eTraining Indonesia

Privilege Itu Apa?

Banyak orang bawa-bawa istilah “privilege” tanpa memahami arti dari istilah itu sendiri.

Privilege adalah hak, manfaat, atau keuntungan yang hanya dimiliki oleh orang-orang tertentu dan tidak dimiliki oleh semua orang.

Jadi sebetulnya privilege itu nggak harus selalu sesuatu yang merupakan warisan orang tua. Kita juga bisa kok berusaha menciptakan privilege untuk diri kita sendiri.

Misalnya soal dapat tawaran kerja dari orang-orang yang terkesan dengan performa kita di waktu yang lalu. Hal itu adalah privilege yang lahir dari kerja keras kita sendiri. Jadi kata siapa kita harus punya orang tua kaya raya hanya untuk bisa punya koneksi?

Kemudian banyak di antara kita yang nggak sadar bahwa bisa mengenyam pendidikan hingga bangku perguruan tinggi atau hal sederhana seperti bisa memiliki ponsel lengkap dengan paket datanya itu juga merupakan privilege yang tidak dimiliki semua orang.

Namun sayangnya, tidak semua orang yang memiliki privilege menyadari dan memanfaatkan privilege mereka dengan baik. Itulah sebabnya ada lulusan perguruan tinggi yang bisa sukses berkarier, tapi ada juga yang kariernya biasa-biasa saja. Sama halnya dengan ponsel. Ada yang bisa dapat uang menggunakan ponselnya, ada juga yang tidak.

Jadi berhentilah meributkan soal privilege yang tidak kita miliki! Lebih baik kita berusaha untuk menciptakan privilege untuk diri kita sendiri menggunakan segala sesuatu yang sudah kita miliki di hari ini.

Keep fighting for your future, great people!

Penulis : Riffa Sancati > https://www.linkedin.com/in/riffa-sancati-60527b9a/


By the way, kalau perlu kursus untuk upgrade skill, bisa ke Coursera atau eTraining Indonesia. Keduanya memberi sertifikat yang recognized di dunia industri.


DAPATKAN SERTIFIKAT KOMPETENSI

Perbesar Peluang Karir dan Kerja

“Seseorang itu diterima kerja / dipromosikan karena skills, dan disukai atau tidak disukai lingkungan kerja karena attitude.”


Privilege Itu Apa? Read More »

Jangan Mudah Percaya Omongan Orang

Tips untuk Anda yang baru memulai karier di sebuah perusahaan: jangan mudah percaya omongan orang.

Saya pernah kenal seorang leader yang terkenal galak dan tidak berperasaan. Namun ternyata setelah saya bekerja cukup lama dengan beliau, saya sama sekali tidak merasa beliau itu seburuk yang orang-orang bilang. Kalau beliau sampai marah itu biasanya karena memang karena ada orang yang melakukan kesalahan. Cara beliau marah pun menurut saya masih reasonable.

Kemudian setelah saya perhatikan lagi, mereka yang mengatakan hal-hal buruk mengenai beliau adalah mereka yang pernah kena tegur. Mereka tidak banyak bicara di depan beliau, tapi mereka sibuk bergerilya di belakang beliau. Termasuk salah satunya, mereka gemar menghasut pekerja baru dengan mengatakan hal-hal buruk tentang beliau.

Beda orang bisa punya pendapat yang berbeda mengenai satu orang yang sama dan pasti ada alasan yang tidak ketahui di balik perbedaan pendapat itu. Belum tentu apa yang terjadi pada mereka itu akan terjadi pada kita juga. Dan belum tentu apa yang mereka katakan pada kita itu betul adanya. Jadi daripada jatuhnya malah fitnah, lebih baik bersikap netral saja. Jangan buru-buru menghakimi seseorang hanya berdasarkan perkataan orang lain.

Politik kantor itu nyata adanya. Tidak selalu buruk, tapi bisa berakhir buruk jika kita tidak pandai menyikapinya. Be careful, always.

Penulis : Riffa Sancati > https://www.linkedin.com/in/riffa-sancati-60527b9a/


By the way, kalau perlu kursus untuk upgrade skill, bisa ke Coursera atau eTraining Indonesia. Keduanya memberi sertifikat yang recognized di dunia industri.


