikigai

Secara singkat bisa di explore sebagai berikut :

Kaizen

dalam bahasa Jepang berarti perbaikan cepat secara terus-menerus untuk menjadi lebih baik dari sebelumnya.

Bushido

sebuah kode etik kesatriaan golongan Samurai dalam feodalisme Jepang yang berasal dari nilai-nilai moral samurai, sering menekankan beberapa kombinasi dari kesederhanaan, kesetiaan, penguasaan seni bela diri, dan kehormatan sampai mati.

Ganbatte

adalah sebuah ungkapan yang mengandung banyak makna bagi bangsa Jepang yang mengandung unsur motivasi dan semangat untuk terus berjuang dan pantang menyerah.

Keishan

adalah kreatif, inovatif dan produktif yang lewat prinsip ini, orang Jepang tidak takut untuk berkarya secara kreatif dan melakukan inovasi- inovasi yang berbeda.

Ikigai

adalah istilah dari bahasa Jepang untuk menjelaskan kesenangan dan makna kehidupan yang secara harfiah berasal dari kata “iki” yang berarti kehidupan dan “gai” yang berarti nilai, sehingga Ikigai dapat diartikan sebagai alasan kita hidup, menjalani hidup mulai bangun pagi.

Di next post saya akan coba utk detail membahas satu per satu.

Penulis : Prasetyo Adi nugroho > https://www.linkedin.com/in/prasetyo-adi-nugroho-spil/


By the way, kalau perlu kursus untuk upgrade skill, bisa ke Coursera atau eTraining Indonesia. Keduanya memberi sertifikat yang recognized di dunia industri.


DAPATKAN SERTIFIKAT KOMPETENSI

Perbesar Peluang Karir dan Kerja

“Seseorang itu diterima kerja / dipromosikan karena skills, dan disukai atau tidak disukai lingkungan kerja karena attitude.”


Prinsip-prinsip Dalam Budaya Kerja Jepang (part 1) Read More »