DAPATKAN SERTIFIKAT KOMPETENSI

Perbesar Peluang Karir dan Kerja

“Seseorang itu diterima kerja / dipromosikan karena skills, dan disukai atau tidak disukai lingkungan kerja karena attitude.”


Jangan Mudah Percaya Omongan Orang Read More »

3 Strategi Menghadapi Orang Lama

Sering ada loker yang mensyaratkan pengalaman minimal 1 tahun memimpin sebuah team kecil dan FG are encouraged to apply. Artinya recruiter di loker tersebut membuka kesempatan bagi FG yang punya pengalaman leadership di kegiatan magang, kerja praktek, ekskul, dan lainnya.

Nah, untuk posisi semacam itu biasanya team yang sudah ada terdiri dari beberapa orang lama yang —hanya saja tidak punya potensi leadership untuk dipromosikan, mereka hanya menguasai di day to day job mereka saja.

Dalam banyak situasi si orang lama itu yang justru enggan dipromosikan karena sudah nyaman di posisi mereka, termasuk beberapa benefit berupa uang lembur dan insentif tertentu yang hilang jika mereka promosi naik level.

Kalau kamu sebagai FG apply ke loker ini dan lolos ke tahap interview, hampir pasti kamu akan ditanya pertanyaan ini:

“Apa strategi kamu menghadapi bawahan yang usianya lebih tua dan pengalamannya lebih banyak daripadamu?”

Bahkan saya selalu menanyakan itu kepada setiap kandidat apakah ia diproyeksikan untuk mempunyai anak buah ataupun tidak.

Bagaimana menjawab pertanyaan itu?

Pastinya beragam cara orang menjawabnya, tapi dalam catatan saya ada 3 strategi penting buat kamu menghadapi orang lama yang jadi bawahanmu itu.

1 Kenali.

Saya akan mengenali bawahan saya itu secara lebih dekat. Sifatnya, kebiasaannya, gaya bahasanya, latar belakang pendidikannya, lama masa kerja dan perjalanan karirnya, dan lain-lain. Saya dekati secara personal semisal mengobrol one on one dengan tidak menerobos batasan atasan bawahan. Saya memerlukan bantuan atasan saya dan juga HRD untuk beberapa informasi tadi.

2 Minta dukungan.

Saya akan menceritakan latar belakang pengalaman saya, strength saya di bidang ini, target dan keseriusan saya di departemen ini dan saya akan sampaikan bahwa itu semua tidak mungkin dicapai tanpa sokongan dari mereka yang sudah lebih berpengalaman.

3 Fasilitasi dan perbaiki.

Saya akan menjauhi sikap arogan, sok kuasa, dan sok tahu, tetapi lebih memfasilitasi mereka untuk mempertahankan yang sudah baik dan mereka nyaman, sambil kemudian memperbaiki yang masih belum baik dari sisi KPI perusahaan dan pengalaman serta pengetahuan yang saya punya.

Begitu kurang lebihnya. Semoga bisa segera dipraktekkan di wawancara dan di dunia kerja nyata ya.

Penulis : Rangga Primanto > https://www.linkedin.com/in/ranggaprimanto


By the way, kalau perlu kursus untuk upgrade skill, bisa ke Coursera atau eTraining Indonesia. Keduanya memberi sertifikat yang recognized di dunia industri.


DAPATKAN SERTIFIKAT KOMPETENSI

Perbesar Peluang Karir dan Kerja

“Seseorang itu diterima kerja / dipromosikan karena skills, dan disukai atau tidak disukai lingkungan kerja karena attitude.”


3 Strategi Menghadapi Orang Lama Read More »

5 Soft Skill Paling Dicari Rekruter

Bismillah..

Karena kita harus bisa menunjukkan bahwa kita adalah kandidat yang tepat, maka kita harus bisa membuat diri kita terlihat “bold“, atau berkarakter beda dari yang lain..

Berikut soft skill yang paling dicari rekruter ya teman-teman.. Opini pribadi sih..

1 Kemampuan mengikuti arahan

Ini bisa terlihat dari hal yang simpel..
Contoh:
Pas awal apply.. arahannya, tulis subject email, misal: Nama_posisi_domisili.
Tapi tetap saja banyak yang gak sesuai.. banyak faktor sih yang membuat gak sesuai, tapi hal simpel ini bisa jadi indikator kemampuan mengikuti arahan loh..

2 Fleksibilitas dan Tangkas

Kalo istilah serkarang, Agile.. gesit, tangkas.. dan fleksibel..
Bisa terlihat dari cara menjawab saat interview, apakah kamu termasuk yang fleksibel, atau termasuk tipe yang kaku.. Termasuk yang gesit atau lamban.. Istilah orang Jawa klemat klemet.

3 Otentik

Cari ciri diri yang otentik, kamu banget, dan diperlukan untuk posisi tersebut..
Apply untuk posisi finance and accounting, tonjolkan sisi detail dan teliti..
Apply posisi marketing, tonjolkan cara mempengaruhi orang lain.. dll.

4 Honest.

Jujur saat menyampaikan kondisi diri, dalam menjawab interview, dll.. Jangan pernah berbohong dengan kondisi diri kita.

5 Cara mempresentasikan diri.

Ini perlu latihan ya teman-teman, bagaimana cara mempresentasikan dirimu supaya terlihat berbeda..

Misal:

  1. Menyebutkan achievement, prestasi.
  2. Menceritakan cara memecahkan masalah.
  3. Menceritakan saat menghadapi kesulitan.
  4. dll.

Se-simpel apa pun kemampuan kamu, jadikan kekuatan dirimu..

Tapi tidak perlu over selling juga yang mengakibatkan jadi tidak jujur..

Penulis : Anna Y. > https://www.linkedin.com/in/anna-y-6a73b8a6/


By the way, kalau perlu kursus untuk upgrade skill, bisa ke Coursera atau eTraining Indonesia. Keduanya memberi sertifikat yang recognized di dunia industri.


DAPATKAN SERTIFIKAT KOMPETENSI

Perbesar Peluang Karir dan Kerja

“Seseorang itu diterima kerja / dipromosikan karena skills, dan disukai atau tidak disukai lingkungan kerja karena attitude.”


5 Soft Skill Paling Dicari Rekruter Read More »

“Sandwich” Employee

Saya ingin berbagi pengalaman sebagai “Sandwich Employee.” Tentu Anda sudah pernah mendengar tentang “Generasi Sandwich.” Nah saya ingin berbagi terkait peran saya sebagai “Sandwich Employee” atau “Karyawan Sandwich.”

Saya mulai merantau dengan pekerjaan yang mapan pertama ketika pertama kali bergabung dengan sebuah perusahaan semiconductor di Batam di tahun 1994-an. Waktu itu saya diberi kepercayaan sebagai Customer Service Engineer meskipun tidak ada background teknik.

Ceritanya tugas & tanggung jawab utama saya adalah menjadi wakil dari customer saya dalam memantau proses produksi barang mereka yang dipercayakan kepada perusahaan tempat saya bekerja itu. Waktu itu kalau tidak salah saya punya customer base is US East Coast & beberapa di Asia.

Setiap hari saya harus memastikan proses produksi chipset mereka sesuai jadwal produksi yang dikeluarkan oleh departemen produksi. Kalau ada kendala yang menyebabkan keterlambatan saya harus menjelaskan why. Untuk mengerti why itu saya harus berjibaku dengan para Expat di production line. Sering juga masalah tidak di produksi tetapi di department QA yang juga dikepalai oleh Expat waktu itu.

Di satu sisi saya tidak bisa bilang ke customer bahwa kita ada quality issue sehingga barang ditahan oleh Dept. Quality jadi ada keterlambatan. Bisa runyam kalau customer tahu. Di sisi lain terjadi konflik kepentingan antara departemen produksi & departemen QA.

Sementara saya harus membuat laporan ke customer saya apa yang terjadi. Maka mengarang indahlah yang kulakukan – istilahnya berbohong untuk kebaikan bersama namun at the end customer tetap akan mendapatkan produk akhirnya dengan standar mutu terbaik. Tentu saya tidak bisa begitu saja mengarang indah, harus ada data. Nah data inilah yang kadang sulit didapatkan – harus melewati para macan penguasa :).

Bayangkan betapa stresnya posisi saya seperti itu hampir setiap hari harus mengemis minta data produksi & merayu orang QA agar produk customer saya di release segera. Sementara para Expat itu menganggap mereka lebih superior jadi saya nggak dianggap.

Pernah terlintas untuk mengempeskan ban mobil mereka – saking jengkelnya 🙂 untung tidak kulakukan waktu itu.

Namun saya belajar banyak hal dari pengalaman tersebut. Moral of the story is: Jangan memendam dendam kepada siapa-pun seberapapun jengkelnya kita, terlebih dalam konteks professional karena masing-masing punya tugas & tanggung jawab. Serta tentunya punya style tersendiri dalam menjalankan tugasnya sehari-hari.

Itulah bagian dari company culture, you fight or flight.

Semoga bermanfaat.

Penulis : Ramli Halim > https://www.linkedin.com/in/ramlihalim/


By the way, kalau perlu kursus untuk upgrade skill, bisa ke Coursera atau eTraining Indonesia. Keduanya memberi sertifikat yang recognized di dunia industri.


DAPATKAN SERTIFIKAT KOMPETENSI

Perbesar Peluang Karir dan Kerja

“Seseorang itu diterima kerja / dipromosikan karena skills, dan disukai atau tidak disukai lingkungan kerja karena attitude.”


“Sandwich” Employee Read More »

Jawaban untuk Mengapa Kami Harus Memilih Anda?

Banyak kandidat akan menjawab sejumlah alasan diplomatis, antara lain : saya pekerja keras, komitmen, sehat, pantang menyerah, team player, “can do attitude” disuruh apa aja ngerjain tanpa ngedumel, adaptif dan seterusnya.

Hm… berarti Anda adalah kandidat ke 999.999 yang menjawab sama sesuai template di atas? Lantas, apa bedanya Anda dengan orang ke 999.998 sebelumnya?

Saran saya :

1 Pahami kriteria-kriteria yang dipersyaratkan.

Anda lihat kembali info Lowongan Kerja-nya, Anda tulis apa saja kriteria yang diperlukan, Anda cek industri dan posisi perusahaan tersebut terhadap industri dan Anda tambahkan kriteria-kriteria tersebut.

Kemudian setelah jadi sebuah kriteria baru tersebut, barulah..

2 Anda jabarkan bagaimana cara Anda menyakinkan Rekruter atas poin-poin tersebut.

Misalnya : di LoKer diinfokan bahwa mereka membutuhkan seorang yang Analitikal. Dan Anda searching tentang industri, dan posisi perusahaan di industri, Anda lebih memahami maksud dari kebutuhan ini yakni Anda akan diminta mencari, membaca, menginterpretasikan, mempresentasikan sejumlah data grafis terkait historikal achievement / result perusahaan.

Maka : tuliskan di secarik kertas bagaimana pengalaman Anda di perusahaan sebelumnya, bisa selaras dengan kebutuhan tersebut.

Misalnya : Anda memang terbiasa membaca data grafik, flow chart, tabel, dst-nya serta menganalisis sebab akibat serta menawarkan opsi-opsi solusi. Maka, hal itu yang Anda tuliskan di kertas tersebut. DITAMBAH, prestasi Anda. Misalnya, ada suatu ketika, karena analisis Anda, perusahaan jadi menyadari ketidakefisiensi-an produksi selama ini.

Mengapa harus ditulis? Karena otot motorik Anda diajak untuk mengingat. Dan Anda dilatih untuk menata kata. Jadi, Anda siap sebelum interview. Bahkan, Anda bisa cantumkan di CV Anda.

Tentu masih banyak contoh yang lainnya.

Intinya : Pahami kebutuhan (kriteria)-nya apa saja & Jawab Pertanyaan di atas sesuai pengalaman Anda yang sesuai kebutuhan kriteria. Jangan menjawab template alasan yang juga dilakukan ribuan orang sebelum Anda.

Jangan menjadi orang ke 999.999 yang menggunakan alasan yang sama!

Penulis : Handoko Gani, MBA. > https://www.linkedin.com/in/handokogani/


By the way, kalau perlu kursus untuk upgrade skill, bisa ke Coursera atau eTraining Indonesia. Keduanya memberi sertifikat yang recognized di dunia industri.


DAPATKAN SERTIFIKAT KOMPETENSI

Perbesar Peluang Karir dan Kerja

“Seseorang itu diterima kerja / dipromosikan karena skills, dan disukai atau tidak disukai lingkungan kerja karena attitude.”


Jawaban untuk Mengapa Kami Harus Memilih Anda? Read More »

Mbelgedhes People

Ada seorang teman yang posting kalimat motivasi di Linkedin. Tak berapa lama, salah seorang rekannya mengomentari “Lu ngapain posting motivasi di Linkedin , kita gak butuh motivasi, kita butuh opportunity”. “Kita butuh kerja bukan kata-kata”.

“wah, garang betul ini orang..” pikir saya..

Tentu saya jadi kepo dong. Mulailah lihat-lihat profil yang bersangkutan. Sekian belas tahun bekerja, pindah-pindah perusahaan. Tapi sayang, jabatannya cuma disitu saja. Tidak ada kenaikan sejak pertama kali kerja! Lihat skill-nya, kosong melompong (mungkin karena tidak di isi). Dan hampir 2 tahun ini tidak bekerja. Sibuk melamar sana-sini. Pakai kalung hijau.

Ini nih tipe orang yang cocok dimasukkan dalam kategori mbelgedhes. Kosong isinya, banyak maunya, minim effort-nya. Jangan dicontoh ya.

Padahal opportunity itu melimpah dimana-mana. Gak kerja jadi karyawan pun bisa menghasilkan uang. Kan ini jaman internet. Wong jualan foto diri pakai NFT saja bisa dapat milyaran.

Mau opportunity yang lain? Nih, jadi affiliate. Bisa Amazon, Clickbank, atau yang lain. Perusahaan saya, eTraining.id juga punya program affiliate. Tinggal bikin akun saja, gak perlu bayar apa-apa untuk jadi affiliate. Malah dapat sign-up bonus Rp 50K. Monggo, terserah mau ikut yang mana.

Lagipula situ sudah punya Linkedin atau akun medsos yang lain. Plus suka komentari postingan orang lain. Kan wes cocok kalau jadi affiliate.

Bikin saja postingan sendiri. Berisi tips atau pengalaman hidupmu, taruh link atau kode kupon affiliate-mu di dalamnya. Sambil nyari info lowongan kerja. Gitu kan enak. Cari kerja, sekaligus personal branding, sekaligus cari cuan.

Tapi ya gitu.. Jangan minta hasilnya instan. Di dunia ini tidak ada yang instan. Bahkan mie instan saja masih perlu direbus. Tul gak?


By the way, kalau perlu kursus untuk upgrade skill, bisa ke Coursera atau eTraining Indonesia. Keduanya memberi sertifikat yang recognized di dunia industri.


DAPATKAN SERTIFIKAT KOMPETENSI

Perbesar Peluang Karir dan Kerja

“Seseorang itu diterima kerja / dipromosikan karena skills, dan disukai atau tidak disukai lingkungan kerja karena attitude.”


Mbelgedhes People Read More »

Jangan Ikuti Artis Linkedin!

Judul diatas adalah sepenggal kalimat yang saya baca di salah satu komentar yang muncul di feed saya. Kalimat tersebut dituliskan untuk mengomentari postingan seorang koneksi yang minta pendapat soal pekerjaan. Mau gak kerja extra miles tanpa ada tambahan bayaran?

Dari sekian banyak komentar yang ada, satu itu yang keras banget komentarnya. : “Jangan ikuti artis Linkedin! Toh mereka gak biayain hidupmu. Kalau kamu kesulitan, emangnya mereka bantu?”

Duh nyelekit.

Saya paham siapa-siapa yang dimaksud sebagai “artis Linkedin”. Salah satu “artis”-nya adalah Pak William Wijaya yang tempo hari bercerita tentang kerabat beliau di salah satu post-nya. Kurang lebih isinya, kerabat beliau sukses dan menjadi salah satu top management karena mau do extra miles dalam bekerja. Postingannya sangat memotivasi, dan penuh positive vibes.

Nah, sekarang saya kasih sudut pandang soal ini, dari kacamata seorang owner sekaligus direktur, dengan pengalaman lebih dari 12 tahun.

Misal nih, saya mau mengangkat seseorang dari jabatan Manager ke GM. Maka umumnya, di beri dulu sedikit beban kerja GM. Suruh solve problem ini itu, yang biasanya bukan jobdesc-nya si Manager. Atau problem yang scope-nya, harusnya untuk level GM. Kalau dia berhasil, ya di beri lagi problem to solve. Sampai kapan? Sampai kita yakin betul, bahwa yang bersangkutan benar-benar mampu handle beban kerja dan tanggung jawab dari jabatan GM itu.

Kalau yang bersangkutan ternyata gagal dengan salah satu tugas “extra miles” yang diberikan, ya tidak apa. Si Manager tetap jadi Manager. Gak hilang muka juga karena gak bisa handle task yang memang sebenarnya diluar kapasitasnya.

Kalau si Manager secara keseluruhan ternyata terbukti mampu, ya tinggal angkat dia jadi GM (tentu gaji dan fasilitasnya ikut naik juga dong).

Saya yang mengangkat dia jadi GM, akan senang karena dapat seseorang yang proven. Seseorang yang terbukti mampu jadi GM. Yang diangkat jadi GM pun akan senang, karena ternyata “do extra miles” yang dilakukannya berbuah hasil manis.

Jadi prosesnya adalah : di test dulu dengan sebagian beban kerja untuk jabatan diatasnya, kalau lulus baru di naikkan jabatannya. Bukan sebaliknya. Dinaikkan dulu jabatannya, lalu berharap mudah-mudahan yang bersangkutan bisa perform.

Kalau orangnya ndilalah perform, sih enak. Itu beruntung nama-nya (ingat, kita tidak boleh mengandalkan keberuntungan dalam berbisnis).

Lha, kalau orangnya ternyata berperforma letoy seperti kerupuk kena kuah seblak, apa gak rugi ngasih jabatan ke orang seperti itu? Mau diajarin, kok ya bakal rugi waktu. Mau di pecat, sudah kebayang besarnya pesangon. Amsyong dah..

Jadi gitu.. Jangan buru-buru menolak kalau disuruh doing extra miles oleh atasanmu. Bisa jadi dia mencoba “mengukur” mu.

Atau.. Bisa jadi atasanmu memang brengsek. Huahaha..

Soal atasan brengsek yang wajib untuk di-say NO ketika menyuruh extra miles, saya bahas lain waktu. Kalau ada yang minat.

Penulis : Panji Rolandi


By the way, kalau perlu kursus untuk upgrade skill, bisa ke Coursera atau eTraining Indonesia. Keduanya memberi sertifikat yang recognized di dunia industri.


DAPATKAN SERTIFIKAT KOMPETENSI

Perbesar Peluang Karir dan Kerja

“Seseorang itu diterima kerja / dipromosikan karena skills, dan disukai atau tidak disukai lingkungan kerja karena attitude.”


Jangan Ikuti Artis Linkedin! Read More »

Etika untuk Resign

“Emang ada yah etika buat resign?”
Ada dong!

Manager Anda adalah saksi hidup yang akan meneruskan kebaikan atau keburukan performa kerja Anda di suatu perusahaan, jadi kalau Anda masuk baik-baik, idealnya juga keluar baik-baik.

Siapa tahu, suatu saat Anda membutuhkan reference dari atasan Anda sebelumnya, nggak hanya 1-2 reference check, tapi bisa 3-4-5 reference.

Apalagi, kalau ada permintaan dari calon company baru bahwa reference-nya wajib dari previous direct manager, so… mau ga mau, meski Anda sebel sama manager Anda, you will need his or her help, untuk bisa bantu di karir selanjutnya.

Jadi, di bulan terakhir Anda kerja, pastikan justru performance Anda tidak kendor , attitude tetap terjaga, semangat tetap baik, dan kolaborasi tetap strong. Jangan malah ogah-ogahan, udah mikir mo pindah, malah sering ijin absen, sakit, telat dll-nya.

Anggap semua relationships as investment.
You never know one day bakalan balik modal.

Ada yang punya pendapat lain?

Penulis : Patricia Setyadjie > https://www.linkedin.com/company/patriciasetyadjie/


By the way, kalau perlu kursus untuk upgrade skill, bisa ke Coursera atau eTraining Indonesia. Keduanya memberi sertifikat yang recognized di dunia industri.


DAPATKAN SERTIFIKAT KOMPETENSI

Perbesar Peluang Karir dan Kerja

“Seseorang itu diterima kerja / dipromosikan karena skills, dan disukai atau tidak disukai lingkungan kerja karena attitude.”


Etika untuk Resign Read More »

CV = Iklan Diri

Bayangkan saat Anda lagi lihat iklan sebuah produk. Kalau kita merasa hal-hal tersebut cocok dengan kebutuhan, tentu kita jadi pengen beli kan?

Begitu pula dengan rekruter sebuah perusahaan saat melihat sebuah CV. Skill yang relevan dengan sebuah posisi yang dilamar akan memperbesar kemungkinan mendapatkan posisi yang diinginkan.

Biasanya ada soft skill dan hard skills yang dimasukan di CV.

Nggak hanya itu saja, kadang ditambahkan dengan interpersonal skills untuk meyakinkan pembacanya bahwa kita qualified candidate.

[Soft Skill]

Soft skill adalah kualitas diri yang digunakan untuk berinteraksi dengan orang lain secara efektif dan harmonis. Dari definisi oleh Oxford Dictionary, soft skill adalah kemampuan interpersonal, kecerdasan emosional, dan sejenisnya. Soft skill biasanya didapatkan bukan dari pendidikan formal, tetapi dari pengalaman-pengalaman dalam hidup. Akan tetapi, beberapa juga bisa dilatih.

Rekruter biasanya melihat soft skill untuk menilai karakteristik seorang kandidat. Soft skill yang bisa dicantumkan di CV adalah yang relevan dengan pekerjaan yang dilamar atau soft skills yang banyak dicari misalnya teamwork, collaboration, negotiation, presentation, dll.

[Hard Skill]

Hard skill adalah kemampuan khusus yang dibutuhkan untuk suatu profesi atau jenjang karier secara profesional. Jenis skill ini bisa diukur secara objektif dan dievaluasi, bisa dinilai secara numerik juga.

Contohnya, Anda akan melamar pekerjaan sebagai seorang social media specialist. Berarti, hard skill yang harus dimiliki adalah social media marketing dan analytics.

Hard skill lainnya yang mungkin dimasukkan ke dalam Resume adalah:

  • content writing
  • video editing
  • digital photography.

Selain itu, juga perlu memasukkan hard skill teknis. Skill teknis ini adalah keahlian yang dibutuhkan untuk bisa melakukan hard skill dengan optimal.

Untuk bisa menjadi social media specialist yang andal, skill teknis yang dibutuhkan salah satunya adalah bisa mengoperasikan tools-tools analytics, editing, media sosial, dan lainnya.

Gimana cara penulisannya?

  1. Jangan hanya menulis skill-nya saja, tetapi jelaskan bagaimana skill tersebut bermanfaat dalam pekerjaanmu, misalnya “Leadership and Teamwork: Leading social media team and work with Creative Dept to present campaign X between Q2 2021″
  2. Use impactful words: lead, strategize, created, managed, initiated.
  3. Relevant Keywords, sesuai posisi yg dilamar, misalnya : copywriting, social media, analytics, data management, SEO, SEM dll.

Useful? Feel free to share!

Penulis : Patricia Setyadjie > https://www.linkedin.com/company/patriciasetyadjie/


By the way, kalau perlu kursus untuk upgrade skill, bisa ke Coursera atau eTraining Indonesia. Keduanya memberi sertifikat yang recognized di dunia industri.


DAPATKAN SERTIFIKAT KOMPETENSI

Perbesar Peluang Karir dan Kerja

“Seseorang itu diterima kerja / dipromosikan karena skills, dan disukai atau tidak disukai lingkungan kerja karena attitude.”


CV = Iklan Diri Read More »